"ck untung saja cepat membeli, kalau tidak memalukan sekali." ujar afgan kesal dan kemudian pergi.
***
KRING! KRING!
jam berbunyi di pukul 05.00, seorang gadis berambut sebahu kini bangkit dari alam mimpi dan duduk dengan mata yang masih mengantuk. tangan gadis itu segera mencari dimana letak benda yang berbunyi tanpa henti itu. setelah mematikan jam itu, sang empu menguap.
"hoam.. jam 5 pagi yaa" tutur rara ingin beranjak dari kasur namun dirinya menangkap benda asing di nakas samping tempat tidurnya. tadi malam ia tidak merasa melihat papper bag besar itu.
rara meraih bag besar itu, ketika dilihat dari logo bag itu seperti logo sepatu yang dikenal orang dengan harga yang lumayan menghabiskan uang. benar saja, isinya sebuah sepatu berwarna hitam full. apakah afgan yang membelikan untuk dirinya?
"wah! sungguh ini bagus" senyuman manis dengan pipit di samping bibirnya menambah kadar keimutan rara. yang tadinya sang empu mengantuk kini kantuk itu menghilang begitu saja! "aigoo.. hehehehehe" cengiran bodoh itu berada jelas diwajah sang empu.
sesudah memakai sepatu itu, rara segera berjalan kearah kaca besar di lemari pakaiannya.
"bagus, jika begini aku akan semangat sekolah deh." si manis berulang kali memutarkan tubuhnya ke kanan dan kiri melihat sisi sepatu itu dengan kagum.
namun, seolah sadar terlalu banyak bergaya di depan kaca dengan gaya centil kini jam sudah menunjukkan pukul 05.20 menit. ia segera melepaskan sepatu itu dan pergi mandi.
***
terlihat afgan baru saja keluar dari kamar dan berpapasan dengan rara keluar menggunakan sepatu yang ia baru beli semalam. rara menyadari jika afgan melihat dirinya segera menyusul.
"hehehe terima kasih ya kakak afgan sayangg.. rara suka sepatunyaaaa" ujar rara manis sambil tersenyum. afgan yang melihat itu dengan gerakan cepat memeluk sang adik penuh sayang.
"tentu sayang. maaf kakak tidak peka semalam, abis kakak lupa" ringis afgan pelan.
rara mengangguk dan menatap pria itu. "tidak masalah kak. ayo sarapan" rara menarik lengan kekar afgan pergi ke meja makan, afgan hanya mengikuti langkah rara dari belakang.
meja makan itu memang ramai, hanya ocehan rara saja. afgan dibuat kelelahan menjawab satu persatu pertanyaan sang adik dengan sabar. pertanyaan yang dilontarkan sang adik juga sangat random. seperti..
"kenapa yaa hidup lama tidak mati lama juga?" rara memiringkan kepalanya.
"kakak SMA ambil kelas ipa kan? kenapa hati tidak berbentuk hati juga?" ujar rara lembut, dentingan garpu dan sendok beradu dipiring rara.
"kenapa yaa rara belum punya pasangan?" NAH! soal yang tiba tiba menarik atensi afgan. afgan yang tadinya duduk dengan lemas sambil memakan sarapan dengan malas kini duduk tegak.
"ada sayang.." kekeh pelan afgan sambil mengusap surai halus milik rara. rara memiringkan kepalanya ke samping menatap afgan.
"manaa??" desak rara.
"adaaa, lihat samping kanan kamu ra" atensi rara teralihkan ke sampingnya "gimana?" ucap afgan penasaran.
"tidak! kita kakak adik." rara mengucap dengan enteng membuat raut wajah afgan seketika berubah. kakak adik katanya?
afgan menatap rara dengan tajam, namun rara tidak menyadarinya. "lagipun.. kenapa kakak selalu bersikap tidak selayak seorang kakak sih? aneh tau.." bisik rara, afgan segera berdiri dari duduknya. ia tiba tiba tidak nafsu melanjutkan sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER || afgan story.
Genç Kurgu"kak.. mama dan papa tinggalin kita??" seorang gadis menangis dengan lembut namun menyakitkan. sadari tadi menatap foto mendiang orang tuanya yang meninggal tepat pada tanggal 3, 2 hari yang lalu. "ya.." suara berat itu menusuk pendengaran gadis itu...