[31] Berakhirnya masa putih abu-abu

2.7K 130 18
                                    

Tiga tahun lamanya, para murid SMA ALESTER menjalani masa putih abu-Abu mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga tahun lamanya, para murid SMA ALESTER menjalani masa putih abu-Abu mereka. Dan tepatnya di hari ini mereka akan melepas seragam itu, mengganti dengan seragam jenjang yang lebih serius. Masa putih abu-abu akan menjadi kenangan yang akan mereka ingat sepanjang waktu.

Istilah dari kalimat 'setiap pertemuan pasti akan perpisahan' itu memang nyata. Manusia dipertemukan untuk berpisah, baik itu berpisah karena kematian ataupun masa depan. Tapi percayalah, dibalik perpisahan hari ini mereka pasti akan bertemu dilain waktu dengan versi terbaik dari mereka. Mulai hari ini mereka akan melepas masa putih abu-abu untuk memulai cita-cita yang selama ini diimpikan.

Nyanyian dan sorakan bahagia terdengar heboh dilapangan SMA ALESTER yang luas. Banyak adik kelas yang berdiri di balkon kelas mereka untuk melihat perpisahan kakak kelas mereka. Bahkan sebagian yang bilang, "Mereka udah berpisah, nggak terasa ntar malah kita yang bakal berpisah." Dan ada banyak lagi ucapan yang lainnya.

"GUE LULUS GUE LULUS WOI! TAU NGGAK GUE LULUS, ANJIR!" teriakan Netta mengalihkan semua perhatian para murid yang berada di lapangan, tapi Netta tidak peduli. Gadis itu membawa sebuah kertas putih berisikan nilai miliknya.

Alesya dan Tea yang melihat itu, tidak bisa menahan senyuman mereka. Melihat Netta bahagia itu membuat keduanya merasa tenang.

"Dapet juara?" tanya Tea seraya merangkul pundak sahabatnya.

"Netta nilainya bagus kan, sayang?" tanya Mizha yang ikut hadir di hari itu untuk menemani acara perpisahan putrinya.

Netta mengangguk semangat, mengangkat kertas miliknya di depan semua orang. "Nilai Netta bagus, Bunda! Terus Netta juga masuk peringkat 10 besar akhirnya! Aaaa, senang banget akhirnya Mama nggak bakal malu kalau ketemu Netta nanti!" seru Netta enteng, tanpa beban sedikit pun.

Seakan itu masalah kecil buatnya. Beda lagi sama Tea, Alesya, dan Mizha yang terdiam. Tiga detik kemudian mereka ikut tersenyum senang bahkan Mizha menarik Netta ke dalam pelukannya. "Selamat ya sayang. Bunda seneng dengernya, semoga nanti kalian bisa nyambung ke jenjang yang lebih serius dan bakal menjadi orang yang sukses. Bunda pasti dukung semua keputusan kalian." Ketiga gadis itu tersenyum. Alesya ingin memeluk Tea, tapi lebih dulu gadis tomboy itu menjauh.

"Dih! Nggak ada peluk-peluk!"

Setelah acara berpelukan dan perdebatan Tea tidak ingin dipeluk, Netta menatap kedua sahabatnya. "Kalian juara berapa?"

"Gue lima," jawab Alesya.

"Dua." Tea ikut menyahut pertanyaan Netta membuat gadis itu memudarkan senyumannya setelah mendengar juara kedua temannya.

"Gue alay banget kali, ya? Peringkat 10 besar aja heboh amat," monolog Netta yang masih bisa di dengar oleh Tea dan Alesya.

"Eh, ya enggaklah!" Secepat kilat Alesya merangkul pundak Netta. "Lo udah hebat tau! Banget malah! Jangan sedih gitu dong, lagi pula ini cuma angka, yang penting kan effort lo udah tinggi banget buat dapatin peringkat 10."

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang