"bete tau kak! awas, rara masih marah yaa sama kakak!" rara mulai mendorong dada bidang afgan dengan sekuat tenaga dan itu berhasil karna afgan mengalah. afgan terkekeh lucu sambil membuntuti si manis dari belakang.
***
"rara, ra.. masih marah sama kakak? kakak kangen sama kamu, sayang." bisik afgan terdengar lirih.
ya, kini mereka berdua berada di sofa dekat ruang tamu. sadari tadi mata rara hanya fokus pada televisi yang menampilkan siaran drama disana. disaat itu afgan terus terusan di kacangin oleh si manis.
rara duduk diatas sofa, sedangkan afgan duduk di lantai dengan tingkah laku anak kecil merengek seperti ingin permen. si manis menghela nafas lelah.
"sudah kak. sini duduk samping rara."
"tidak mau." afgan melirik sinis ke arah rara. kenapa afgan menjadi grumpy seperti ini?
"loh!? kenapa kakak yang jadi marah sama rara?? huh!"
"terserah kakak."
rara melotot kesal. "okey.." bisik rara terdengar merinding di telinga afgan.
"okey kenapa?" ujar afgan penasaran namun selanjut nya yang terjadi adalah..
"selama 2 hari, selama itu juga kakak tidur di kamar sendiri." final, afgan mematung. bibir afgan seketika pucat pasih.
ketika rara berdiri hendak ingin pergi ke kamar, afgan segera merosot dan menggantung di kaki sebelah kiri rara. "TIDAK MAU!! TIDAK MAU!!" teriak afgan histeris.
rara berusaha untuk melepaskan cengkraman afgan di kaki milik nya. terpaksa ia menyeret afgan hingga menuju tangga, pria itu menahan kaki rara.
"tarik ya?"
"tarik apa."
"tarik ucapan kamu, please.."
Rara menghela nafas lelah. Ia menyesal telah cuek ke sang kakak dan kini pria itu grumpy seperti anak kecil tidak tahu malu. Rara terpaksa melakukan sesuatu yang dengan berat hati Rara lakukan..
"AHHH!!" Dengan tega Rara mendorong afgan yang masih menggantung di kaki nya dengan sekuat tenaga. Bisa di lihat wajah kesakitan afgan membuat Rara merasa amat sesal namun terpaksa. Kini si empu lari terjirit jirit ketika afgan teriak hingga membuat rumah terbilang besar itu menggema.
"FUCK, RARA!!!"
***
Seorang wanita dengan gaya grasak grusuk membuka pintu secara kasar, membuat penghuni rumah itu menoleh kearah asal suara dan memandang wanita itu dengan tatapan "kasihan". penghuni rumah itu bersuara.
"Muka lo jelek banget? Abis ngapain?" Ujar seorang wanita yang terdengar mengejek seseorang.
Yang di ejek itu tidak jauh dari sana, baru saja masuk ke dalam ruangan besar yang di lengkapi dengan sebuah papan "TARGET" bully-an. wanita itu melemparkan tatapan sinis. ia berpenampilan sangat terbuka dan tentu nya dengan polesan make up tebal di wajah itu.
"gue ada masalah, mia." ucap nya tajam ke mia yang tadi mengejek.
mia mengerutkan alis nya. "masalah apalagi? lo putus sama mahen?" seperti sebuah bisikan, ia tidak mau menyinggung perasaan.
firasat mia benar kali ini. ketika ia menyebut "MAHEN" ke dalam ucapan nya, wanita itu melemparkan sebuah vas bunga berukuran segenggam ke dinding. mengakibatkan pecahan vas itu tersebar. mia bangkit dan menahan orang itu ketika ia ingin melemparkan sebuah barang lagi.
"udah raya, anjing bisa habis barang lo buat."
"GUE EMOSI MIA!" bentak raya ke mia, si lawan bicara justru tidak terima raya membentak dirinya.
"GUE TANYA KENAPA ANJING!?" seketika raya terdiam.
tubuh raya melemas tidak karuan. melepaskan cengkraman mia dengan kasar dan pergi menuju sofa yang tidak jauh dari sana. tubuh itu merosot seperti jelly.
raya menghela nafas berat. "tadi pagi gue ketemu murid, namanya Rara." mia mengangguk di kala raya menjelaskan.
"akhir akhir ini mahen deketan terus sama dia, mia. firasat gue itu pacar mahen yang ke dua. mereka berdua selalu ketempelan." jelas raya panjang lebar.
mia terkekeh. "lo udah nyari tahu?" ucapan mia tentu mendapatkan gelengan dari raya. "jadi? kenapa lo nuduh yang tidak tidak. coba cari dulu. mau gue bantuin?" raya langsung mengangguk cepat sebagai jawaban.
"tolongin gue mia."
mia mengangguk. "tapi kalo dia memang tidak salah?"
"gue usik." bisik raya. wanita itu tertawa garing.
mia menganggap ucapan raya tadi hanya bercanda. ia lantas pergi meninggalkan raya sendirian disana.
raya yang masih betah duduk di sofa usang itu, dengan cepat mengeluarkan sebatang rokok sisa di saku. menjepit dengan bibir rokok itu dan membakar ujung rokok dengan korek api di tangan nya.
shufff~
asap rokok raya mengepul sangat banyak. pikiran raya kini tidak bisa di jernih kan. masalah broken home, sekolah, dan sekarang juga di tambah dengan masalah ia dan rara. raya melamun sangat lama, memikirkan sesuatu yang tidak akan selesai dalam waktu singkat.
"gue bully Rara, dan masalah gue selesai." raya terkekeh sinis kemudian melanjutkan tugas rokok nya.
tidak lama dari itu mia muncul dengan kabar yang membuat senyum raya mengembang ngeri.
"GUE DAPAT IDENTITAS RARA!"
raya segera membuang puntung rokok itu sembarang, ia segera bangkit dan lari kecil. mia memberikan LAPTOP nya ke raya, dengan senang hati pula raya menerima laptop itu.
"gue baru dapat identitas rara dan juga identitas saudara rara. ganteng tau ray.." ujar mia sambil menggoda raya.
raya bersiul halus ketika menemukan sosmed INSTAGRAM rara di data identitas itu.
*nama lengkap : KINAYA RARA ALUNA
umur : 16 TAHUN
tempat tinggal : KOTA JAKARTA/PERUMAHAN PERMATA SARI, BLOK 5T
LAHIR PADA TANGGAL [28/09]"sebentar lagi sweet seventeen rara."
"gue punya ide."
mia dengan cepat menarik laptop itu. "tanggal 28?" bisik mia dan ucapan mia mendapatkan anggukan samar dari raya.
"iya." raya merebut kembali laptop mia dengan gerakan yang tidak kalah cepat.
"em.. sekarang lo cari identitas saudara rara." senyuman raya tidak pernah luntur sadari tadi. justru membuat mia takut.
"buat?"
"gue pacarin aja saudara rara, abis itu habis deh."
bersambung..
APA INII!? merasa gagal buat cerita hari ini. belajar lagi deh.. 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER || afgan story.
Teen Fiction"kak.. mama dan papa tinggalin kita??" seorang gadis menangis dengan lembut namun menyakitkan. sadari tadi menatap foto mendiang orang tuanya yang meninggal tepat pada tanggal 3, 2 hari yang lalu. "ya.." suara berat itu menusuk pendengaran gadis itu...