9 || valentine.

431 11 4
                                    

"gue pacarin aja saudara rara, abis itu habis deh."

***

"lo.. lo serius, raya?" mia menatap seolah tidak percaya dengan rencana raya. mia sepertinya tidak setuju dengan rencana raya kali ini, padahal mia selalu saja menurut bahkan ikut menikmati jika raya membully Seseorang.

namun.. kenapa mia sungguh tidak tega mendengar rencana bully yang dibuat oleh raya? jawaban simpel, ia juga sama seperti rara. mia memiliki kakak saudara yang sangat tulus menjaganya. bagaimana jika rara tahu rencana raya kali ini sedikit kejam?

raya menarik sebelah alis. "kenapa? bahagia dong, mia. lo biasanya senang kalau soal gini." nada raya terdengar jengkel.

"raya, gue juga sama seperti rara. gye takut karma raya." bisik mia. bisikan mia mampu membuat raya murka.

"peduli gue!? mau dia nangis atau bundir juga peduli gue apa?, lagian dia dalang di balik gue putus sama mahen kan?" jelas raya panjang.

"please raya, jangan. gue takut."

raya memutar bola mata nya malas. menarik pundak wanita itu agar lebih mendekat dengan nya. "lemah." ujar raya seolah menyindir kelemahan mia.

"kalau lo enggan ngasih ke gue identitas itu, gue pergi!" bisik raya penuh penekanan

muak dengan suasana keadaan, raya menyenggol kuat bahu mia sehingga mia terjatuh dan tidak bisa berkutik. raya hanya melihat sekilas kemudian melenggang pergi dari lokasi.

***

AFGAN POV

Pukul 10 malam lewat 10 menit. Afgan baru saja tiba di rumah setelah sekian lama ia berada di kantor. tadi siang sekretaris Afgan menelepon, ia di beritahu jika siang itu ada meeting penting yang harus ia laksanakan. lantas pria itu segera bangkit dengan raut wajah panik, sungguh ia lupa jika ada meeting pada saat siang itu.

mungkin bisa dibilang Afgan gila kali ini. iya, di hari valentine saat ini. Afgan sengaja membeli cokelat merk silverqueen di Alfamart tadi. tidak aneh terdengar Afgan membeli cokelat itu, namun sangat aneh jika Afgan membeli 1 batang cokelat berukuran besar untuk satu orang. siapa lagi kalau bukan untuk Rara.

tangan Afgan tidak berhenti mengelus cokelat yang berukuran besar itu di tangan nya. kini ia berada tepat di depan pintu kamar si manis, sebelah tangan Afgan bersiap untuk mengetuk pintu. namun sebuah pikiran terlintas. "emang dia suka cokelat ini?" bisik Afgan. tangan yang tadi nyaris ia bawa untuk mengetuk pintu, seketika terdiam.

"nanti bilang apa ke dia?" bisik Afgan panik. tidak mungkin cokelat ini di buang. ia menghela nafas berkali-kali, bahkan sudah lebih 5 kali Afgan berlatih dan mencari kalimat bagus untuk ia katakan di depan sang adik nanti.

"i-ini cokelaf buat kamu sayang.. happy valentine- No.. terlalu polos."

"happy valentine my dear.."

"belahan jiwaku.. ambil cokelat ini sebagai tanda- AKH NGACO!" di akhir Afgan berteriak, reflek ia menutup mulut panik.

AFGAN END POV

"ITU KAKAK!??" teriak Rara dari balik kamar. Afgan panik setengah mati di kala mendengar suara hentakan kaki Rara mengarah ke depan pintu. "sebentar di bukain yaaa." terdengar pula suara lembut Rara di balik pintu, membuat Afgan mematung di tempat.

"sayang jangan di buka pintunya!" teriak Afgan gugup, namun terlambat. Rara sudah membuka duluan pintu kamar nya.

"ada apa kak?- LOH!?"

"kak, itu buat aku ya!?" senyuman manis tercetak sempurna di bibir Rara. Afgan kembali mematung, bahkan bergetar ketika melihat pesona sang adik yang begitu indah di mata nya. ia ingin pingsan.

Rara kagum melihat cokelat yang ada di genggaman Afgan. pria itu tersadar kemana arah mata Rara, kemudian mengangguk.

seketika muka canggung dan panik Afgan berubah 180°

"yeah.. it's for you my dear.." bisikan deep Afgan mampu membuat semburat merah di sekitar pipi Rara.

Afgan tersenyum tampan sambil memberikan cokelat itu. sungguh mempesona.

Rara menerima cokelat itu, tetap dengan kondisi wajah merah total nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara menerima cokelat itu, tetap dengan kondisi wajah merah total nya. Afgan terkekeh lucu di buat nya. ia mengusap dan mengacak rambut itu dengan lembut.

"jangan lupa di makan dan satu peringatan, jangan di makan setiap hari. okey?" ujar afgan lembut. sangat lembut sehingga jantung Rara menghangat.

"okey.. makasih ya kak." bisik Rara terdengar samar.

sebelum Si manis ingin berbalik ke kamar, segera Afgan menarik bahu Rara lembut. dengan cepat Afgan menarik Rara kedalam pelukan hangat nya. Rara tentu menerima saja tanpa protes.

"oh iya, satu lagi." bisik Afgan lembut di ceruk leher Rara.

Rara yang sibuk mengelus kepala pria itu menoleh. "Apaa?" bisik Rara.

Afgan menggendong Sang adik dengan gerakan kilat. ia membawa gadis itu ke kamar nya, tidak lupa juga menutup pintu itu.

"KAK BIKIN KAGET TAU!"

"maaf.." Afgan mulai berjalan menuju kasur dengan Rara di gendongan nya. setelah menidurkan si manis, ia duduk di tepi kasur dengan wajah yang menunduk nyaris bersentuhan dengan pelipis gadis itu.

"kiss jangan lupa."

CHUP!

bibir mereka berdua menyatu dengan erat. Rara reflek memejam di kala Sang kakak melumat bibir nya dengan tempot terburu buru.

Afgan dan Rara terlalu larut dalam ciuman mereka, bukan ciuman namun melumat. tanpa di sadari Afgan dan juga Rara, kini Afgan berada di atas si manis seolah mengukung nya ke dalam pelukan.

dengan liar Afgan menahan tengkuk Rara di kala merasakan Rara ingin memundurkan kepala nya. sontak Rara kaget, memukul dada bidang Afgan dengan cepat. pasokan oksigen gadis itu mulai menipis namun Afgan enggan melepaskan ciuman itu.

dengan terpaksa Rara harus mendorong kasar wajah Afgan ke samping. Afgan tentu tidak terima dan melotot garang.

"kenapa di lepas!?" tatapan Afgan menajam seperti ujuang pisau yang sangat lancip.

Rara membalas tatapan garang Afgan. "SESAK TAU! KAKAK LAMA BANGET CIUM NYA!" teriak Rara emosi.

tidak ingin empu nya marah. ia segera menarik Rara ke dalam pelukan pangkuan nya. memeluk gadis itu posesif. "maaf sayang.. jangan marah ya.. nanti cokelat nya di tarik lagi loh." ancam Afgan dengan nada mengejek, namun Rara percaya ancaman itu.

"jangan! yaudah tidak marah lagi.." Rara memeluk tidak kalah erat tubuh kekar Afgan. kepala si manis itu kini tenggelam di leher Afgan.

Afgan terkekeh lembut dan mengelus pucuk kepala Rara dengan gerakan lambat.

"of course, good night my love.."

terlalu larut dengan usapan Afgan, kini Rara terbawa suasana. ia mulai memejamkan mata indah itu. tentu Afgan semakin memeluk erat adik nya itu, hingga Afgan ikut tertidur dengan posisi nya sekarang.



bersambung...

oemji.. HAPPY VALENTINE YAAA 💀
semoga di giniin juga sama lovers kalian.. XD.

STEP BROTHER || afgan story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang