"jisuuunggg lo ga berangkat sekolah?"
Pagi-pagi Jaemin sudah berdiri di depan kamar Jisung, menunggu Jisung yang tak kunjung membukakan pintu untuknya.
"lo duluan aja anjeng gue bisa berangkat sendiri" suara berat Jisung akhirnya menyahut.
"ayo berangkat sama gue"
Jisung menghela nafasnya berat, "lo bisa ngerti ga? gue lagi gamau di ganggu, gue butuh waktu buat sendiri!!"
Jaemin sedikit terhentak namun kemudian ia berbalik untuk meninggalkan Jisung, karena ia akhirnya mengerti.
Jisung membuka pintu setelah suara langkah Jaemin sudah pergi.
Ia menuruni tangga rumahnya dan menemukan Papa Taeyong yang sedang berdiri berekspresi seram.
"pa Jisung mau berangkat" cowok itu mengulurkan tangannya untuk menyalami papa tercintanya.
Taeyong hanya menatap tangan Jisung dengan tatapan tajamnya.
Sedangkan Jisung yang langsung peka bahwa keadaan papanya itu sedang dalam kemarahan besar, ia hendak berlalu pergi.
"Jisung..."
"iya pa kenapa?" Jisung berhenti melangkah lalu berbalik.
"kamu ada masalah sama Jaemin?" tanya Taeyong.
"i-iya"
"kenapa? kamu tau kan kamu itu ga punya temen selain dia?" jawab Taeyong kesal.
Jisung menghela nafas, "iya tau kok, tapi mulai sekarang Jisung mau berubah ini kan yang papa mau?"
"iya tapi jangan pernah tinggalin Jaemin ya nak"
Alis Jisung semakin mengernyit, "emang kenapa pa?"
•••
Jisung pergi kesekolah dengan perasaan yang masih campur aduk, dimana isi kepalanya berkecamuk dengan segala hal.
Dan ditambah pandangan para siswa-siswi yang berjalan melalui Jisung, menatap kaget seakah habis melihat hantu.
"orang-orang kenapa sih? kok ngeliat gue udah kayak ngelihat setan"
"woy bencong" panggil seseorang dari belakang, ya Jisung tau orang itu memanggilnya karena ia cukup sadar diri.
Ia berbalik dan orang itu berlari kearahnya.
Ternyata itu hanya Jeno, "kenapa?"
"lo liat Jaemin?" ujar Jeno.
Jisung menggeleng.
"loh emang kalian gak bareng??"
"gak perasaan tadi dia berangkat lebih awal" kata Jisung mengungkapkan yang sebenarnya.
"tapi kok ga ada ya?"
Jisung hanya menggeleng acuh. Lalu ia mengernyit saat melihat Jeno menatapnya dengan seksama.
"kenapa lo?"
"kok lo berubah? " jawabnya takjub.
Jisung memutar bola matanya malas, kemudian memilih untuk melangkah pergi.
"woy serius suami lo dimana bangsat" kata Jeno masih menanyakan Jaemin.
"najis anjing, udah gue bilang gue gak sama dia"
Jisung melangkah dengan tergesa karena Jeno terus-menerus menanyakan Jaemin.
Saat tiba dikelas ia masih memikirkan kenapa Jaemin tidak hadir di sekolah hari ini? Apa dia pergi ke suatu tempat, atau bunuh diri- berlebihan memangnya Jisung sepenting itu.
•••
Sampai bell pulang pun Jisung masih memikirkan Jaemin, nama itu terlalu mengusik pikiran Jisung yang sekarang berada di kamarnya.
Rebahan dan masih mengenakan seragam SMA.
Ia membuka ponselnya dan sama saja Jaemin tidak memberi pesan apapun, terakhir saat kemarin Jaemin ngespam Jisung dengan kata maaf.
"dih ngapain mikirin dia sih"
Dari luar terdengar suara yang ia kenal memanggil namanya.
Itu om Jaehyun, Jisung segera menyahut lalu menghampirinya seperti ada yang penting.
"Jisung kamu liat Jaemin gak? biasanya dia pulang cepet pun kalok dia ada urusan bakal ngirim pesen"
Hal itu membuat Jisung bingung sekaligus khawatir, "eh itu Jaemin lagi ada acara di sekolah makanya pulangnya lama om, tadi juga baterainya lowbat" Jisung sengaja berbohong karena ia tak ingin om Jaehyun tahu bahwa mereka sedang ada masalah.
Jaehyun bernafas lega, "ooh begitu, bikin om khawatir aja..." ujarnya.
"ada apa?" suara Taeyong dari belakang.
"ini nyari Jaemin doang" balas Jaehyun tersenyum kepada Taeyong.
Dan merekapun mengobrol cukup lama di teras rumah Jisung.
Sedari tadi Jisung memperhatikan papanya dan ayah sahabatnya itu bercengkrama seperti ada sesuatu yang pernah ada diantara mereka, seperti sebuah perasaan.
"ah ngaco Jisung" gumam Jisung.
Tapi kalo dilihat-lihat saat mereka berbicara sama halnya saat Jisung bercerita dengan Jaemin.
Semakin banyak pikiran yang diluar nalar iapun memasuki kamarnya lagi.
"bangsat ni anak kemana sih? nanti kalo ilang yang disalahin gue, nanti kalo lo ilang gue sama siapa?? " monolog Jisung menelpon berulang kali nomor Jaemin tapi hasilnya tetap nihil.
Ia melempar hpnya ke kasur, "kalo lo mau gue maafin, ya jangan gini juga!"
Jisung menatap wajahnya di kaca meja riasnya, "hmm gue ganteng juga ya..." narsis buset.
Ia memindahkan make up dan skincare nya ke dalam kotak.
"gue harus berubah walaupun itu susah"
Suara pintu terbuka.
Dan Jisung sedikit terkejut, "minimal salam monyet"
"ngapain mau di buang?" kata Jaemin tersenyum.
"bukan urusan lo!" balas Jisung nyolot.
"mau jadi pria sejati ngab, abis nonton film siksa neraka?"
"cringe lu soasik" sebenarnya Jisung ingin bertanya kemana Jaemin seharian ini tapi ia terlalu gengsi.
"tapi jangan berubah"
Jisung tertawa sarkas, "lo labil banget sih? lo kan yang buat gue berubah, puas kan lo?"
"gue udah nyaman sama lo yang dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Feminim [JaemSung]
HumorKatanya Bestfriend kok malah jadi Boyfriend Hanya menceritakan kisah Jaemin yang frustasi karena mempunyai sahabat yang bertingkah layaknya perempuan. Namun di pertengahan jalan mengapa dia juga harus masuk kedalam hal kesesatan.