Keesokan pagi harinya.
Nabil keluar dari pintu rumahnya hendak menyiram bunga didepan rumah.
"Nabilll! Nabilll." Teriak Andini memanggil Nabil.
"Duh.." Ucap Nabil mengeluh.
"Nabil mau berangkat ke kampus kan yaa? ayoo." Ucap Andini dengan pulpen dan buku ditangannya.
"Hari ini ga kuliah, Andini pulang aja." Ucap Nabil masih melanjutkan menyiram bunganya.
"Kalau ga kuliah, bukan berarti Andini ga menganalisis juga.." Balas Andini mendekati Nabil.
"Eee hm A-Andini udah makan?" Tanya Nabil gugup.
"Udah kok udah, Nabil fokus lanjutin kegiatan Nabil aja." Ucap Andini sambil merekam kegiatan Nabil dengan camera vlog nya.
Nabil meletakkan penyiram bunga nya, lalu ia berjalan menuju dalam rumah. "Ayok makan." Ucap nya.
"Ah Nabil ngeselin banget ya, dia sengaja apa yaa. Masa iya mau ditulis kalau Nabil makan bersama Andini? Ada ada aja lohhh." Andini menggerutu sendiri.
Kini, mereka berdua berada di meja makan dengan masing masing piring sudah terisi. Tetapi, mereka hanya diam dan saling tatap satu sama lain.
"Nabil duluan." Ucap Andini.
"Engga, Andini!." Balas Nabil tegas.
"Nabil."
"Andini dulu!."
"Andini kan mau melihat gimana cara Nabil makan, jadi Nabil duluan."
"Oh jadi, kalau Nabil makannya sambil main badminton, Andini bakal tulis kalau Nabil makan sambil main badminton, gitu?" Tanya Nabil kesal.
"Lah iya, namanya juga analisis. Andini harus jujur dong."
"Kalau Nabil makannya sambil nyuap Andini juga, Andini bakal nulis kalau Nabil makan sambil nyuapin Andini, gitu?" Tanya Nabil memancing Andini.
"Ee-ee ii-iyaaa gituu.." jawab nya bingung sendiri.
"Hahaha." Nabil mulai tersenyum dan tertawa.
Untuk yang pertama kalinya, Andini melihat sosok pria dengan keterbelakangan mental itu tertawa tipis karena dirinya. Andini mulai merasa bahwa kedekatan nya ini tak akan sia sia.
Andini akan terus membuat Nabil merasa bahwa masih ada orang yang akan menerima bagaimana dirinya dilahirkan.
Nabil benar benar sadar akan dirinya, ia tahu bahwa dirinya memiliki keterbelakangan mental sejak lahir. Oleh karena itu ia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya yang melahirkan ia tanpa status pernikahan.
(FLASHBACK ON)
Nabil ditemukan oleh pria buta didepan pintu rumahnya, pria itu mendengar tangisan bayi yang sangat keras dari depan pintu, sehingga nya ditemukan lah Nabil disana.
Pria itu mencoba membesarkan anak itu dengan segala kemampuan yang bisa ia lakukan. Ia hanya hidup berdua dengan Nabil, hingga Nabil berusia enam belas tahun. Nabil mendapatkan kabar sepulang sekolah bahwa pria buta yang merawatnya ditemukan tak bernyawa di pasar.
Kata warga, pria buta itu dirampok oleh para preman, dan dipermainkan. Warga sekitar yang melihat kejadian itu tak bisa berbuat apa apa, sedangkan pria buta itu sudah kewalahan karna di gilir dengan kekerasan.
Pria tua itu tak sanggup lagi, ia terbaring kasar dengan kepala yang berdarah bahkan baju nya yang tampak tak seperti baju lagi. Barang barang nya seperti sayur dan sepatu baru yang dibelikan nya untuk Nabil pun, tampak tergeletak disebelah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NABIL (2020)
RandomKamu abadi dalam ribuan kata yang ku tulis. Kamu abadi dalam paragraf ini. Kamu abadi dalam tulisan ku.