Part 9

2K 204 21
                                    

Happy Reading!

"Bagaimana, sudah mengerti?"

Meylisa langsung menegakkan punggungnya. Sedari tadi pak Andra sudah menjelaskan semua bagian yang tidak ia mengerti. Hanya saja entah otaknya yang memang bodoh atau karena terlalu gugup duduk berdekatan dengan pak Andra, namun yang jelas Meylisa belum bisa memahami apapun.

"Anu pak, itu___"

Andra segera menatap Meylisa."Katakan saja jika masih tidak mengerti."

Meylisa langsung diam kemudian memalingkan wajahnya. Kenapa pak Andra jadi baik begini? Harusnya kan ia sudah dimarahi karena meminta penjelasan ulang.

"Maaf, pak. Tapi apa bapak bisa menjelaskan bagian ini lagi. Saya kurang mengerti."cicit Meylisa pelan. Meylisa takut dibentak karena tadi saat pak Andra menjelaskan kok terasa mudah begitu selesai ia malah tidak mengerti.

Namun diluar dugaan, bukannya marah pak Andra malah menjelaskannya kembali. Bahkan tidak ada raut wajah tidak senang yang ditunjukkan membuat Meylisa tanpa sadar tersenyum. Ternyata pak Andra tidak semenyeramkan itu atau mungkin ada hal yang membuat suasana hati dosennya itu menjadi baik setelah tadi memasang wajah muram.

"Jadi begitu, apa ada pertanyaan lain atau mungkin bagian yang masih belum dimengerti?"tanya Andra setelah selesai menjelaskan. Harusnya penjelasannya tadi sudah bisa dimengerti kecuali Meylisa memang bodoh atau sengaja mau mencuri waktu untuk berduaan dengannya.

Pemikiran terakhirnya tadi sukses membuat Andra tersenyum. Ya. Bisa saja Meylisa suka padanya dan sengaja mencari cara agar bisa berduaan. Buktinya sedari tadi gadis yang dia suka itu terus saja meminta penjelasan ulang padahal sudah diberitahu secara mendetail.

Meylisa akhirnya mengangguk. "Sudah, pak. Saya sudah mengerti. Terima kasih dan maaf karena menganggu waktu istirahat bapak."ucap Meylisa sopan. Meski tidak dikatakan paham seratus persen tapi setidaknya ia sudah memiliki gambaran untuk mengerjakan tugas ini nanti.

Andra mengangguk."Sama-sama. Jika masih ada yang tidak dimengerti silahkan bertanya, bisa ke ruangan saya langsung atau chat pribadi."ucap Andra membuat Meylisa tersenyum lalu mengangguk. Mana mungkin Meylisa punya keberanian untuk menemui pak Andra lagi apalagi kalau harus chat pribadi.

"Baiklah pak Andra. Sekali lagi terima kasih dan permisi."ucap Meylisa lalu segera berdiri dan keluar dari ruang kerja pak Andra.

Meylisa langsung menghela napas lega setelah berhasil keluar lalu melotot saat melihat banyak teman-teman di kelasnya yang menunggu.

"Loh kalian kenapa di sini?"tanya Meylisa. Apa ada kabar terbaru dan ia malah ketinggalan.

Tasya segera mendekat. "Kita nungguin lo, mey."

"Nungguin gue? Kenapa?"tanya Meylisa tak peka.

"Ya kita mau minta lo ngulang penjelasan pak Andra tadi."ucap Mika, teman sekelas Meylisa.

"Hah?"

"Nggak usah kaget begitu. Sekarang kita balik ke kelas dan lo harus beritahu kami semua yang pak Andra sampaikan tadi."ucap Tasya memaksa lalu segera menyeret tangan Meylisa kembali ke kelas diikuti oleh teman-teman yang lain.

Begitu tiba di kelas, anak-anak lain sudah duduk di kursi dengan rapi sedang Meylisa ditinggal berdiri sendirian.

"Buruan, Mey! Jangan bilang lo nggak ngerti apapun ya, setelah di ruangan pak Andra satu jam lamanya."ucap Tasya membuat Meylisa menghela napas.

"Jadi gini. Kalian kan tahu otak gue masuk yang pas-pasan. Gue paham lah sedikit yang dijelasin pak Andra, tapi jangan berharap lebih."ucap Meylisa lalu mulai memberitahu apa saja yang ia ingat dari penjelasan pak Andra. Untungnya itu berjalan lancar karena sepertinya teman-temannya yang lain merasa sedikit terbantu.

Karena jam yang harusnya diisi bu Risti kosong, Meylisa akhirnya memutuskan ke kantin bersama Tasya.

"Lo beruntung banget sih bisa dengar penjelasan dari pak Andra langsung."ucap Tasya dan pembahasannya masih sama, yaitu tentang pak Andra.

Meylisa hanya diam saja. Beruntung apanya? Kalau bisa disuruh milih, ia tidak mau. Tapi kan ini terpaksa dan terjadi juga karena Tasya.

"Nggak usah bahas pak Andra terus."omel Meylisa kesal. Ia belum membuat perhitungan atas apa yang temannya tadi lakukan.

"Ya maaf, Mey. Gue traktir bakso deh sebagai permintaan maaf gue. Tapi lo kan juga jadi ada waktu berduaan sama pak Andra."

"Berduaan dengkulmu."gerutu Meylisa lalu mulai menyantap baksonya.

"Tapi bener loh, Mey. Pak Andra kan dosen paling ganteng di sini bahkan kalau kata gue mah, pak Andra pria terganteng satu kampus."ucap Tasya yang tak mau menyudahi pembahasan tentang pak Andra.

"Lah kak Randy gimana? Dia kan ganteng banget."ucap Meylisa menyebutkan mahasiswa tertampan yang ia tahu.

"Ganteng sih, putih dan tinggi tapi kharismanya tidak sekuat pak Andra. Ya mungkin karena pak Andra pinter banget."

Meylisa tersenyum. "Jadi lo suka sama pak Andra?"tanya Meylisa membuat Tasya segera menggeleng.

"Gue cuma bilang ganteng ya, Mey. Bukan suka. Tapi lo juga ngakuin kan kalau pak Andra itu ganteng?"

"Iya sih. Ganteng banget."sahut Meylisa 'Dan juga wangi' batinnya melanjutkan.

"Tuh kan. Terus lo suka sama pak Andra?"tanya Tasya balik membuat Meylisa segera menggeleng.

"Ya kagak lah."

"Nah itu lo paham."sahut Tasya cepat. Sepertinya ia sangat tidak terima dituduh suka dengan pak Andra.

"Iya. Iya. Gue paham."ucap Meylisa akhirnya.

Lagipula pak Andra juga tidak mungkin suka dengan mereka berdua.

Bersambung

Prekuel : Oh_ My Lecture (New) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang