dua

540 49 18
                                    





Gisa tahu semua ini tak akan mudah baginya menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya, tapi ini lebih sulit dari apa yang dibayangkannya. terbilang sudah dua Minggu Gisa menjadi menantu di Keluarga Atmajaya, selama itu juga Gisa mendapat perlakuan kurang mengenakan dari Tiffany.

Gisa diharuskan bangun pagi-pagi buta untuk mengerjakan pekerjaan rumah termasuk menyiapkan sarapan untuk Keluarga Atmajaya. padahal dirumah mewah ini memiliki cukup banyak pekerja untuk membersihkan rumah dan juga memasak. tetapi Gisa diharuskan menyiapkan sarapan sebelum seluruh anggota Atmajaya bangun.

Gisa tak apa jika harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, karna Gisa menganggap ini sebagai baktinya pada sang suami.

Tetapi tidak bagi Tiffany. 

Tiffany sengaja membuat Gisa tak betah tinggal dirumah mewah miliknya. sedari awal Tiffany menentang pernikahan Jenove dengan Gisa. sampai dimana Tiffany memberi syarat pada Jenove untuk tak meninggalkan rumah ini setelah menikah meskipun Jenove memiliki apartemen sendiri. dan Jenove menyanggupi itu. tetapi Tiffany mengambil kesempatan untuk menyiksa Gisa dengan menyuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah meski ada para pekerja yang melakukannya. Tiffany bahkan tak pernah membiarkan Gisa beristirahat sedikitpun.

Terik matahari yang menyengat membuat Gisa beberapa kali menyeka keringat dipelipisnya. jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas siang dan Gisa masih diharuskan membersihkan taman.

"Non Gisa istirahat saja Non biar bibi saja yang melanjutkan" ucap Bi Inah yang tak tega melihat Gisa sudah sangat kelelahan.

"Gak apa-apa kok Bi, ini tinggal sedikit lagi kok"

"Tapi nanti Non Gisa sakit"

"Gak apa-apa Bi beneran" bohong Gisa yang sebenarnya sudah merasa pusing karena terik matahari yang menyengat tepat diatas kepalanya.

"GISAA!" teriak Tiffany yang membuat Gisa dan Bi Inah terlonjak kaget.

"Iya Ma..."

"Anterin ini ke kantor Jenove sekarang!" Tiffany menyerahkan berkas kantor Jenove yang tertinggal dirumah.

"Ingat. jangan sampai hilang?!"

"B-baik Ma, Gisa siap-siap dulu kalau gitu"

"Jangan lama-lama!"

"Iya Ma"

Meski Gisa merasakan pusing dikepalanya tapi Gisa tetap menuruti perintah Tiffany untuk mengantarkan berkas milik Jenove yang tertinggal. dengan menggunakan transportasi umum Gisa menuju kantor Jenove.

Sebenarnya Pak Ujang berniat mengantar Gisa ke kantor Jenove tapi Tiffany melarangnya dan meminta Gisa menggunakan transportasi umum.

Dan.

Sampailah Gisa dikantor Jenove.

"Hai... Nadin" sapa Gisa pada sekretaris Jenove.

"Hai... juga Mba Gisa"

"Jenove ada?"

"Ada Mba, masuk aja"

"Makasih Nadin"

"Iya Mba Gisa"

Gisa pun mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan Jenove.

"Gisa?"

"Ini Mas berkas yang kamu minta" Gisa memberikan berkas ditangannya yang langsung diterima Jenove.

"Kok kamu yang anterin, bukannya saya nyuruh Pak Ujang buat anterin berkas saya ke kantor?" tanya Jenove bingung karna dirinya meminta pada sang Ibu untuk mengantarkan berkasnya ke kantor lewat Pak Ujang.

GISA [Giselle-Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang