Chapter 03

91 42 205
                                    


☆☆☆

🐧🐧🐧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐧🐧🐧

Terdapat pesan WA dihp Bahy dan ternyata dari Amara sendiri.

Oke, kurang dua lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oke, kurang dua lagi. Habis ini giliranku dan bisa lihat Amara hehe. Gumam Bahy.

Selang lima belas menit, ada panggilan untuk Bahy. Sudah waktunya untuk Coki vaksin.

"Hai Coki, mau vaksin yaa. Timbang dulu ya. Oke beratnya 5 kg ya, lumayanlah ya" Kata Bu Dokter.

Proses vaksinasi berjalan lancar tanpa ada perlawanan dari Coki sendiri.

"Coki anak yang pintar. Sebagai hadiah, aku kasi wiskas satu" Kata Amara.

Meeoongg. Ucap si kucing sembari menjilatti wiskas tersebut.

"Kamu pintar ya didik kucingnya. Apa emang kucingnya sendiri yang spesial?" Kata Amara.

"Biasa aja kok. Aku rawat kek pada umumnya aja" Kata Bahy.

🐧🐧🐧

Selesai vaksin, Bahy menuju ke rumahnya dan membawa kucingnya ke tempat mereka tidur biasanya.

"Bik, nanti kamu urus persiapan untuk mereka makan ya. Aku mau lanjutkan tugas yang diberikan dosen" Pinta Bahy.

"Baik, den" Kata Bibik.

Selesai mengerjakan tugas. Bahy mendapatkan pesan dari Amara, saat membuka pesan tersebut Bahy terkejut.

"Apa ini? Undangan pernikahan. Amara mau menikah?" Kata Bahy yang tak percaya.

Bahy langsung bertanya kepada Amara dan benar saja bahwa Amara memang mau menikah. Bak kesambar petir, Bahy merasa tubuhnya lemas dan seketika duduk kembali ke kursinya.

Bahy yang sudah merasa baik-baik saja, tak lupa mengucapkan selamat atas pernikahan Amara. Bahy menuju dapur dan mengambil segelas air lalu meminumnya.

KENAPA JILID 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang