Loser

43 3 0
                                    

Harapan itu sunyi. Bahkan terdengar samar-samar. Hanya mereka yang memiliki hati tulus yang bisa mendengarnya.

Terlalu mustahil, jikalau manusia itu setia. Mereka hanya para boneka yang dikendalikan oleh sang pencipta.

Manusia itu lucu. Mereka melakukan kesalahan tapi tak ingin di salahkan.

Berlagak sok keren di depan kamera. Tapi, sebenarnya mereka tak lebih dari sekedar anjing pencundang.

****

Human Eksperimen Season 9 "Loser"

****

BoBoiBoy hanya milik Monsta. Saya hanya meminjam karakternya saja. Fanfic dalam cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun.

Warning!! Adegan kekerasan maupun kata kasar dalam cerita, mohon untuk tidak di tiru!!

~Human Eksperimen~

"Tidak ku sangka kau benar-benar melalukannya, Glacier padahal kau tahu apa yang ada di sana." Sopan menyentuh genangan darah yang berceceran.

"Bukan urusanmu! Lebih baik kau urus aja mainanmu itu!" ucap Glacier meninggalkan Sopan seorang diri.

"Tch! Dasar kepala dingin!"

****

00.54

Di malam yang cukup sunyi. Burung gagak berbunyi dan burung hantu memutar kepalanya.

Dari atas gedung, dengan netra cookies yang di milikinya. Rambut hitam dan panjang dengan pakaian penuh darah melewati setiap gedung.

Mengawasi seorang gadis yang sepertinya baru saja pulang.

Gadis tersebut memasuki rumahnya tanpa sepatah kata pun.
Melewati barang-barang yang berantakan bagaikan kapal pecah di rumahnya.

"OY IMA!! DI MANA UANGMU ANAK SIALAN?!!" Gadis itu ialah Ima ia tak mempedulikan teriakan sang Ayah yang sedang dalam pengaruh alkohol.

Memakai earphone dan menyalakan musik dengan sangat keras.

Di sudut kamarnya sosok bercak darah itu ternyata mengikutinya hingga kerumah.

Mengarahkan belati ke lengannya, Ima merasakan tangan seseorang menggenggam tangannya.

"Siapa?" Ima bertanya pada sosok tak kasat mata yang tidak diketahui di mana ia berada.

Lampu kelap-kelip seolah sosok itu sedang mengajak berbicara dirinya.

Cermin yang semula bersih perlahan mulai terbentuk sebuah tulisan bertinta darah.

"KAU HARUS TANGGUNG JAWAB!!

"Tanggung jawab? Aku...." Seperti mengerti Ima menundukkan kepalanya. Memori hancur mulai menghantuinya.

Menggigit bibirnya, memegang erat lengannya dan menjambak rambutnya sendiri.

Tak lama sebuah smirk muncul di sudut bibirnya.
"Emang apa salahku? Mereka mati juga karena takdir. Aku hanya mempercepat saja." 

Human Eksperiment Season 9 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang