BAB 28 • Gedung kematian

523 46 15
                                    

Sesuai dengan arahan lokasi yang dikirimkan oleh nomor misterius itu, akhirnya Raja telah sampai ke tempat tujuannya, sendirian.

Tanpa ada alat pertahanan diri sama sekali, Raja nekat mengendap endap memasuki  bangunan besar di hadapannya. Terlihat sangat usang dan menyeramkan.

"B-bau ini, benar benar menyengat."
Protes laki-laki itu saat hidungnya tidak sengaja menangkap bau busuk di salah satu pintu.

"Huekk"

Ia benar-benar tidak tahan dengan aroma menjijikan itu. Semua isi perutnya terasa berlomba-lomba seakan ingin meloncat keluar.
"Sebenarnya apa yang ada di balik pintu itu??"

Merasa muak dengan bau busuk di sekelilingnya, akhirnya ia memutuskan untuk mendekati ruangan yang tertutup rapat itu. Memberanikan diri untuk membuka pintu usang yang ntah apa saja isi dibalik semuanya.

Perlahan, pintu berseretan dengan lantai, menimbulkan decitan yang cukup mengganggu pendengarnya.

Celah mulai terbuka, sebuah asap hijau dan ribuan serangga sontak berterbangan keluar, nyaris mendarat di wajah laki-laki yang masih tercengang di tempatnya.

Asap itu bukan racun.
Melainkan sebuah dempulan debu dari 2 bangkai manusia dan beberapa hewan bertaring yang menggumpal menjadi hembusan asap.

Ia sudah tidak bisa merasakan indra penciumannya lagi. Semua aroma menjijikan yang ia hirup tadi tidak sebanding dengan apa yang sedang ia lihat saat ini.

Raja mundur selangkah demi selangkah, ia rasa datang kesini tanpa membawa apapun bukanlah hal yang benar.

Detak jantung nya berpacu begitu cepat. Seolah tidak mementingkan ritme nya lagi.

"Ini adalah mimpi buruk..."

"Tidak, gedung ini tidak pernah ada. Ini pasti hanya sebuah ilusi semata."
Tekannya berusaha menolak kenyataan yang sudah tertata jelas dihadapannya.

Bruk

Tubuh laki-laki itu meremamg ketika ia tidak sengaja menabrak sebuah benda tumpul lain di belakangnya.

Ya, ternyata bukan hanya dia yang berada didalam ruangan ini.

sosok yang ia tabrak barusan rupanya adalah seorang wanita berpakaian putih lusuh yang telah berlumuran darah kering.
Raja terdiam sejenak untuk memastikan wajah wanita itu lebih dekat.

Akan tetapi, sebuah erangan mengerikan tiba-tiba menyambar indra pendengarannya. Dan di detik itu juga, wajah wanita itu mengejang ke hadapan Raja. Dapat dilihat bahwa mulut wanita itu terjahit rapat dengan resleting yang memiliki gembok kecil, melekat diantara kedua bibirnya.

Raja terjatuh dengan kaki yang refleks melemas. Ia tidak tau harus melakukan apalagi sekarang. Ia terjebak.

Wanita itu mengalami kejang kejang yang luar biasa. Ia mendekati Raja, membuat laki-laki itu diam dan tak bisa berbuat apa apa.

Raja mulai memejamkan mata nya, cemas jika saja wanita itu akan menyiksanya atau bahkan membunuhnya disaat itu juga.

"Humhhh hmph!!" Teriak wanita itu menggunakan tenggorokannya.

Raja membuka matanya untuk melihat apa yang akan wanita itu lakukan selanjutnya.

Tubuh wanita itu seolah dikendalikan oleh suatu objek. Ia bahkan tidak bisa berjalan normal. Tubuhnya terus mengalami kejang kejang bahkan saat ia sedang berusaha menyeret Raja.

Raja mulai merasa bahwa wanita ini bukan ingin menyakitinya. Melainkan ingin membawanya pergi ke suatu tempat.

"Humh!! Humphhh!!"

19 JANUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang