BAB 20 • Cemburu

1.5K 113 8
                                    

Setelah mengetahui bahwa nyawa Sagara tidak tertolong setelah melindunginya dan Lirev, Arka sempat terpuruk beberapa hari. Dia bahkan tidak ingin memakan apapun dan hanya mengunjungi makam teman baiknya itu setiap hari.

"Ar... Udah 5 hari lo nangisin Sagara terus, kapan dia bisa tenang kalau lo masih belum ikhlas kayak gini?"

Arka tertunduk dalam saat mendengarkan perkataan Raja. "Gue akan ikhlas setelah pelaku itu ditemukan dan menerima hukuman yang setimpal."

Raja ikut termenung, membayangkan seperti apa wajah pelaku itu. Akan tetapi, lamunannya kembali buyar saat mendengar ketukan pintu berulang kali

Tok

Tok

Tok

"Permisi kak, ini Lura"

Ucap seseorang diluar pintu kamar pasien itu.

"Masuk aja"

Perlahan, pintu itu terbuka sedikit demi sedikit. Menampilkan Alura dan Lirev yang membawa berbagai macam makanan di tangannya.

"Gue bawain makanan nih, kalian pasti belom makan kan?"

"Wahh kebetulan gue laper banget Li" seloroh Raja yang langsung membuka salah satu makanan yang dibawa oleh para gadis itu.

"Kak Arka, Lura bawain bubur buat kakak, Lura suapin ya?—"

"Gue mau disuapin Reva."

Seketika, keadaan didalam kamar itu menjadi sangat hening. Sebelum akhirnya Lirev terkekeh canggung

Sementara Raja nampak cemburu sekaligus tidak enak hati pada Alura yang menawarkan dirinya kepada Arka.

"Kalau mau, lo suapin gue aja Lura" Raja menawarkan diri, membuat Alura kembali tersenyum

Berbeda dengan Lirev yang kini justru terlihat kepanasan.

Keduanya melangsungkan acara makan itu tanpa membuka suara selama beberapa menit.

"Kenapa waktu gue bangun, lo nggak ada di depan gue, Rev?"

Lirev nampak semakin canggung saat Arka bertanya seperti itu.

"H-hah? Ohh itu gue lagi beli makanan, iya makanan."

"Makasih ya, Rev"

Kedua alis Lirev ikut bertaut
"Makasih? Untuk apa?"

Bukannya menjawab, Arka justru malah mengalihkan pandangannya ke arah Raja.

"Anak anak Drysmond bilang... Lo nggak mau ninggalin gue, disaat nyawa lo juga terancam."

"Gue... Bahagia dengernya" Timpal Arka dengan senyuman manisnya

Deg

Lirev benar benar terkejut menanggapinya. Ia hanya takut Arka semakin salah paham pada sikapnya.

Dia hanya tidak mau Arka kecewa ketika mengetahui perasaan Lirev yang sebenarnya.

Karna selama ini, Arka selalu mengira bahwa sikap hangat Lirev kepadanya itu adalah bentuk perhatian yang istimewa.

Padahal nyatanya, tidak seperti itu.

"E-hehe m-mending lanjut makannya yuk, biar lo cepet sembuh. Jadi bisa pulang hari ini"

Lagi dan lagi, Arka tersenyum senang

-

"Apa kata dokter?"

"Katanya kak Arka udah boleh pulang, kak"

Raja menghembuskan nafas lega, akhirnya sepupunya itu sudah terbilang sembuh.

19 JANUARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang