BAB 16 • Terbongkar

1.4K 117 7
                                    

2 hari telah berlalu, akan tetapi tidak ada tanda tanda dari kesadaran Arka dan Lireva.

Arka dinyatakan koma setelah kejadian itu, sementara Lirev mengalami luka parah di kepala dan beberapa bagian luar tubuhnya.

Dengan setia, Raja selalu menemani keduanya. Baik itu siang, maupun malam.
Jika siang, ia akan full menemani keduanya sebelum bi Ira sampai di rumah sakit, setelah bi Ira sampai, Raja baru bisa keluar sebentar. Dan selalu seperti itu

Tidak ada satupun keluarga Arka yang menjenguknya. Bahkan Refan sekalipun, dilarang mentah-mentah oleh kedua orang tuanya saat ingin menemui Arka.

Malam ini, bagian Raja menemani keduanya. Sementara bi Ira ia suruh untuk beristirahat saja di rumah

Tidak ada percakapan sama sekali, hanya ada keheningan diantara ketiga nya. Sampai akhirnya, Raja membaringkan kepala nya di samping brankar Lirev

"Li..."

"Ayo bangun."

"Gue kangen sama lo..."

"Ayo, bangun."

"Kemarin Kai kesini, Li"

"Bukannya lo selalu ngerengek mau ketemu dia? Dia semalem peluk lo, Li"

"Dia juga ciumin muka lo..."

"Lo pasti seneng, kan?"

"Tapi kenapa lo malah tidur disaat abang lo muncul, Li?"

"Lo nggak mau balik peluk dia, hm?"

"Ah iya, gue masih inget. Kemarin dia nangis kayak anak kecil. Dia bener bener ketakutan Li..."

"Andai lo liat ekspresi muka nya, pasti lo ketawa" Timpal Raja berusaha terkekeh

Tanpa sadar, setetes cairan bening di mata nya tiba-tiba menetes, baru saja ia menjelekkan emosi Kai, sedangkan dia sendiri sedang menangis saat ini.

"Jangan tinggalin gue, ya? Gue nggak tau bakal se hancur apa hidup gue tanpa kalian berdua"

"Ngebayanginnya aja udah bikin gue sakit."

"Tetep bareng bareng, ya?"

"Kalaupun bakal ada yang pergi duluan, itu harus gue."

"Karna... meninggalkan itu lebih baik daripada ditinggalkan. Iya kan, Li?"

Drttt

Drttt

"Siapa yang nelpon malem malem gini?"

Raja mengambil handphone nya diatas sofa, untuk melihat nama yang tertera di dalamnya

"Zei?" Ucapnya sambil mengerutkan alis

"Tumben lo nelpon gue? Ada ap—"

"Bokap lo kecelakaan Jan. Ada beberapa mobil yang ngehimpit mobil dia sampe nabrak pohon!"

"Lo cepetan kesini!"

Raja diam mematung. Jantungnya kian berdetak melebihi ritme biasa nya.

"Assalamu'alaikum, Jan" Salam seseorang diluar pintu kamar tersebut.

Tubuh Raja tetap diam membeku. Entah kenapa, rasanya begitu sulit untuk digerakkan.

"Astaghfirullah gue kira nggak ada orang. Dosa lo gak jawab salam!" Ya, ternyata itu adalah Sagara. Ia memasuki kamar dengan membawa banyak jinjingan makanan di tangannya.

"Nih liat, gue bawain apa buat lo. Pasti lo laper, kan? Ah santai aja, gak perlu bilang makas—"

"P-papah kecelakaan..."

19 JANUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang