5|| cabul.

1.5K 16 0
                                    

"baru juga mau diajak pdkt." ujar mahen pelan.

***

suasana hening sangat membuat rara risih. ia heran kenapa sang kakak hanya berdiam diri seperti patung? rara tau jika afgan sedang menyetir namun apakah terlihat aneh jika ia hanya fokus menyetir tanpa menghangat kan suasana disini.

rara mendengus kasar, ingin memulai percakapan namun dari mana? oh iya, rara punya ide "kak!" seru rara dengan senyum terpaksa di wajah nya. afgan hanya menoleh tanpa menjawab yang membuat sang empu mendengus kasar lagi.

"kakak jangan diam aja, tanyain rara plis" ujar rara dengan wajah lesu terpampang jelas. afgan menarik sebelah alisnya ketika menemukan pertanyaan.

"siapa pria tadi ra?" penglihatan afgan masih ter fokus melihat jalan di depan pandangan nya.

sang empu menoleh kearah sang kakak. ia belum menceritakan tentang mahen ke sang kakak. mungkin ini penyebab afgan diam tadi, pikir rara.

"mahen namanya kak, anak kelas 12 hehe" kekehan terdengar di akhir kalimat. jika di ingat lagi ia tersipu malu. senyum lebar merekah manis di bibir rara.

"jangan terlalu dekat dengan orang lain. bisa saja dia menghasut kamu dan masuk kedalam perangkap busuk." ujar afgan datar membuat senyum bahagia rara luntur seketika. sial afgan, tidak bisa kah ia mendukung?

mendengar hal itu, rara menatap tajam afgan. "dia baik kok! buktinya tadi rara kebingungan dia bantu." kesal rara membela mahen dengan bangga di hadapan sang kakak. afgan mendengar hal itu justru tertawa lucu. omong kosong menurut afgan.

"ra, kakak lebih duluan lahir dari kamu. kakak tahu duluan mana yang salah dan benar, jangan membantah dan ikuti saja peraturan kakak." ucapan afgan menusuk hati rara sedikit. itu memang benar, saking benar nya membuat gadis itu terdiam membisu. afgan yang melihat hal itu tersenyum puas dan mengangkat tangan kekar itu ke arah atas kepala sang adik, mengusap helaian rambut itu dengan lembut.

"kehidupan kamu kakak yang atur ra. tinggal pilih mau atau tidak?" tangan afgan masih betah mengelus helaian surai halus itu.

rara menoleh ke samping dan mengangguk patuh "maaf kak.. iya rara ikutin kemauan kakak." ujar sang adik lemah, membuat afgan mengangguk mantap. dengan perlahan membawa kepala sang adik mendekat ke bibirnya.

cup..

"good girl, babe.." bisik afgan dengan suara yang mungkin saja kalian dengar membuat orang merinding seketika.

tangan afgan kini sibuk menyentuh stir mobil itu. suasana kembali hening yang membuat rara sedikit mengantuk. lama kelamaan dirinya dilanda rasa kantuk yang berat. afgan seketika menoleh kesamping kursi itu, mata tajam itu menatap rara. kemudian tangan kekar pria itu kembali terangkat keatas dan mengelus surai halus rara dengan lembut yang membuat sang empu terhanyut oleh sentuhan lembut afgan. seketika kesadaran rara diambil alih oleh mimpi. afgan menghentikan seketika elusan lembut di pucuk kepala rara.

mobil itu di parkir kan oleh afgan tepat pinggir jalan. afgan kemudian memberhenti kan mobil itu dengan telaten, kemudian badan pria itu di toleh nya ke samping menghadap tubuh rara yang sedang sibuk tidur.

seketika afgan mencondong tubuh nya hingga kini afgan sangat dekat oleh tubuh sang adik. "habis dimarahin langsung tidur, kebiasaan ya.." bisik afgan dengan suara deep. tangan afgan terangkat untuk menyelip kan anak rambut rara ke belakang daun telinga itu dengan lembut. perasaan dirga kini tidak baik karna ia melihat pemandangan yang indah menurut nya.

"you are so beautiful, ra." bisik afgan kembali sambil bermain di wajah rara dengan jari yang membuat si empu terganggu namun tidak lama kembali tertidur. afgan terkekeh dibuat nya.

STEP BROTHER || afgan story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang