Diandra

Part 8

Perjalanan yang ditempuh Diandra bersama sahabatnya kurang lebih 4 jam, saat ini mereka sudah dalam perjalanan menuju ke tempat penginapan yang disediakan untuk mereka selama dua hari ke depan. Mereka semua sangat menikmati perjalanan mereka. Setibanya di hotel mereka langsung check in dan setelah itu semuanya menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade besok. Mereka didampingi oleh salah satu guru dari sekolahnya.

Olimpiade yang diadakan keesokan harinya berjalan dengan lancar, dan Sore harinya mereka menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi salah satu tempat wisata di sana karena besok pagi mereka harus kembali ke Jakarta.

Tempat wisata yang Mereka kunjungi adalah curug maribaya. Pemandangan sekitarnya sangat indah dan suasananya pun sangat asri, lokasi yang satu ini memiliki air terjun sebagai objek utamanya. Calista dan Diandra berjalan menyusuri hutan, mereka berpisah dengan teman-temannya yang lain, namun mereka akan bertemu kembali di pintu masuk sesuai waktu yang ditentukan. Mereka berdua berhenti di salah satu pohon besar yang begitu rindang. Mereka menikmati pemandangan setempat.

Suasana sekitar sangat asri sehingga mereka bisa menghirup udara segar sesaat sebelum kembali ke kota mereka yang sangat padat akan aktivitas serta hiruk pikuk di kota yang sangat melelahkan. Sedangkan di sini sangat nyaman dan tentram, mereka berdua bisa melupakan masalah mereka sesaat, sebelum kembali esok hari untuk menghadapi masalah mereka masing-masing. Mereka seolah enggan untuk kembali, namun mereka harus menghadapi realita yang ada.

*****
Calista Prayoga adalah putri salah seorang pengusaha kaya di kota jakarta Alan Prayoga. Calista merupakan anak yang tak diinginkan oleh ibunya. Karena menurut ibunya, dengan adanya Calista dapat menghambat karirnya sebagai seorang model kala itu. Calista sangat dibenci sejak mulai dari dalam kandungan. Sang ibu tidak pernah mengaku keberadaan calista, nama sang Ayah pun seolah tidak peduli dengan Calista, padahal ia tahu istrinya sangat membenci Calista. Alan selalu sibuk dengan bisnisnya sehingga tidak pernah memperhatikan anak-anak serta istri dan keadaan di rumahnya.

Calista memiliki seorang adik perempuan yang beda dua tahun darinya, tetapi adiknya pun membencinya sama halnya dengan ibunya, akan tetapi calista tidak memperdulikan nya selagi mereka tidak main tangan. Calista selalu di cap sebagai anak pembawa sial, karena menghambat karir ibunya. Tetapi apalah daya itu bukan kemauan Calista dan ia tidak bisa memilih dari rahim siapa ia harus lahir. Jika boleh memilih, ia tidak ingin dilahirkan. Dari pada hidup namun tidak dihargai, lebih baik tidak pernah terlahir sama sekali.

*****
Ketika hari menjelang petang, semua beranjak pulang ke tempat penginapan. Mereka sangat puas dengan rekreasi mereka hari ini. Sebenarnya mereka semua merasa enggan untuk pulang, namun mereka harus menyiapkan semua barang bawa mereka untuk balik ke jakarta besok.

Keesokan harinya tepat hari minggu mereka semua balik ke jakarta dengan cerita masing-masing, Calista dan Diandra berpisah di bandara Soekarno-Hatta. Diandra dijemput oleh sopirnya namun Calista menggunakan taksi untuk pulang ke kediaman Prayoga. Diandra sudah menawarkan tumpangan pada Calista namun Calista menolak dengan alasan beda arah. Marco yang menjemput Diandra terlihat menoleh kiri kanan, untuk melihat kira-kira seperti apa pengawal bayangan itu, namun hal itu mustahil karena ia tidak akan pernah tahu. Bahkan Diandra yang diawasi pun tidak pernahmenyadari hal itu. Diandra melihat Marco celingak-celinguk sehingga ia bertanya kepada Marko.

"Ada apa Paman? Paman masih menunggu seseorang?" Tanya Diandra

"Tidak Nona, Ayo kita balik." Namun dari sudut ruangan tunggu, seorang tersenyum misterius menyaksikan marco yang terlihat seringnya selingkuh untuk mencari tahu dirinya. Ketika keduanya ke parkiran dan pulang, pria itu pun beranjak pergi dari bandara.