Part 4

2.9K 258 165
                                    

Happy Reading!

Tap tap tap

Meylisa berlari sekuat tenaga menuju kelasnya. Tadi di jalan ban motornya bocor jadi harus menunggu dulu di tukang tambal ban. Tapi begitu sampai kampus, ternyata ia sudah telat dua puluh menit. Dan lebih menyebalkan lagi jam pertama adalah mata pelajaran pak Andra, si dosen yang anti absen dan telat. Kurang sial apalagi hidup Meylisa ini.

"Huh hah hahh"

Meylisa mengatur napasnya begitu tiba di depan pintu kelas yang ternyata sudah ditutup. Keringat sebesar bigi jagung bahkan sudah menghiasi wajahnya.

Semoga pak Andra nggak ngasih hukuman ke gue, batin Meylisa lalu menguatkan tekadnya untuk mengetuk dan membuka pintu.

Tok tok

Ceklek

"Permisi pak And.."

"Yak. Kenapa lo baru datang?"teriak Tasya membuat Meylisa melotot. Berani sekali Tasya berteriak disaat ada pak Andra. Punya nyawa berapa nih anak, batin Meylisa lalu mencari keberadaan pak Andra.

"Loh pak Andranya belum datang ya?"tanya Meylisa lalu buru-buru masuk ke kelas saat tak melihat wajah menyebalkan pak Andra.

Tasya segera memukul meja di sampingnya.

"Pak Andra nggak masuk ya?"tanya Meylisa begitu duduk di kursi.

"Sudah masuk lalu keluar."

"Hah? Kok bisa. Lo pasti bercanda kan. Nggak mungkin banget pak Andra keluar lagi setelah masuk."ucap Meylisa tak percaya. Hoax terbodoh yang pernah didengarnya abad ini.

"Ih orang beneran."ucap Tasya yang langsung dibalas gelengan oleh Meylisa.

"Gue nggak percaya. Kalau mau bohong minimal yang masuk akal."ucap Meylisa membuat Tasya memukul kepala temannya itu pelan.

"aww sakit."ringis Meylisa.

"Sakit kan? Berarti ini bukan mimpi. Gue serius. Pak Andra tadi masuk terus keluar lagi."ucap Tasya membuat Meylisa bertepuk tangan.

"Sumpah. Kok bisa sih? Kayaknya hawa-hawa keberuntungan gue sudah muncul nih."ucap Meylisa super yakin.

Tasya menggeleng."Gue nggak yakin. Takutnya nanti malam kita malah dibom tugas sama pak Andra. Soalnya tadi wajah pak Andra kayak nggak mood gitu."

"Hah? Nggak mood kenapa?"tanya Meylisa. Baru saja ia ingin senang.

"Ya nggak tahu. Pokoknya tadi pas masuk masih biasa aja. Tapi setelah lihat kita satu persatu, wajah pak Andra jadi muram. Dan setelah absen murid yang hadir langsung ijin keluar."beritahu Tasya membuat Meylisa melotot.

"Berarti gue udah dianggap nggak hadir ya?"tanya Meylisa. Alamak ngulang ini mah.

"Hooh. Gue bilang sih lo sakit. Habisnya lo kagak angkat telpon gue tadi."ucap Tasya membuat Meylisa mengangguk.

"Berarti ada kemungkinan gue ditulis sakit kan? Ya lebih mending sih dari pada tidak ada keterangan."ucap Meylisa.

"Hooh. Gue bilang sih lo sakitnya parah banget sampai nggak bisa bangun dari tempat tidur."ucap Tasya membuat Meylisa melotot.

"Gila lo Sya. Gimana nanti di luar gue papasan sama pak Andra."ucap Meylisa panik.

"Ya papasan aja. Lagian nggak mungkin pak Andra hapal nama dan wajah kita semua. Paling kalau ingat pun cuma ketua kelas atau anak-anak pintar. Yang bodoh-bodoh macam kita mah kagak bakal dikenalin."ucap Tasya membuat Meylisa mengangguk. Ada benarnya juga. Pak Andra nggak mungkin hapal nama dan wajah semua mahasiswa/i. Kalaupun hapal nama belum tentu sama wajahnya atau bisa jadi kenal wajah tapi nggak tahu nama.

"Oke deh. Yang penting gue udah diijinin."ucap Meylisa lalu menjatuhkan kepalanya di atas meja.

Sedang di sebuah ruangan, terlihat seorang pria sedang duduk namun terlihat sangat gelisah. Beberapa kali dia memeriksa ponselnya lalu meletakkannya kembali.

📲Drtt drtttt

Andra buru-buru mengambil ponselnya dan menjawab panggilan walau belum tahu pasti siapa yang menelponnya.

"Gimana, bun?"tanya Andra.

"Bunda tadi sudah telpon ke rumah tante Hasti. Tapi katanya Meylisa nggak sakit, dan berangkat ke kampus seperti biasa."

Andra melotot."Benarkah?"

"Iya, Ndra. Kamu dapat info dari mana sih kalau Meylisa sakit?"

Andra memijat keningnya."Ya sudah. Andra tutup ya, bun."

"Iya. Lain kali cari tahu kebenerannya dulu. Jangan langsung telpon bunda. Bikin panik aja." omel Sasmita lalu menutup telponnya.

Andra menghela napas lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya. Jika Meylisa tidak ke kampus, lalu ke mana gadis itu pergi. Namun dari kejauhan tiba-tiba saja Andra melihat Meylisa. Gadis itu terlihat tertawa bersama temannya yang tadi mengatakan bahwa Meylisa sakit.

"Jadi begitu."gumam Andra lalu melangkah pergi.

Malam harinya, Meylisa yang sudah makan malam segera masuk ke dalam kamarnya. Karena semua tugas tambahan yang diberikan oleh pak Andra sudah selesai, jadilah malam ini Meylisa akan tidur lebih awal.

Pukk pukk

Meylisa menepuk bantal dan gulingnya lalu tersenyum lebar. Ia sudah membersihkan diri dan memakai perawatan wajah. Dan kini saatnya ia tidur dan mengarungi mimpi indah. Namun belum kepalanya menyentuh bantal, tiba-tiba saja sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Meylisa langsung melotot saat membaca pesan yang dikirim oleh Tasya.

📩Tasya

'Kayaknya tadi pak Andra lihat kita deh di koridor kampus.'

'Lah emang kenapa?'

📩Tasya

'Dan sepertinya pak Andra kenal sama lo.'

Meylisa melotot.

'Kok bisa? Kata lo kan nggak mungkin pak Andra kenal sama mahasiswi bodoh macam kita'

📩Tasya

'Iya. Tapi masalahnya pak Andra itu nggak pernah absen masuk kelas kita. Itupun hampir setiap semester. Dan BTW si Zul yang chat dan kasih tahu gue. Katanya pak Andra itu hapal semua nama mahasiswa/i di kelas kita beserta wajahnya.'

Kepala Meylisa langsung berputar, dan_

Brukk

"Tolong!"Jerit Meylisa dalam hati.

Bersambung

Prekuel : Oh_ My Lecture (New) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang