#2

28 8 24
                                    

Happy Reading

Setelah pemakaman Nindya, rasa benci kakak laki-laki Senja bertambah, dan Ayahnya juga mulai membenci Senja.

Setelah bertahun-tahun, Senja tak tinggal lagi dirumah Ayahnya, tetapi Senja tinggal di rumah bibi Lia.

*Flashback on

Saat Senja masih dirumah sakit, Ayahnya sangat stres, bagaimana dia mengasuh Senja, sedangkan keluarga Senja membenci Senja.

"Apa yang harus saya lakukan, saya tidak mau mengurus anak ini, gegara anak ini istri saya pergi", ucap Dirga sambil menatap tajam Senja.

"Yah, siapa yang akan mengurus anak ini?, saya tidak mau anak ini di rumah kita", ucap Laut yang tiba-tiba datang dari belakang Ayahnya, Dirga.

Mereka berdua berfikir, mau diapakan Senja, mereka mau baby sitter tapi mereka tak ingin jika Senja berada dirumah itu.

"Yah, gimana kalo kita masukkan saja ke Panti Asuhan atau tidak kita buang aja ke jurang", ucap Laut.

"Ide yang bagus", ucap Ayahnya sambil senyum jahat.

"Apa maksud kalian?", tanpa mereka berdua sadari ternyata ada Bibi Lia yang mendengar ide jahat mereka.

"Kalian sudah gila?, tega ya kalian, ingin membunuh Senja", ucap Bibi Lia sambil melihat dari atas kebawah mereka berdua.

"Tuan Dirga, ini anak yang anda idam-idamkan, tetapi mengapa anda yang ingin menghilangkan anak anda sendiri?, anda sudah berjanji dengan Nyonya, tapi apa ini janji Tuan?, dasar Tuan orang yang tidak tau bersyukur", ucap Bi Lia

"Daripada Senja tersiksa di rumah Tuan, saya yang akan merawat Senja, dan ingat suatu saat nanti saat Senja sudah berumur 18 tahun, saya akan kembalikan kepada Tuan, Tuan harus bertanggung jawab atas Senja", tambah Bi Lia dan mengambil Senja lalu meninggalkan Dirga dan Laut.

"cih, bawa saja sana, saya tak mau lihat mukanya lagi!!!", teriak Dirga sambil menunjuk-nunjuk Bi Lia yang telah berlalu jauh.

*Flashback off

Umur Senja sekarang 5 tahun, kini Senja telah masuk ke salah satu TK di kampung Bi Lia.

"Bi, tadi disekolah ada pengumuman, besok semua ayah ibu harus hadir untuk penerimaan raport", ucap Senja sambil memainkan tali tasnya.

"Iya, nanti bibi datang", kata bibi Lia sambil memegang pipi cubbhy Senja dan tersenyum.

Senja tersenyum senang, dan berlari ke kamarnya.

*keesokan harinya

Semua murid dan orang tua mereka sudah berdatangan.

"Para murid dan orang tua, silahkan duduk di bangku yang telah kami siapkan", ucap MC di pojok panggung.

Ada 2 kelompok bangku di ruangan itu, satu kelompok untuk para murid, dan kelompok satunya lagi para orang tua.

Semua murid telah duduk tetapi tidak dengan Senja, Senja masih menunggu bibi Lia di depan pagar, tapi tak kunjung datang.

"Nak... sini masuk, acaranya udah mau di mulai", ucap salah satu guru yang hendak masuk kedalam aula.

Tempat Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang