Hujan di Masa Lalu

54 3 0
                                    

Hei? Bisakah engkau mendengarnya?

Suara tangis nan pilu hujan di masa lalu, membuai luka yang membiru.

Bahkan... Jutaan bintang yang kelap-kelip di langit merah nan sendu takkan memberikan apa-apa.

Hanya suara-suara lirihan dan suara anjing menggonggong meminta pertolongan.

Terdengar di telinga para pecundang yang mengharapkan  adanya dunia harapan.

****

Human Eksperiment Season 9 "Hujan di Masa Lalu"

****

BoBoiBoy hanya milik Monsta. Saya hanya meminjam karakternya saja.
Fanfic ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun.

Kekerasan dalam cerita mohon untuk tidak di tiru!!

"Sudahlah! Sekarang apa rencanamu Melian?" tanya Flora sembari memakan lolipop yang ia rampas dari tangan Fly.

"Baiklah rencananya begini...."

.

.

.

"Lakukan tugas kalian sesuai rencana!" pinta Ima memulai komunikasi melalui telepon di tangannya.

Sedangkan si manik ruby yang bertugas di sampingnya menatap nanar sosok gadis yang selalu tegar namun rapuh itu.  Melian Ima, ya? Kau memang gadis yang kuat! batin Thunder.

Sebelumnya

"Kau serius dengan rencanamu itu? Bukankah itu berbahaya bagimu?" tanya Thunder masih tak dapat percaya rencana yang di rencanakan oleh gadis yang membelakanginya.

"Aku tahu... Tapi, diriku tak ingin lagi membuat orang-orang kembali terluka, sudah cukup diriku kehilangan segalanya. Lagipun... Bukankah kau juga ingin mengakhiri ini segera'kan? Wahai tuan Gevandra?"

"Jadi, kumohon kali ini saja... Izinkan aku untuk berada di jalur takdir!"
Angin berhembus seperti bisikan. Tangan yang terangkat mendekap erat sosok di depannya. Thunder yang tiba-tiba saja memberi kehangatan kepada gadis di depannya.

Hangat... Tolong biarkan kehangatan ini terus ada. Kumohon kepadamu, Tuhan.... Seperti itulah isi hati gadis yang di dekap.

OFF

Darah yang terus mengalir bagaikan air terjun dan pukulan tanpa belas kasih terus diberi oleh gadis yang masih tetap berusaha untuk berdiri.

Rain yang duduk di singgasana menatap remeh sosok di depannya. Cukup dengan jentikkan tangan, Reverse menggendong Lita ala koala menuju kearah Rain.

Lita yang benar-benar kehabisan tenaga tak dapat berbuat banyak.

Rain mengelus pipi berlumuran darah itu.  "Lihatlah... Bukankah akan terlihat indah jika di jadikan manekin seperti mereka?" Lita yang mendengar hal itupun merasakan hawa yang berbeda. Lita melihat jelas bahwa tempat ia di sekap sekarang, dia dapat melihat banyaknya manekin aneh di tempat itu. Seolah manekin itu bukanlah boneka. Seperti manekin yang terbakar, tubuh membiru dan berbagai manekin lainnya. Tak sampai di situ, bahkan kuku-kuku yang masih rapi pun, tersimpan di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Human Eksperiment Season 9 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang