Part 11

1.9K 233 34
                                    

Happy Reading!

"Bunda serius, Ndra. Meylisa itu banyak yang suka. Kalau kamu begini terus, yang ada malah ditikung."ujar Sasmita lalu mengikuti langkah putranya yang ingin masuk ke dalam kamar.

Andra menghela napas lalu memijat keningnya."Bunda dapat info ini dari mana?"

"Dari tante Hasti. Bunda telpon langsung dan tanya."

"Bunda tanya langsung?"kaget Andra. Menanyakan hal seperti itu benar-benar aneh. Orang pasti akan berpikir macam-macam.

Sasmita mengangguk. "Bunda bilang kalau ada yang naksir Meylisa terus minta bantuan buat dijalurin."

Andra menatap bundanya, merasa sedikit tertarik."Lalu tante Hasti bilang apa?"

"Katanya selama pria itu tampan dan mapan, boleh saja. Bahkan bunda rasa, Tante Hasti juga ingin Meylisa segera menikah."

"Bunda sok tau."cibir Andra.

"Tante Hasti sendiri yang bilang kalau cwo yang naksir Meylisa itu kuliah di kampus yang sama dan cukup tampan. Menurut kamu dari mana tante Hasti tau tentang itu? Ya pasti karena Meylisa cerita ke mamanya atau mungkin saja itu cwo sudah dikenalin ke mereka,"ujar Hasti panjang lebar lalu menepuk pundak putranya."Dan jika seseorang sudah dikenalkan ke keluarga, maka bisa saja ada keseriusan di dalamnya."

Andra langsung melangkah mundur lalu memasuki kamarnya. Sedang Sasmita langsung berdecak kesal. Kapan sih putranya itu punya keberanian dan mendekati Meylisa. Jika seperti ini terus, ia pasti akan semakin lama punya menantu.

Andra mengunci pintu dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasanya benar-benar lelah hari ini dan tambah letih lagi karena perkataan bundanya tadi.

Rasanya tidak mungkin pandangannya tentang Meylisa salah. Andra yakin bahwa Meylisa tidak pernah dekat dengan pria manapun. Teman pria mungkin ada namun tidak ada yang menjurus keurusan asmara. Selama ini dia sudah perhatikan dan tidak mungkin kecolongan.

Andra menghela napas kasar lalu perlahan bangun. Tubuhnya benar-benar letih. Mungkin jika dia mandi air hangat maka rasa lelahnya akan hilang.

Paginya, Andra bersiap ke kampus seperti biasa. Namun tiba-tiba saja ponselnya bergetar, seperti ada pesan yang masuk.

Dengan malas, Andra membuka pesan itu namun matanya langsung melotot saat membaca.

"Selamat pagi, pak Andra. Saya MEYliana__ck!" Andra langsung menutup pesan itu lalu memasukkan ponselnya ke saku celana. Dia pikir tadi Meylisa yang mengirim pesan.

Andra pergi ke kampus tanpa sarapan. Dia malas bertemu orang tuanya yang sudah tentu akan membahas hal yang sama berulang kali. Sebenarnya sudah beberapa kali dia meminta ijin untuk pindah namun tidak diijinkan. Katanya jika sudah menikah baru boleh pindah.

Karena tak sarapan, Andra berpikir untuk pergi ke kantin namun di sana dia malah tidak sengaja melihat Meylisa yang sedang duduk bersama seorang pria. Mereka terlihat bicara dengan akrab dan tertawa.

'Apa itu pria yang tante Hasti ceritakan.' batin Andra lalu melangkah mendekat. Dia sengaja duduk di kursi yang dekat dengan meja Meylisa dan teman pria nya.

"Ehem."Andra sengaja berdehem agar mendapat sedikit perhatian dari Meylisa dan sepertinya itu berhasil.

"Eh pak Andra. Selamat pagi."sapa Meylisa ramah membuat Andra menoleh seolah tak tahu menahu tentang keberadaan gadis itu.

"Hm. Selamat pagi." balas Andra lalu diam berharap Meylisa bicara lagi. Namun gadis itu malah fokus bicara dengan pria di sampingnya. Mereka sepertinya membahas sesuatu yang penting.

Andra mengernyit tak suka. Apalagi saat melihat Meylisa bicara begitu menggebu dihadapan seorang pria. Apa gadis itu tidak punya batasan terhadap lawan jenis?

"Iya. Mama gue juga suka itu."

Telinga Andra langsung menajam saat Meylisa menyebut kata mama. Kenapa gadis itu membicarakan mamanya. Apakah yang dikatakan bundanya itu benar? Bahwa Meylisa sudah mengenalkan seorang pria pada orang tuanya.

"Oke. Berarti nanti gue ke rumah lo lagi. Tapi__"

Brakk

Andra langsung menatap sekeliling kemudian mengibaskan tangannya. "Bagaimana bisa ada begitu banyak nyamuk di sini."ucapnya lalu mendelik ke arah pria yang duduk bersama Meylisa.

"Gue duluan ya. Mau print tugas dulu di depan."ucap Bima lalu langsung kabur dari sana. Gila saja, tatapan pak Andra sudah seperti dia ketahuan selingkuh dengan istri pria itu. Padahalkan dia tidak melakukan apa-apa.

Sedang Meylisa hanya diam. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu segera merapikan barang-barangnya kemudian bergegas pergi dari sana.

Bersambung

Prekuel : Oh_ My Lecture (New) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang