Part 14

1.9K 162 15
                                    

Happy Reading!

"Duh gimana nih, pak Andranya mau nggak ya." gumam Meylisa lalu melirik temannya.

"Coba chat aja dulu. Kalau tetap nggak bisa ya terpaksa ngulang semestar depan." ucap Tasya membuat Meylisa menguatkan tekadnya lalu mulai mengetik pesan di ponselnya.

'Assalamualaikum, pak Andra. Ini saya Meylisa dengan NIM 16.17.1819 ijin ingin bertemu, ada yang ingin saya konsultasikan. Apa pak Andra ada di kampus?'

"Begini?" tanya Meylisa sembari menunjukkan pesan yang ia kirim.

Tasya menggeleng. "Jangan terlalu singkat. Nanti lo dituduh nggak sopan."

Meylisa menghela napas. "Terus chat gimana dong?"

"Sini!" ucap Tasya mengambil alih ponsel Meylisa.

"Lo ngetik apaan?" tanya Meylisa kepo.

"Udah. Lo tenang aja." ucap Tasya lalu mengetik sembari tersenyum kecil.

'Selamat pagi, pak Andra. Bisa ketemu nggak? Aku kangen soalnya😗😘'

Tasya terkekeh dengan apa yang ia ketik lalu menunjukkannya ke Meylisa.

"Astagfirullah. Kamu berdosa banget." ucap Meylisa lalu tertawa keras.

"Udah itu. Tinggal kirim." ucap Tasya lalu mengambil minumannya.

"Yang ada gue digantung sama pak Andra di pohon cabe." ucap Meylisa lalu berniat menghapus pesan itu, namun_

"Anj__!!" teriak Meylisa membuat Tasya yang sedang minum langsung tersedak.

"Apaan?" tanya Tasya kesal.

Meylisa melotot panik. "Gue nggak sengaja tekan kirim pesan lo tadi ke pak Andra." ucap Meylisa membuat Tasya melotot kaget.

"Yang benar aja. Udah cepetan tarik! Tarik!" jerit Tasya panik.

"Iya ini juga ma__ arghhh pesannya centang biru." teriak Meylisa panik lalu melempar ponselnya. Bukan hanya dibaca tapi juga ada tulisan mengetik di bagian atas.

"Kok lo lempar?" Teriak Tasya lalu segera mengambil tasnya dan berlari keluar dari kantin kampus.

"Woy Tasya. Lo mau ke mana?" teriak Meylisa tak peduli bahwa sekarang ia sudah jadi pusat perhatian.

"Gue ada urusan, penting." teriak Tasya di depan pintu kantin lalu menghilang entah kemana.

Ting📩

Meylisa melirik horor ponselnya yang berbunyi. Namun ia begitu takut untuk memeriksanya.

"Ampuni semua dosa hamba, ya Allah." ucap Meylisa memohon lalu memanggil seorang mahasiwi yang kebetulan lewat.

"Bisa minta tolong?" ucap Meylisa setelah mengambil ponselnya di lantai.

"Minta tolong apa?"

"Itu_ anu bacain pesannya ya." pinta Meylisa membuat si mahasiswa mengangguk lalu mengambil ponsel dari tangan Meylisa.

Mahasiswa itu melotot lalu menatap Meylisa horor. "Lo kirim pesan begitu ke pak Andra?" tanyanya membuat Meylisa mengangguk lalu menggeleng.

"Huaahh_ gue dijebak." ucap Meylisa frustasi.

Mahasiswi itu mengangguk. "Pak Andra minta lo datang ke ruangannya sekarang."

Hah?

"Sekarang?" tanya Meylisa linglung.

"Iya. Udah buruan gih. Sekalian minta maaf." ucap mahasiswi itu lalu mengembalikan ponsel Meylisa kemudian berlalu pergi.

Meylisa mengambil ponselnya lalu segera meninggalkan kantin.

"Duhh_ kaki gue gemetar." gumam Meylisa lalu perlahan melangkah menuju sebuah ruangan.

"Huuhh haahhh_" Meylisa mengatur napasnya lalu mulai menyusun kata-kata.

"Maafkan saya, pak. Saya nggak sengaja kangen bapak eh salah maksudnya saya nggak sengaja kirim pesan begitu ke pak Andra." ucap Meylisa gugup lalu menguatkan tekadnya untuk mengetuk pintu.

Tok tok

"Masuk!"

Dih, gercep banget, batin Meylisa kaget lalu segera membuka pintu.

"Selamat pagi, pak Andra." sapa Meylisa setelah membuka pintu.

"Hm. Masuk!"

Meylisa segera masuk lalu menutup pintu dengan pelan.

"Duduk!"

Meylisa dengan pelan duduk di kursi.

"Anu pak! Itu__ saya nggak kangen bapak kok." ucap Meylisa lalu segera menutup mulutnya.

Mulut sialan, batin Meylisa.

"hm, ini adalah daftar tugas yang harus kamu selesaikan jika ingin nilai UAS kamu saya isi."

Meylisa segera menerima kertas kecil yang disodorkan oleh pak Andra lalu melotot kaget.

'Anjir_ banyak banget.' keluh Meylisa dalam hati.

"Kenapa? Ada masalah?"

Meylisa segera tersenyum. "Nggak ada pak. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk mengisi nilai." ucap Meylisa sopan.

"Sama-sama."

"Em, anu_ waktunya__"

"Saya beri waktu satu minggu. Antar ke rumah saya karena minggu depan saya libur."

Meylisa segera mengangguk lalu berdiri.

"Terima kasih, pak Andra. Dan maaf untuk pesan saya tadi." ucap Meylisa lalu menunduk sopan.

"Hm."

Meylisa meremas bajunya lalu segera keluar dari ruangan itu.

"Hahhhhhhhhh_" Akhirnya, Meylisa bisa bernapas dengan benar lalu segera memeriksa daftar tugas yang tadi ia dapatkan.

"Banyak banget." keluh Meylisa lalu berjalan pergi namun tiba-tiba saja_

"Eh dari mana pak Andra tahu kalau yang kirim pesan tadi gue? Mana udah disiapin tugas lagi" ucap Meylisa lalu menggeleng pelan.

Mungkin cuma kebetulan.

-Bersambung-

Prekuel : Oh_ My Lecture (New) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang