8. Bad Impression
Saat mendengar pintu depan terbuka. Wanita cantik dengan apron kotor memanjangkan leher mengintip ke ruang tamu.
"Kenn?" Panggilnya memastikan. Mendapati suara ramai, Sekar kembali menoleh, untuk yang terakhir dia memasukan satu loyang cake kedalam oven. "Mba! Titip bentar ya."
"Iya bu."
Membiarkan Asistennya yang kini berkutat didapur seorang diri. Sekar beranjak tak lupa setelah cuci tangan dan melepas apron kotornya. Menghampiri Putranya yang tengah mengobrol dengan ketiga temannya.
"Barra masih dimana katanya?"
"Udah otw anaknya."
"Yaudahlah,"
"Eh, Tante!" Tyson menyapa ramah saat mendapati Mamanya Kenn berdiri diantara mereka. Lelaki berbadan gempal itu menyondorkan tangan sopan. Menyalami. Diikuti kedua temannya. "Sehat Tan?"
Sekar mengangguk, menebar senyum ke Ibuan. "Kamu jarang ikut kesini sekarang."
"Tiga hari di opname dia, Tan." Sultan yang menyahut. Lelaki tampan berkaca mata itu melirik perut buncit Tyson tak santai.
"Lho, kenapa. Sakit kamu?"
J
Mendengar nada khawatir Mamanya Kenn, Tyson mencebikan bibir sedih, mengangguk dengan raut haru. "Saya sakit Tan, kemarin baru aja di vonis dokter, katanya saya mengidap gastritis akut karna stress.""Yaampun!" Pekik wanita itu menutup mulut dengan wajah syok. "Apa itu?"
Kenn di sofa melirik mamanya geli.
Tau-tau Azzam menepuk perut Tyson gemas membuat lelaki gempal itu memekik. "Gangguan pencernaan, Tan."
Melihat raut merata Sekar setelahnya, Tyson menggaruk tengkuk canggung. "Itukan juga penyakit."
"Ya lo pake lagak di vonis, orang mikirnya penyakit berat ." Sahut Sultan tak habir pikir.
"Lo ngtawain penyakit gue Zam?" Mendapati Azzam masih membungkuk menertawakan. Tyson lantas memasang raut muka tersakiti.
"Udah-udah!" Sekar mulai menengahi. Lalu menatap Tyson lembut. "Sekarang gimana?"
"Udah gak papa kok, Tan." Sahutnya, mendelik sengit melihat Sultan dan Azzam tengah mencibirnya. "Tapi saya masih harus minum obat."
"Ya iya harus biar cepet sembuh!"
"Tapi belum makan."
Berbeda dengan Sekar yang tersenyum lebar. Sultan dan Azzam mulai menghujat terang-terangan.
"Nanti kita makan siang bareng, Ya? Tante ke dapur dulu, lagi ngadon soalnya."
"Iya Tan, ijin ke atas ya kita..." Kata Sultan mengkeret kaki untuk beranjak setelah melihat Kenn-temannya-beranjak mendahului. Tak lupa lelaki itu menarik Azzam juga.
"Lagi bikin cake yan, Tan?" Tanya Tyson memastikan. Mendapati anggukan Sekar, lelaki gempal itu mengulum senyum. Beranjak mengikuti Mamanya Kenn kedapur. "Mau saya bantuin, Tan?"
Setelahnya, tawa Sekar pecah. Menepuk gemas bahu lebar teman putranya. "Kamu ini!"
Di lantai dua.
Ketiga lelaki berprawakan tinggi berjalan santai dengan kaki telanjang. Ralat hanya Sultan dan Azzam, Kenn dengan sandal capit hitam andalannya menginjak marmer putih dengan langkah lebar.
Baru dua langkah setelah ketiganya melewati undakkan tangga. Bunyi bedebum jatuh dari ruangan berpintu cat putih yang akan dilewati berhasil menarik atensi ketiga pemuda itu. Disusul suara desisan lirih kesakitan bukan menambah kesan horor, melainkan kekhawatiran mengetahui siapa orangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/356972492-288-k798556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (ON GOING)
Teen FictionApa arti sebuah keluarga bagimu? Berawal dari tugas cerpen bertema keluarga, Sheey harus dihadapkan pertanyaan keramat yang dihindarinya, bukan karna tidak punya jawaban, tapi menyayangkan diri karna jawaban dan realita kehidupannya bertolak belakan...