BRAKKK...!!!
CKITTTT...!!!
BUGHH....!!!
Naren yang sedang sibuk di Cafe nya dikejutkan dengan suara dentuman sangat keras dari arah luar Cafe miliknya.
"Ada apa Nay?" tanya Naren pada satu karyawannya.
"I-itu Pak Naren di luar terjadi kecelakaan beruntun, ada 3 kendaraan yang rusak dan satu bus yang terguling" jelas Naya dengan raut wajah panik.
Naren melepas apron ditubuhnya, berjalan keluar guna melihat kecelakaan yang terjadi di depan Cafe miliknya.
Naren pun membantu para korban kecelakaan sembari menunggu ambulans datang. namun ternyata diantara banyaknya korban kecelakaan Naren mengenal satu orang.
"Gisa, kamu nggak apa-apa?" panik Naren saat melihat Gisa ditolong seseorang keluar dari Bus yang terguling.
"Mas Naren, saya nggak apa-apa kok Mas" ucap Gisa dengan memegang kepalanya yang terasa pusing akibat benturan Bus saat terguling.
"Kening kamu berdarah, Gisa" Naren mengambil sapu tangan disakunya guna menekan luka dikening Gisa agar tak terus mengeluarkan darah.
"Saya nggak apa-apa kok Mas, lebih baik Mas Naren bantu korban yang lain saja Mas" Gisa merasa luka yang didapatnya tak begitu parah dibandingkan korban yang lain.
"Kamu yakin?"
"Iya Mas"
"Yasudah kamu tunggu disini"
Melihat kondisi Gisa yang tak begitu parah, Naren meninggalkan Gisa untuk menolong korban lain yang mendapat luka cukup parah. sedangkan Gisa duduk sembari melihat bagaimana Naren menolong para korban. Naren begitu cekatan menolong para korban yang terluka. sampai dimana ambulans datang membawa semua korban. sedangkan Gisa dibawa kerumah sakit menggunakan mobil Naren.
"Mas Naren Dokter yah?" tanya Gisa pada Naren yang kini sedang mengobati luka dikeningnya.
"Untung lukanya nggak begitu dalem jadi nggak perlu khawatir lukanya akan berbekas" sepertinya Naren enggan membicarakan hal yang ditanyakan Gisa padanya.
"Makasih, Mas"
"Kamu udah kabarin Jenove kalau kamu disini?"
"Handphone aku rusak Mas" Gisa menunjukan Handphone miliknya yang mati dengan layar Handphone yang retak.
"Biar saya telfon Jenove"
Namun baru saja Naren hendak menelfon Jenove, Gisa melihat Jenove dengan wajah paniknya berjalan kearahnya dengan pandangan mengedar. Gisa berniat memanggil Jenove namun Jenove lebih dulu memanggil nama orang lain."Karin!"
"Kamu nggak apa-apa?" raut kekhawatiran terlihat jelas diwajah Jenove saat memeluk seorang wanita yang Gisa kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISA [Giselle-Jeno]
FanfictionGisa fikir dengan menerima lamaran Jenove dapat menghapus ingatan buruknya tentang pernikahan. Namun nyatanya, hanya hari-hari buruk yang Gisa alami setiap harinya. Sikap dingin Jenove dan jalan fikiran pria itu yang tak bisa ditebak yang membuat G...