6

13 1 0
                                    

6. Mulai peduli?





XI IPS 1
1:45AM|






"Nomer 1a... 2c 3a 4b-"

"Tar-bentar, no tiga tadi apa?"

"7c 8e 9a 10b-"

"Sab, ngaleman dikit napa??" Gisna, si cowok tukang emosi di XI ips 1 itu bangkit dari duduknya dengan wajah keruh.

"11u 12m 13z! udah Gis, lo mau nyontek??" dan Luffy, si cowok paling tengil di kelas menatap keadaan sengit dengan wajah polosnya.

Sabrina si ketua kelas menghela nafas kesal. "Dengerin makanya! Yang berfungsi cukup telinga sama tangan lo doang!!"

"Baby, duduk sini beb!" Gita selaku kekasih tampak iba melihat wajah lusuh Gisna. Cowok itu beranjak menghampiri kursi kosong disamping Gita sembari berekspresi sedih seolah dia manusia paling tersakiti. Cewek itu tampak menyambut kekasihnya dengan raut simpati. "Adu-du-du, udah ya sedihnya. Jangan deket-deket Luffy makanya!"

Luffy ditempat mengerjap, mununjuk diri cengo. "Gue salah apa bray?"

Tau-tau Gisna menoleh menatapnya nyolot, membuat bibir Lufi bergetar merasa tersakiti.

"Siap-siap lo semua gue ulang, dengerin!" Seru si ketua kelas didepan. "1a 2c 3a...."



Di kedaan rusuhnya suasana kelas tak membuat pokus Sheey buyar. Gadis itu tampak anteng dengan kegiatannya, telinga yang biasa tersumpal earphone itu kini tampak kosong, menunduk pokus pada buku LKS di depannya. Tangan kirinya menelusup dari balik rambut pada area leher, upaya menopang ketenangan dari posisi duduk tegaknya. mata berbulu lentik itu sesekali bergulir sinkron dengan kegiatan tangannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Nomor 18 jawabannya lain lagi, cuma yang pilih d atau e di betulin aja ya, tsayy!"

"Oke tsay!" Sahut Luffy dengan nada hiperbola. "Dih, siapa lagi yang pilih a? Gisna pasti!"

"Heh!" Gisna mendengarnya, dia lantas menoleh dengan raut garang. "Ngadi-ngadi nyalahin gue, lo tuh modal ngitung kancing tadi!"

Nomor 18 jawabannya lain lagi, cuma yang pilih d atau e di betulin aja ya, tsayy!

Sheey bergeming untuk sesaat. Dia bukan sosok yang terlalu ambisius soal nilai, hanya saja hasil dari nomor 18 ini tampak membuatnya menghela nafas, dugaan karna dia tidak yakin akan jawaban yang satu ini terjawab sudah. Tanpa ragu, gadis itu menyilangkan-memberi tada X- hasil dari nomor 18 tersebut, padahal jelas-jelas jawabannya d, masuk kriteria.

"24c 25a! Udah ya, beres??"

"Sab, 17 tadi apa??"

"24a 25c??"

It's Me (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang