BAB 4 • Kai

2.8K 188 4
                                        

"Jadi, siapa wanita itu"

"Namanya Farah, istri dari seorang manager yang bekerja di PT. Argana."

"Sesuai dengan informasi yang udah gue telusuri di data keluarganya, ternyata memang benar, dia memiliki 1 anak perempuan yang masih menduduki bangku SMA, menurut kabar yang beredar, anaknya hamil-"

"Cukup"

"Kenapa? Jangan bilang lo mau ngelakuin hal gila?"

Laki-laki dengan tubuh yang terbalut jaket hitam kebanggaannya itu terkekeh ringan

"Selama gak ada yang berhasil nyentuh adek gue, gue gaakan ngelukain siapapun, Ken"

"Iya juga sih, tapi tangan temen lo bolong tuh"

"Tinggal bolongin balik apa susahnya."
Celetuk seorang laki-laki yang akrab dipanggil Kae

"Enteng banget mulut lo"

"Gausah nyari penyakit duluan. Lagipula Karfa gak selemah itu"

"Tapi gue tetep mau liat Reva"

Semuanya terdiam ketika mendengar sang ketua kembali bersuara
"Lo pasti kangen banget ya?" Tanya Kenzo

Dengan mata sinis nya Kaesal mendelik tajam. Memperhatikan setiap pergerakan Kenzo dari sudut ruangan.

"Si tai. Udah jelas jelas lo tau jawabannya. Masih aja nanyain hal yang sama."

"Ya santai dong."

"Kai. Mau sampe kapan si lo sembunyi terus dari adek lo sendiri? Emang lo gak capek nyiksa diri lo dengan ngejauhin Reva?"

Kaisar menghela nafas lelah
"Gue bukan gak mau ketemu dia. Gue cuma gak mau kalau orang-orang itu tau gue masih hidup. Karena yang bakal mereka incar itu bukan gue, melainkan Reva."

"Gue makin yakin, bahwa pelaku yang sebenarnya ada di dekat dia."

Semuanya saling melempar pandangan.
"Siapa yang lo maksud?"

Bukannya menjawab, Kaisar justru malah berdesis "Drysmond"

-

"Dari tadi ngelamun Mulu, kenapa?" Tanya Zeiro langsung pada intinya.
Saat ini dia sedang berada di halaman markas bersama dengan Raja

"Gak apa-apa"

"Kita kenal buka setahun dua tahun Jan. Mau sampe kapan lo mendam semua keluh kesah lo sendirian?"

Raja merenung beberapa saat
"Gue... Cuma takut, Zei"

Kedua alis itu saling bertaut, seolah tidak mengerti dengan pembahasan kali ini.
"Takut? Dalam hal apa?"

"Gak tau kenapa, gue ngerasa takut aja. Gue takut Reva kenapa napa, dan... Gue juga takut gak bisa liat dia lagi nantinya"

"Bentar bentar. Ko mendadak lo jadi ngelantur gini?"

"Lo... Bisa simpen rahasia ini kan? Gue mau ngasih tau lo karna ini juga menyangkut Drysmond"

"Gue gak mungkin bongkar rahasia yang menyangkut anggota gue sendiri Jan."

Raja menatap Zeiro sangat intens sebelum akhirnya kembali berbicara
"Misi pertama kita sebenarnya udah tuntas sebagian besar"

Netra elang itu dengan cepat membelalak sempurna.
"Maksud lo keluarga Reva??"

"Hm, Kaisar telah ditemukan. Dan itu bertepatan pada malam dimana Bry nemu informasi tentang keberadaan dia."

"Darimana lo tau? Bukannya lo sendiri yang bilang kalo Kai udah nggak ada? Dan lo juga yang nyuruh Bry buat berhenti cari informasi tentang dia kan?"

Raja mendongak an pandangannya, merasakan terpaan angin yang berhembus kencang menimpa wajahnya. "Gue bohong"

Zeiro menggeleng tak habis fikir.
"Mau lo apa sih Jan?"

"Gue terpaksa Zei. Kaisar yang nyuruh gue buat bungkam sampai dia sendiri yang bakal nunjukin diri dihadapan kita, dihadapan Reva."

"Dan yang lebih memuakkan nya lagi, nyawa Reva sudah pasti dalam bahaya kalau sampai Kaisar ketauan masih hidup."

"Tapi... Kenapa lo menyimpulkan nya kayak gitu?" Tanya Zeiro semakin dibuat penasaran

"Gue rasa ini ada kaitannya sama musuh om Farhan, karna biar gimanapun juga Kaisar itu adalah satu satunya penerus dari keluarga Diningrat. Yang berarti, kalau sampai Kaisar masih hidup, perusahaan itu akan diambil alih atas nama dia. Sementara Reva? Reva adalah salah satu kelemahan terbesar Kaisar. Kalau sampe Reva terancam, maka Kaisar juga pasti akan bernasib sama buruknya."

Zeiro semakin dibuat menganga saat mendengar apa yang baru saja Raja katakan.

"Gue cuma gak mau kita dan anak anak Drysmond yang lain mengalami pertumpahan darah..."
Timpal Raja dengan penuh kekhawatiran

Zeiro menepuk pundak Raja sebagai bentuk pertahanan, "Tujuan Drysmond dibangun kembali kan emang buat menegakkan keadilan. Ngapain takut?"

"Ingat. Lo gak boleh terpuruk kayak gini. Misi kita belum sepenuhnya tuntas Jan."

"Satu lagi, jangan lupakan dendam lo."

Deg

"Lo gak lupa kan? Sama rasa sakit nyokap lo? Jadi gue minta, balaskan itu semua. Jangan ragu. Drysmond selalu ada di belakang lo."

Zeiro memegang kedua bahu itu dengan kuat. Berniat untuk meyakinkan seseorang yang kini tengah berada di hadapannya.

"Kalau seandainya pelaku itu adalah orang yang gue kenal juga, gimana?"

"Gue... Bisa apa?"

Tetap tutupi luka mu, sampai dunia tidak menyadari kepergianmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetap tutupi luka mu, sampai dunia tidak menyadari kepergianmu.

- Zeiro Dianos Angkasa -































📸

19 JANUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang