Bisakah kita bicara?...
Jam terdiam sejenak, namun kemudian melanjutkan niatnya menutup tirai jendela.
"Untuk apa?..
Kenapa kita harus bicara?"Nada itu begitu dingin, dan film hanya bisa menundukan kepalanya. "Aku... aku hanya ingin maaf"
"Untuk apa?
Untuk kamu yang tidur dengan wanita itu saat kita masih menikah? "Jam berbalik, menatap lurus pada pria dihadapannya dengan ekspresi yang sukar di jelaskan"
"Jam..."
"Atau untuk kamu yang mencampakan aku begitu saja?"Jam satu langkah mendekat, sama sekali tak mengindahkan suara film"
"Jam rachata..."
"Ataukah untuk kamu yang tetap memilih pergi meski aku sudah memohon berkali kali untuk tetap tinggal? Yang mana film?
Coba katakan padaku?"Langkahnya terhenti tepat di hadapan sang mantan istri yang hanya terpaut jarak kurang dari sejengkal.
Film memejamkan mata, mengigit bibirnya kasar hingga darah segar mengalir tipis di sudutnya.
"Aku... aku tahu, aku sangat berdosa padamu Jam, aku bersalah dan itulah kenapa aku mencarimu, aku aku ingin minta maaf padamu, aku ingin memohon maaf atas semua yang aku lakukan padamu "ucap film sambil menahan tangisnya"
Kenapa kau baru datang sekarang?
Apa karena sekarang kau tahu anak yang sangat kau inginkan itu bukan putrimu?
Keluarga normal yang kau banggakan itu Ternyata berkhianat juga kepadamu?
Begitu?
Kau licik film, kau egois, kau hanya datang kepadaku saat dunia mempecundangimu dengan tidak tahu malu.
Kau datang padaku setelah hidupmu hancur, dan kau... Kau selalu menjadikanku pilihan terakhir, sedangkan aku,, aku selalu menjadikanmu yang utama.
Apa kau pikir itu adil?
Apa sebegitu rendahnya cintaku film?
Apa kau tak pernah melihat ketulusanku selama ini?
Apa pengorbananku selama ini masih kurang untukmu?JELASKAN PADAKU THANAPAT KAWILA!!???
"untuk pertama kalinya sejak 3 tahun lalu jam meluapkan semua emosinya"
Film tergugu, sungguh tidak sanggup untuk sekadar menyanggah ucapan itu.
"Tahu kah kau bagaimana ini aku hidup beberapa tahun ini??!
Hatiku hancur, rumah tanggaku berantakan, istriku selingkuh, menggugat cerai, dan aku harus tetap bertahan sendirian.
Kau pikir bagaimana aku?"
"Di saat aku bekerja siang malam demi bisa mewujudkan mimpimu... tahukah kau film thanapat?
bahwa aku bahkan tidak pernah makan dan tidur dengan benar? Setiap waktu... berkali-kali aku mencoba untuk mengatakan segalanya kepadamu.
Berharap hubungan kita yang sudah menghambar bisa diperbaiki. Tapi Kau bahkan tidak punya waktu untuk itu!""Kau selalu menghindar, tidak pernah kuat berada dalam ruangan yang sama dengan diriku lebih dari satu jam. Selalu saja pergi, menghabiskan waktumu di luaran sana bersama semua kawanmu dan juga perempuan itu!"
"Hingga detik terakhir film, aku masih berharap bisa
mengatakan kebenarannya dan mengajakmu kembali.Tapi bahkan sebelum aku sempat mengatakan hal itu... kau lebih dulu bilang bahwa gadis itu tengah mengandung. Aku Bisa apa?