8. Salah paham.

110 6 0
                                    

Lydia menatap arsen yang terus ingin disuapi nya, dari mulai makan, minum, ngemil dan masih banyak lagi sepertinya arsen sedang malas untuk bergerak walaupun hanya untuk mengambil cemilannya yang ada di toples.

"Yang benar dong nyiapinnya" kesal arsen.

"Aku ben----"

"Ngelawan mulu heran" potong arsen melirik sinis lydia.

"Salah lagi" cicit lydia yang sedari tadi terus disalahkan arsen, padahal arsen sendiri yang membuat masalah.

Arsen fokus main game di ponselnya, sambil melahap cemilan. "Sial! Kalah mulu" umpat arsen.

Lydia lebih memilih menonton televisi ketimbang meladeni arsen yang serba salah.

Arsen menatap lydia. "Gue mau ke apartemen debi dulu disini enggak asik" ucap arsen mengambil Hoddle nya.

Lydia menoleh tersenyum tipis. "Hati-hati" ucap lydia ikut berdiri membukakan pintu untuk arsen.

Arsen menatap lydia "ko lo enggak cegah gue sih? Lo enggak cemburu gue ke apartemen debi? Gimana kalau gue macam-macam sama debi?" Tanya arsen kesal ia kesal sendiri niat ingin membuat lydia kesal dan cemburu malahan sebaliknya.

Lydia masih tersenyum tipis. "Bukanya kamu bilang sama aku kalau kamu sudah melakukan itu sama debi?, dan kamu cinta sama debi? Yaudah mau gimana lagi percuma aku tahan kamu juga kamu enggak bakal nurut. Malahan kamu banding-bandingkan aku sama debi aku malas denger itu" jawab lydia panjang lebar.

"Setidaknya lo basa-basi lydia. Ah. Serah lo deh lydia lo enggak asik" kesal arsen langsung keluar kontrakan lydia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Lydia menghendikan bahunya. "Siapa sih yang enggak marah lihat cowok sendiri selingkuh, dan main ke apartment cewek lain. Tapi mau bagaimanapun kamu punya kehidupan sendiri aku tidak bisa paksa kamu untuk terus sama aku" lirih lydia langsung mengunci pintu.

Lydia membereskan sampah makanan bekas arsen yang berserakan dimana-mana, setelah selesai lydia langsung merebahkan tubuhnya di kasur memejamkan matanya. Baru saja satu menit ia memejamkan matanya bersiap masuk ke alam mimpi suara pintu di gedor-gedor dari luar membuat ia kaget.

"Lydia buka pintunya" teriak arsen.

"Astaga! Mau apa lagi sih" lirih lydia membukakan pintu untuk arsen. "Ada yang ketinggalan?" Tanya lydia.

"Enggak!" Jawab arsen menerobos masuk kedalam.

"Terus?" Tanya lydia mengikuti arsen.

"Gue enggak jadi ke apartemen debi macet jalanan" jawab arsen Merebahkan tubuhnya di kasur. "Gue mau nginep di sini lo tidur di bawah" lanjut arsen melempar bantal dan guling ke bawah.

"Ko gitu sih?" Tanya lydia.

"Bodoamat, gue mau tidur di sini lo tidur dibawah" jawab arsen.

Lydia menghembuskan napasnya kasar. "Yaudah aku dibawa" pasrah lydia mengambil tiker untuk ia tidur.

Arsen menoleh menatap lydia yang benar-benar tidur dibawah. "Ck! Naik jangan tidur dibawah gitu" suruh arsen menarik lydia.

"Apa lag---"

"Tidur disini aja" potong arsen.

Lydia yang mendapatkan izin ia langsung naik ke kasur. "Terus kamu tidur dimana?" Tanya lydia.

"Disinilah" jawab arsen santai.

"Eh jangan dong" panik lydia.

Arsen tersenyum miring. "Takut banget gue apa-apain, tenang aja gue enggak suka punya lo, punya lo kecil"

Mata lydia membulat sempurna. "Eh sembarangan kalau ngomong" kesal lydia.

"Terus? Besar dong berarti?" Tanya arsen menaik turunkan alisnya.

"ARSEN MESUM" Teriak lydia memukul arsen menggunakan guling.

***

Arsen mendengus kasar ponsel lydia tidak aktif-aktif sedari tadi membuat ia khawatir sekaligus kesal. "Kemana sih nih cewek" kesal arsen.

"Arsen aku ikut dong pul----"

"Enggak! Gue mau pulang ke kontrakan cewek gue, lo pulang sendiri aja" potong arsen melirik sinis debi.

Debi cemberut. "Ko gitu sih? Biasanya juga kamu antar aku----"

"Antar lo cuma sampai halte doang, selebihnya lo pulang sendiri kan? Lagian gue cuma panas-panasin lydia doang" potong arsen semakin kesal.

Eki terkekeh kecil. "Rasain tuh deb, lo tuh cuma jadi bahan buat lydia bos kita cemburu doang" ledek eki.

Debi menatap tajam eki. "Diam lo! Gue enggak ngomong sama lo" sinis debi.

"Uluh-uluh kasihannya anak Deddy" ucap eka tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal debi.

"Awas kalian gue bakal bikin perhitungan" ancam debi langsung pergi dari sana.

Geno menatap arsen yang terus mengotak-atik ponsel. "Gimana aktif?" Tanya geno.

Arsen menggeleng pelan. "Gue ke kontrakan lydia dulu kalian duluan aja nanti gue nyusul" ucap arsen langsung memakai helm dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

"Gue kira di arsen udah maafin lydia ternyata masih benci" gumam eki.

"Benci dan cinta sih sebenernya" imbah eka.

Tidak lama arsen sampai di kontrakan lydia ia langsung memarkirkan motornya asal masuk kedalam, matanya membulat sempurna melihat lydia yang sedang berduaan bersama pria lain.

"L-lydia" lirih arsen.

Lydia menoleh kaget melihat arsen. "E-eh a-arsen" kaget lydia.

Shakil pria itu ikut menoleh menatap arsen yang langsung menatapnya tajam. "Arsen mau ngapain kamu kesini?" Tanya shakil asal.

Arsen mencengkeram kerah baju Shakil. "HARUSNYA GUE YANG NANYA, LO NGAPAIN DI SINI? DIKONTRAKKAN CEWEK GUE HAH?" Bentak arsen napasnya memburu.

Lydia berusaha melepaskan cengkraman arsen. "Ini enggak seperti yang kamu pikirkan arsen, jangan-----"

"DIAM! GUE ENGGAK BICARA SAMA LO" Bentak arsen menepis tangan lydia.

Shakil menatap wajah arsen. "Kamu pria yang tidak tau beruntung, lydia menerima kamu apa adanya, kamu selingkuh di depan lydia sendiri kamu memang tidak tau untung" ucap shakil.

BUGH
BUGH

Arsen memukul rahang tegas shakil. "LO ENGGAK TAU APA-APA TENTANG GUE SAMA LYDIA, LO ORANG BARU DI HIDUP LYDIA JADI LO ENGGAK USAH SOK TAU" Bentak arsen.

"ARSEN JANGAN KASAR" Marah lydia.

Arsen menoleh menatap lydia serius. "Lo pilih dia atau gue?" Tanya arsen.

Lydia mengerutkan keningnya. "Apa maksudnya? Aku enggak paham" tanya lydia.

"Pilih dia atau gue?" Ulang arsen malas menjelaskan ia tahu kalau lydia hanya pura-pura tidak mengerti.

"Ar-----"

"Gue anggap lo pilih dia" Ucap arsen langsung keluar mengandarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Lydia menoleh menatap shakil. "Om maa----"

"Enggak papa ini bukan salah kamu" potong shakil tersenyum tipis.

Lydia duduk mengacak-acak rambutnya bingung. "Heran sama dia kenapa hobi banget cari masalah" kesal lydia.

Shakil menghampiri lydia. "Nanti saya jelaskan sama dia kamu jangan khawatir" Ucap Shakil.

Lydia Menggeleng cepat. "Tidak usah nanti juga dia kesini nanti aku jelasin langsung" tolak lydia takut arsen kembali marah.

Sedangkan arsen pria itu masuk kedalam basecamp tempat ia dan teman-temannya kumpul, meneguk alkohol hingga berbotol-botol. Teman-temannya yang melihat itu menghela napas berat.

"Pasti ada masalah besar lagi" gumam mereka.

***

LOVE HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang