Seorang gadis berseragam SMA sedang duduk di sebuah taman, ia sedang melamun. Dari arah belakang, tiga orang sahabatnya sedang berjalan ke arahnya, mereka bertiga berjalan sambil terus memperhatikan sang sahabat yang sedang melamun. Ketika sampai disampingnya mereka bertiga langsung duduk, namun gadis itu seolah sangat asik dengan lamunannya sehingga tidak menyadari klau ketiga sahabatnya sudah berada di dekatnya. Mereka bertiga saling melirik seolah saling melemparkan pertanyaan siapa yang akan menegur terlebih dahulu.
"Mikirin apasih Dra?" Sontak pertanyaan itu membuat sang gadis kaget dan melihat ke arah suara itu. Ia melihat ketiga sahabatnya yang sedang menatap denga intens kearahnya. Gadis yang sedang melamun itu adalah Diandra. Dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya saja.
"Aneh lo. Nggak takut duduk sendirian sambil ngelamun, ntar kalau ada hantu yang lewat gimana?" Kata luna kepada Diandra dan langsung langsung di jawab oleh Sisil. "Ye itu ma elo. Kalau melamun ntar malekat maut yang nyamparin lo". Sontak hal itu membuat ketiganya tertawa bersama, namun tidak dengan Luna yang mengerucutkan bibirnya karena sebal dengan perkataan Sisil sahabatnya.
"Lagian elo sih mikirin yang aneh-aneh".
Calista dan Diandra hanya menjadi pendengar saja, karena hal itu sudah biasa terjadi setiap hari kalau Luna dan Sisil bertemu pasti selalu saja berdebat. Biasanya hal yang diperdebatkan adalah hal-hal yang sepeleh, sehingga Calista dan Diandra tidak akan kaget lagi dengan kata-kata yang keluar dari mulut keduanya. Namun keempatnya selalu saling melengkapi, saling membantu ketika salah satu diantara mereka yang mengalami kesulitan.
*****
Keempat gadis itu sudah bersahabat sejak awal masuk ke SMA Harapan Bangsa.
Alisya Diandra Edison atau biasa disapa Diandra berusia 15 tahun. Diandra adalah putri dari keluarga Edison yaitu Revano Edison yang merupakan keluarga terkaya di kota itu. Sedangkan sang Ibu sudah meninggal tepat di hari kelahirannya. Keseharian Diandra ketika sedang berada di rumah selalu dibenci oleh kedua kakaknya, lebih tepatnya anak dari pernikahan pertama sang Daddy. Kedua kakaknya akan selalu judes ketika bertemu dengan adiknya dirumah. Namun lain hal lagi kalau Daddynya tidak berada di rumah maka kata-kata kasar selalu di lontarkan pada Diandra. Meskipun dibenci oleh kedua kakaknya, namun ia sangat disayangi oleh Daddynya.Revano Edison adalah pria berumur 49 tahun, ia merupakan pebisnis dan pemilik dari Edison Company, yang bergerak di bidang IT serta bisnis perhotelan dan Restoran. Sehingga Revano sering disibukan oleh pekerjaan dan sering keluar kota, karena bisnis yang digelutinya memiliki beberapa cabang diluar kota, bahkan ada beberapa bisnisnya yang tersebar di beberapa Negara. Sehingga ia sering bepergian dan hal itu sering digunakan oleh kedua putranya untuk menindas sang putri.
*****
Sedangkan ditaman sekolah Diandra dan Sahabatnya-sahabatnya sedang bercengkrama, namun Calista masih belum percaya akan ucapan Diandra sehingga ia kembali bertanya lagi."Dra, benaran lo nggak apa-apa? Sehingga Diandra menghela nafas panjang lalu menceritakan kegundahan hatinya.
"Daddy gue nggak bisa di hubungi, nomornya nggak aktif."
"Asistennya? Sedangkan Sisil dan Luna hanya mendengarkan saja tanpa bertanya karena apa yang ingin mereka tanyakan sudah diwakili oleh Calista dan mereka tahu saat ini sedang serius bukan untuk bercanda.
"Sama. Nggak bisa dihubingi juga."
"Mungkin lagi sibuk kali." Ujar sisil.
"Mungkin. Tapi gue takut terjadi sesuatu sama Daddy, soalnya nggak biasanya nomor Daddy dan asistennya nggak bisa dihubungi dalam waktu bersamaan."
"Hmmm.. tapi coba berpikir positif aja Dra, mungkin lagi sibuk atau memang lokasinya sekarang nggak ada jaringan, sehingga nggak bisa di hubungi."
"Bisa jadi Dra." Timpal Luna, namun Diandra hanya diam dan tak merespon.
"Kenapa?" ujar Calista melihat Diandra yang sedang memikirkan sesuatu.
"gue cuman mau kasih tau Daddy kalau gue akan berangkat minggu depan ke Bamdung buat ngikut Olimpiade tingkat Nasional itu" namun itu bukanlah alasan satu-satunya, karena yang sedang Diandra pikirkan adalah keselamatan Daddynya. Karena pekerjaan Revano bukan hanya bisnis putih, akan tetapi ada bisnis yang berkaitan dengan dunia bawah tanah dan Revano adalah salah seorang mafia. hanya itu yang Diandra tahu, dia tidak pernah tahu bisnis apa yang sang Ayah jalankan di dunia bawah tanah.
"oh,, kan tinggal minta ijin sama kakak lo Dra." timpal Luna, sedangkan Diandra hanya menganggukan kepalanya saja.
"nggak segampang yang lo pikirin Luna." dalam bathin Calista, karena ia tahu bagaimana sang kakak memperlakukan Diandra. Karena Diandra pernah bercerita padanya, namun ia diam saja. Dia hanya ingin Diandra sendri yang akan terbuka kepada kedua sahabatnya bukan dari dia.
Mereka semua hanya diam sambil menikmati pemandangan disekitar taman sekolah itu hingga Luna memecahkan kesunyian itu sambil mengajak semuanya untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi jam pulang sekolah. Hari ini mereka tidak ada kegiatan belajar mengajar karena guru-guru sedang melakukan rapat persiapan perutusan siswa-siswi yang akan diutus untuk mengikuti olimpiade, karena ada beberapa siswa dari SMA Harapan Bangsa berhasil lolos Olimpiade ketingkat Nasional.
Sesampainya di depan pintu kelas bel sekolah berbunyi sehingga mereka semua langsung berhamburan ke tempat masing-masing untuk mengambil tas sekolah. Keempatnya berjalan beriringan keparkiran karena Calista akan mengambil motornya. Calista selalu menggunakan motor untuk berangkat kesekolah karena ia tidak akan dijemput, tidak seperti ketiga sahabatnya yang akan selalu diantar dan dijemput kesekolah. Setelah Calista beranjak keluar dari parkiran dengan motornya, ketiga sahabatnya pun beranjak ke gerbang sekolah untuk menunggu jemputan masing-masing.
*****
Setiap hari setelah pulang sekolah Diandra biasanya langsung ke tempat privatnya atau tempat latihannya, Dia biasanya membawa baju ganti yang di simpan di mobil, agar lebih muda dan tidak perlu terjebak macet kalau harus bolak balik kerumah dan tempat privat maupun latihan, karena jarak dari rumahnya lumayan jauh.Hari ini Diandra mempunyai dua jadwal setelah sekolah, yaitu privat bahasa mandarin dan latihan basket. Sehingga ia akan pulang malam hari ini.
Diandra bisa menguasai beberapa bahasa tanpa diketahui orang lain, hanya Revano, Asisten pribadinya, Bi Wati dan sang sopir saja yang tahu akan hal itu serta les dan privat lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra
Teen FictionSebuah Rahasia belum pernah diungkapkan oleh sang Ayah, membuat Diandra selalu ditindas oleh kakak tirinya. ***** Alisya Diandra Edison adalah seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga terpandang. Diandra adalah gadis yang baik hati, lembut d...