Happy Reading
__Sore itu, Azheef menghentikan kuda miliknya dan menuntunnya ke arah danau kecil di sekitar hutan. Sudah sejak siang ia mengitari hutan untuk menangkap hewan buruan. Namun bagai tempat yang kedap, hutan itu sepi tak berpenghuni, tidak ada hewan sama sekali. Bahkan kelinci sekalipun.
Ia mengikat kudanya di antara pohon dan memberinya beberapa buah apel. Azheef terkekeh kecil melihat kudanya yang lahap. "Kau sangat lapar ya, Gane?" Tanyanya pada kudanya yang hanya fokus pada apel pemberiannya.
Meninggalkan kudanya yang sedang makan, ia berjalan lebih dekat ke arah danau. Azheef membuka atasannya dan menceburkan dirinya ke danau untuk berenang. Tentu saja ia mau karena danau itu sangat jernih.
Cukup lama ia berendam, ia bangkit untuk mengeringkan celananya dan hanya duduk-duduk di dekat kudanya- menunggu matahari yang mengeringkan tubuhnya tenggelam.
Brakkk
Oh tentu saja suara itu mengejutkannya. Ia berdiri dan mengambil busurnya. Menarik anak panah itu dengan lihai, menahannya dan mengamati sekitar. Jika benar itu adalah suara buruannya maka ia tidak akan melepaskannya, apapun itu.
Setelah mengamati asal suara itu, ia berjalan menuntun kudanya dengan hati-hati. Berjalan mendekat ke sisi lain danau dan sedikit terkejut. Bukan karena adanya hewan melainkan karena ada sosok wanita bertubuh ramping yang sangat ia kenal.
"Claudia?" ujarnya tidak pasti.
Dan ketika wanita itu berbalik, keyakinannya menjadi nyata karena yang berdiri di depannya benar-benar Claudia, Claudia De Bingley.
Wanita itu juga sama terkejutnya dengannya terlebih ketika Azheef belum menurunkan busurnya- siap untuk menangkap suatu buruan. Yah ia memang mendapat hasil buruannya, Azheef terkekeh sembari menurunkan busurnya.
"Maaf, aku kira kau tadi hasil buruanku, nona." Pria itu berjalan mendekat dan menjatuhkan busurnya di dekat Gane. Membiarkan saja kuda yang ia bawa itu tidak terikat, ia cukup yakin bahwa kudanya sangat setia.
"Bagaimana kabarmu, Claudia?" Sesampainya dihadapan wanita itu hal pertama yang ia lakukan adalah menyentuh pipi wanita yang berdiri kikuk itu.
Claudia tampak tidak menolak sentuhannya, entahlah padahal Claudia juga yang selalu menghindari Azheef. Ia memang sedikit- sangat sedikit merindukan pria itu. Pria itu cukup memberikan kesan pertama yang tidak mudah untuk dilupakan.
"Baik, k-kau?" Claudia menjawab dengan gugup.
"Tentu saja baik. Apa yang kau lakukan disini?" Azheef tersenyum lembut padanya.
"Keretaku sedikit bermasalah, makanya aku disini. Kau lihat itu, mereka agak payah." balasnya sembari menunjuk ke arah para pengawalnya yang sejak tadi berkutat dengan roda kereta.
Suasana canggung terbit setelah ia mengatakan itu. Astaga ia tidak pernah membayangkan akan bertemu Azheef dalam keadaan seperti ini. Apalagi setelah sebulan tidak bertemu pria itu.
Sebulan pula ia berusaha melupakan dan menolak kehadiran Azheef dalam pikirannya. Namun kenyataannya ia tidak bisa. Terlebih Azheef juga tak terlihat di istana setelah kejadian di taman mawar saat itu. Bukan, ia bukan sengaja mencari-cari keberadaan pria itu, hanya saja kakaknya beberapa kali membahas pengalaman perangnya bersama Azheef saat mereka makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Love
Romance[Follow Dulu Sebelum Membaca!!] Olivia tidak pernah menyangka kalau ia akan menjalani kehidupan reinkarnasi, apalagi jika ia harus menjadi seorang putri raja. Bukannya tidak suka, tapi apa yang bisa diharapkan kalau putri itu adalah Claudia De Bingl...