BAB 18 • Murid Baru

1.5K 102 3
                                    

Keadaan markas Drysmond benar-benar dingin mencekam. Kini adalah hari ke 8 mereka menjalankan misi tanpa Sagara.

Bahkan Adera tidak pernah memasuki sekolah semenjak kepergian laki-laki itu. Dia benar-benar tertekan setelah kehilangan laki-laki yang dicintainya.

"Drysmond sepi tanpa lo Gar" lirih Jovan memandangi foto Sagara yang menempel sejak lama di markas

Raja ikut melirik, enggan untuk menatap wajah gembira itu terlalu lama.

Lireva telah sembuh. Akan tetapi, Arka masih dalam masa koma nya.

"Gue curiga, orang yang udah nyelakain Sagara itu adalah dalang dibalik ini semua"

"Singkatnya, cuma Sagara yang tau siapa orang itu. Karna dialah yang pertama kali ngeliat wajah orang itu." Brayens menegaskan.

"Nggak. Bry,"

Spontan, semua atensi beralih pada Zeiro yang baru saja membuka suara.

"Ada satu orang yang mengetahui sumber masalah dari banyaknya tragedi kita ini, selain Sagara." Timpal nya

"Siapa?" Tanya mereka semua

Awalnya, Zeiro menatap ragu semua teman temannya. Akan tetapi, ia rasa ini adalah waktu yang tepat untuk menceritakannya.

"Rea." Tegasnya dengan mantap.

Semuanya amat terkejut mendengar penuturan dari sang ketua itu. Mana mungkin Rea mengetahuinya? Pikir mereka begitu.

"Dulu, pernah ada korban anak anak berusia 12 tahun. Yang tewas mengenaskan di taman. Dengan tusukan bertubi tubi dibagian kepalanya, menggunakan pisau berkarat."

"Saat itu, Rea ada disana. Ngeliat semuanya. Tapi masalahnya, itu udah lama banget Jan, dan Rea juga malah di diagnosis kena amnesia jangka dekat. Kurang lebihnya, setiap moment yang terjadi dari satu tahun ke belakang, udah dia lupain."

"Itu sebabnya, sampai saat ini gue masih berusaha bikin dia inget."

Semuanya termenung menatap laki-laki itu, keadaan mendadak hening seolah tidak ada siapapun disana

"Kenapa kalian liatin gue kayak gitu? Pad-"

"Lo ada dimana waktu kejadian itu?"

"Gue ada di gudang nenek."

"Terus, kok lo bisa tau secara rinci setiap kejadian itu?"

Deg

-

"Jan? Gue mau bicara empat mata sama lo, boleh?"

Saat ini, Raja sedang bersandar di tepi danau tempat dimana semua kejadian mengerikan kemarin terjadi.

Akan tetapi, Jovan tiba tiba datang menghampiri nya, "bicara apa Van?"

"Gue mau ngasih tau lo, tentang rahasia kelam Brayens."

Raja sedikit terkejut. Tidak menyangka bahwa Jovan akan membicarakan hal itu.

"Maksud lo?"

Jovan menghela nafas gelisah, enggan untuk mengatakannya.

"Lo tau kan? Kalau dia pengidap Bipolar disorder?"

Raja mengangguk ragu, "tapi sejauh ini, dia udah nggak pernah teriak teriak lagi Van"

Jovan sedikit mendekatkan diri "Bukan itu masalahnya Jan"

19 JANUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang