I. Once Upon A Time

206 12 0
                                    

Konon dahulu kala ada sebuah kekaisaran yang sangat besar dan berjaya pada masanya. Dikisahkan pada saat itu kaisar dari kekaisaran tersebut adalah kaisar yang bijaksana dan dermawan, selain itu kaisar mempunyai sikap yang sayang pada keluarga. Ia memiliki tiga orang anak, anak pertama dan kedua adalah laki-laki dan anak terakhirnya adalah seorang perempuan.

Raja sangat menyayangi anak-anaknya itu, terlebih ketika ia harus mengalami fakta bahwa istrinya meninggal di saat sang putri baru berusia tiga tahun. Raja sangat bersedih atas kematian istrinya, namun sebagai raja yang bijaksana ia tidak membiarkan kerajaan terus larut dalam kesedihan. Sebagai raja ia harus tegar dan tegas dalam menghadapi cobaan yang menimpanya.

Belum sampai setahun kematian istrinya, timbul satu fakta bahwa putrinya ternyata memiliki tubuh yang lemah sehingga membuat dirinya tidak bisa berbuat banyak hal dalam hidupnya. Sang putri sangat lemah, terbukti ketika kakak-kakaknya mengajak putri bermain sampai kelelahan, bukannya tawa dan canda putri justru pingsan karena memiliki metabolisme tubuh yang lemah, sama seperti mendiang permaisuri- ibunya.

Mengetahui hal tersebut, raja sangat menjaga keadaan anaknya. Selama hidupnya, putri hanya tumbuh dengan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya. Ia tidak pernah sekalipun merasakan kekurangan dalam hidupnya. Terlebih ia selalu dimanjakan oleh sang raja, apapun yang ia inginkan pasti akan selalu dipenuhi oleh ayahnya tersebut. Namun bukannya merasa disenangi rakyatnya, putri yang selalu dimanjakan itu justru dipandang sebagai putri yang menyebalkan. Alasannya memang cukup untuk hal tersebut, putri yang dimanja memiliki sifat yang egois, sekali ia menginginkan sesuatu maka ia harus mendapatkannya.

Ia tumbuh seperti itu, memiliki sikap egois dan tamak. Apapun yang ia sukai, apapun yang ia inginkan, dan apapun yang ia cintai harus berada digenggamannya.

Bahkan termasuk hal-hal yang tidak menyenangkan bagi rakyat- seperti pada pesta ulang tahunnya yang ke empat belas. Putri dengan sengaja meminta raja untuk menggelar pesta ulang tahun yang megah dan rakyat harus memberikan hadiah padanya. Itu sangat menyebalkan bagi rakyat, karena selain harus membayar pajak mereka harus menuruti kemauan sang putri. Karena jika tidak dituruti mungkin saja nyawa mereka akan terancam oleh pedang sang raja. Raja yang begitu tidak pernah sekalipun melihat putrinya sebagai putri yang egois, karena ia sangat menyayangi anak-anaknya.

Sehingga dengan cara apapun yang bisa membuat putrinya tersebut bahagia dan tidak sakit ia akan selalu menuruti kemauannya.

Dan hal tersebutlah yang membuat orang-orang geram. Puncaknya adalah ketika sang putri mulai secara terang-terangan mengatakan bahwa ia menginginkan pahlawan perang terbaik kerajaan itu- sang Duke agar menjadi suaminya.

Duke sangat dicintai oleh rakyatnya, karena ia selalu berhasil membawa kemenangan bagi kerjaan Witsneria- nama kerajaan itu saat ini. Bagi para rakyat, jika tidak ada Duke yang memimpin perang dan menjadi panglima dikerajaan tersebut maka mereka tidak akan merdeka seperti saat ini. Itulah mengapa mereka sangat menyayangi dan menghormati keluarga Duke. Kemudian tuan putri yang kekanakan itu bertemu dan terpana dengan ketampanan sang Duke of the Winderwol itu- penguasa wilayah terbesar setelah keluarga kerajaan di kerajaan Witsneria.

Putri sangat menginginkan Duke, obsesinya yang semakin hari semakin besar karena tidak bisa dengan mudah dituruti oleh sang raja membuatnya menjadi gadis yang jahat. Raja memang memiliki kuasa atas segala hal yang ada dalam kerajaannya, namun tidak dengan Duke yang sangat berjasa bagi negaranya.

Duke punya daerah kekuasaannya sendiri di Utara, wilayah yang cukup dingin dan luas. Selama ini wilayah duchylah yang menjadi penyongkong kerajaan itu, segala bisnis hingga militer negara hampir secara keseluruhan berasal dari bisnis milik Duke itu. Jadi, sulit bagi raja untuk menuruti kemauan putri kesayangannya itu. Duke bukanlah orang yang mudah, terlebih tersebar rumor bahwa Duke sudah memiliki sang pujaan hati. Putri yang mendengar kabar itu sempat pingsan karenanya. Namun raja tidak bisa berbuat apa-apa, bukan tidak pernah raja berusaha menjodohkan Duke dan putrinya. Percayalah, hampir setiap bertemu dengan Duke ia selalu mengatakan surat lamaran pada Duke.

The Duke's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang