2. sakit

173 7 1
                                    

Tiba-tiba tubuh lydia lemas, tubuhnya terasa sakit mungkin ini efek kecapekan. Akhir-akhir ini ia kurung istirahat ditambah banyak tugas yang belum ia selesaikan.

Lydia mengambil ponselnya yang terus berdering menandakan ada yang menelponnya. 'Arsen sayang❤️'

Lydia menggeser icon berwarna hijau. "I-iya hal----"

"Bangsat! Lo dimana? Kenapa lo enggak ada di kontrakan?" Tanya arsen marah.

Lydia menjauhkan ponselnya dari telinga. "M-maaf aku enggak masuk kuliah dulu aku lagi sakit" jawab lydia lirih.

"Bilang dari malam kalau lo enggak kuliah, kalau gitu gue enggak repot-repot ke kontrakan buat jemput lo. Dasar beban" maki arsen emosi.

"M-maaf" cicit lydia.

TUT......

Lydia menghela napas berat. "Pusing banget" lirih lydia memegang kepalanya.

Arsen sayang❤️

Sayang aku boleh minta tolong enggak sama kamu?✓
Beliin aku obat aku pusing banget🙏🏻🥺✓

Pesan online aja ribet amat gue ada kelas siang ini

Abis pulang kuliah, sen. Aku mohon🥺🙏🏻✓

Enggak bisa gue mau nonton bioskop sama debi

Sen aku lagi sakit lho🥺✓

Terus? Gue harus urus Lo gitu?✓
Males banget urus lo sakit, gimana kalau gue ketularan sakit Gimana lo mau tanggung jawab, HAH?✓

Lydia melotot sempurna membaca balasan chat dari arsen. "Segitu bencinya kamu sama aku sen" lirih lydia meneteskan air matanya.

Yasudah kalau enggak bisa, maaf ganggu. Have Fun🙏🏻☺️✓

Pasti👍🏻✓

Lydia mematikan ponselnya menghapus air matanya. "Lydia, kamu pasti bisa" ucap lydia menyemangati dirinya sendiri.

Lydia beranjak dari kasur menahan rasa pusing dikepalainya, lydia keluar memberhentikan taksi yang kebetulan lewat. "Ke apotik mas" ucap lydia pada supir.

Supir mengangguk dan langsung melajukan mobilnya, lydia memijit pelipisnya semakin ditahan semakin pusing. Tidak lama sampai di apotik lydia langsung turun lydia membuka tas selempang nya matanya membulat sempurna. "Astaga! Aku lupa bawa uang" panik lydia.

"Mbak mana ongkosnya?" Tanya supir taksi.

Lydia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Umm...mas s-saya lupa bawa dompet" cicit lydia tidak enak.

"Lah terus gimana?" Tanya supir sedikit kesal.

"Saya boleh ngutang dulu enggak? Janji besok saya bayar" ucap lydia.

"Enggak bisa! Enak aja ngutang ini bukan warung yang bisa dihitung, cepat bayar saya mau pulang" kesal supir.

"Mas saya benar-benar tidak punya uang" ucap lydia takut.

"Bayar atau saya teriak maling?" Ancam supir.

"Eh saya bukan maling" panik lydia

LOVE HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang