9. putus

188 11 3
                                    

Satu minggu setelah kejadian itu arsen tidak lagi datang ke kontrakan lydia, bahkan mengabarinya saja tidak ada. Lydia bingung harus melakukan apa setiap hari lydia datang ke tempat dimana arsen sering main termasuk basecamp nya namun hasilnya nihil.

Lydia duduk di teras basecamp arsen menunggu arsen sedari pagi, tidak lama lydia mendengar suara deru motor yang begitu kencang. Lydia berdiri menatap motor yang ia kenal berhenti di lapangan.

"A-arsen" kaget lydia melihat arsen bersama perempuan lain yang tidak lain tidak bukan ialah debi.

Arsen menatap lydia kaget, tidak lama ia memalingkan wajahnya enggan menatap wajah lydia. Arsen menarik pinggang debi. "Jangan jauh-jauh sayang" ucap arsen.

"Iya sayang" jawab debi tersenyum manis.

Deg

Lydia berjalan menghampiri arsen menatap arsen lekat. "A-arsen kamu kemana aja?, aku cari-cari kamu kemana-mana tapi kamu tidak ada" tanya lydia.

Arsen melirik sinis lydia pria itu tidak menjawab pertanyaan lydia, malah masuk kedalam basecamp bersama debi yang terus ia rangkul pinggangnya.

Eka, eki, dan geno menatap prihatin lydia. "Arsen butuh waktu sendiri, lo tenang aja arsen enggak bakal macam-macam ko sama debi" ucap mereka.

Lydia menghapus air matanya. "K-kak aku enggak selingkuh atau dekat sama cowok manapun, keja-----"

"Gue mau putus sama lo" ucap arsen keluar menghampiri mereka menatap lydia dingin. "Lo bisa kembali sama om lo itu, gue enggak bakal ganggu lo lagi mulai sekarang. Jadi lo bisa sepuasnya melakukan apapun yang lo mau"

Deg

Lydia menggeleng cepat. "Arsen kamu salah paham aku en----"

"Lupain gue sekarang juga, gue mau tunangan sama debi" potong arsen.

Deg

Lydia menggeleng cepat. "Enggak! Kamu enggak boleh gitu arsen" tolak lydia.

"Ini keputusan gue yang sudah gue pikir-pikir dari lama. Bukanya lo bahagia kalau gue pergi dari kehidupan lo?" Tanya arsen terkekeh hambar.

"Engg------"

"Pulang jangan temui gue lagi" potong arsen.

Lydia menggeleng cepat. "Om Shakil ke kontrakan aku karena dia mau bantu ak-----"

"Gue enggak minta penjelasan dari lo, gue udah sakit hati sama lo. Bertahun-tahun lo ninggalin gue dan tiba-tiba muncul, dan disaat gue mau berusaha memaafkan semua kejadian itu lo malah kembali membuat kesalahan yang enggak gue suka" Bentak arsen emosi.

Lydia menggeleng cepat. "Aku bisa jelasin tolong kasih waktu aku lima menit aja buat jelaskan, ak-----"

"GUE BENCI LO LYDIA PRISKILA GUE BENCI LO" Bentak arsen menatap tajam lydia.

Lydia memejamkan matanya ia berusaha kuat. "Arsen ak-----"

"Lo mending pergi jauh-jauh dari hidup arsen, gue sama arsen bahagia tanpa lo" ucap debi merangkul lengan arsen.

"Lo enggak usah ikut campur" Marah lydia menatap tajam debi.

Debi terkekeh kecil. "Tentu aja gue ikut campur gue calon tunangan arsen dan sebentar lagi arsen milik gue" Ucap lydia tersenyum miring.

"Debi lo mending pergi" Usir eka menarik tangan debi yang langsung arsen tepi.

"Jangan usir debi usir saja wanita ini" Ucap arsen menunjuk lydia.

"AKU ENGGAK MAU PERGI SEBELUM AKU JELASIN SEMUANYA ARSEN! KAMU ITU MASIH COWOK AKU" Bentak lydia.

Cup

Debi mencium singkat pipi arsen membuat lydia semakin marah. "Biarin aja cewek miskin ini di sini, lagian dia tidak pantas untuk kamu. Kamu itu pantasnya sama aku, perempuan seperti ini memang tidak cukup satu cowok sama persis seperti mamahnya wanita jalang, Rela meninggalkan suaminya demi menikah dengan teman suaminya sendiri." ucap debi.

PLAK.

Lydia menampar keras pipi debi sampai meninggalkan bekas merah di pipi kanan debi. "JAGA UCAPAN KAMU DEBI, KAMU TIDAK PANTAS MENGHINA IBU KU, KAMU TIDAK TAU TENTANG KELUARGA AKU YANG SEBENARNYA. KAMU BOLEH HINA AKU SEPUASNYA TAPI JANGAN PERNAH KAMU HINA KELUARGAKU" Bentak lydia.

Semua orang melotot syok begitupun arsen yang langsung menatap tajam lydia. Arsen mengepalkan tangannya tidak terima lydia menampar debi.

PLAK.
PLAK.
PLAK.
PLAK.

Arsen menampar keras pipi lydia sebanyak empat kali. "JANGAN PERNAH SAKITI DEBI KALAU LO ENGGAK MAU MENYESAL SELAMA HIDUP LO" Bentak arsen.

"Uhuk-uhuk"

Lydia terbatuk sampai mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya. Lydia duduk lemas di lantai air matanya mengalir deras.

"ARSEN" Bentak eka, eki, dan geno syok. Sedangkan debi malah tersenyum penuh kemenangan.

Arsen pun kaget dengan dirinya yang melakukan itu, namun kemarahannya lebih besar daripada rasa menyesalnya.

"Debi lo enggak papa?" Tanya geno berjongkok menatap lydia.

Lydia mendongak menatap geno mengusap darah yang keluar dari mulutnya dan hidungnya. "E-enggak papa" jawba lydia tersenyum tipis.

"Ly, gue antar lo pulang ya ini udah sore" ajak eka.

"Atau gue aja yang antar?" Tanya eki.

Lydia diam ia berdiri tepat didepan arsen yang enggan menatapnya. "K-kamu mau putus dari aku?, baiklah kita putus. Semoga hubungan kalian berdua langgeng sampai maut memisahkan kalian, semoga kamu lebih baik lagi, asal kamu tau yang kamu lihat waktu itu tidak seperti yang kamu pikirkan---"

"Pergi gue muak liat wajah lo, pergi sejauh-jauhnya jangan pernah tujukan wajah lo di hadapan gue lagi" potong arsen.

Lydia mengangguk. "Tidak perlu kamu suruh aku akan pergi sejauh-jauhnya dari hidup kamu, bahkan kamu tidak akan menemukan aku sekalipun kamu cari aku." Ucap lydia air matanya mengalir deras. Menoleh menatap ketiga teman-teman arsen. "Kak, tolong ingetin arsen makan sama istirahat, jangan minum alkohol terus." Ucap lydia.

"Ko perasaan gue enggak enak sih?" Bisik eka ke eki disampingnya.

"Sama" jawab eki.

"Lo jangan pergi ly, kalau lo pergi pasti arsen nakal lagi" ucap geno si pria dingin itu juga merasakan tidak enak.

Lydia menoleh kembali menatap arsen, melepaskan kalung yang yang bermotif bintang-bintang kecil. Lydia memberanikan diri meraih tangan arsen menganggam tangan arsen mengembalikan. "Aku kembalikan ini sama kamu, terimakasih atas semuanya. A-aku p-pamit d-dulu" ucap lydia tersenyum tipis. "A-aku mencintaimu arsen" setelah mengatakan itu lydia langsung pergi dari sana.

Arsen menatap kalung ditangannya. "L-lydia" lirih arsen menatap lydia pergi menerobos hujan yang sangat deras.

"Bodoh! Kejar lydia gue perasaan gue enggak enak" bentak eka dan eki.

"Enggak boleh" tolak debi merangkul erat tangan arsen.

"Lo akan nyesel setelah lo kehilangan lydia ingat kata-kata gue" Ucap geno pergi dari sana diikuti eka dan eki yang kesal dengan sikap dan kelakuan arsen.

"LYDIA" Teriak arsen air matanya mengalir deras tanpa ba-bi-bu arsen langsung naik keatas motor mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Lydia terus berjalan tanpa arah rasanya sesak. "Arsen kamu tega sama aku" lirih lydia.

Tanpa disadari lydia dari kejauhan mobil truk melaju begitu cepat. Suara klakson terus bunyi namun lydia tidak mendengar itu lebih tepatnya ia tetap di tempat.

TIIIIITTT.

BRAK.

Lydia terpental jauh dari tempat darah mengalir di kepalanya dan tubuhnya, kepalanya terbentur batu besar. "A-arsen" lirihnya sebelum memejamkan matanya.

"LYDIA" Teriak seseorang dari dalam mobil. Tanpa ba-bi-bu pria itu langsung membopong lydia masuk kedalam mobil.

***

LOVE HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang