Pinggangnya kini dipeluk erat oleh pria itu, sebenarnya Chan agak tidak nyaman tapi mengingat bahwa katanya mereka sudah menikah jadi dia berusaha menjaga perasaan Minho.
"Bisa kau lepaskan? Aku lapar" kata Chan sembari perlahan melepaskan tangan mungil si manis. Minho langsung bangun dan duduk di depan Chan.
"Suami ku mau makan apa?" Tanyanya dengan manja. Chan meneguk ludah, apa memang sikapnya seperti ini? Tapi jujur ini terlalu manis.
"Apa saja boleh" katanya. Minho mengangguk seperti anak kecil yang diacc oleh ibunya untuk membeli es krim. Dengan gembira dia berlari keluar dari kamar.
Chan memegang dadanya, ini rasanya aneh. Padahal baru bertemu seharian ini pria itu sudah membuat Chan berdebar.
"Huh rasanya gila" guman Chan.
Di sisi lain, Minho nampak bingung saat sampai di dapur. Dia tidak tahu apa makanan Chan selama ini.
"Aku selalu makan darah hewan dan daging mentah. Apa dia suka juga ya?" Gumam Minho sembari menggigit jarinya. Di sini hanya ada beberapa benda aneh. Minho pun menghela napas dan membuat sebisanya.
Chan terbelakak saat melihat pria itu datang membawa banyak sekali daging mentah. Senyuman sumbringah itu tapi masih nampak pada bibirnya."Ini makanannya" kata Minho. Chan langsung menutup hidung dan menghindar. Bukannya bagaimana tapi daging bukan makanan yang boleh dia makan.
"Aku tidak bisa makan itu?" Tanya Chan. Minho nampak kebingungan, tapi menurutnya semua orang suka daging. Apalagi yang mentah, Minho sangat suka.
"Baik aku saja yang bawa" katanya sembari membawa nampan tersebut. Minho kini mengekor pada Chan sampai mereka di dapur. Pria itu menaruh semua daging dan keluar dari rumah.
"Chan kau mau ke mana?" Tanya si manis kini berlari dan memeluk Chan. Pria itu tak menjawab terus berjalan masuk ke dalam hutan yang tak jauh dari sana.
"Aneh, kenapa tidak ada buah atau sayur di sini?" Mendengar itu membuat Minho terdiam, jujur dia lupa. Tapi jangan sampai Chan curiga bahwa ini bukanlah di kayangan.
"Hmmmm, Chan sebaiknya kau istirahat dulu. Aku yang akan mencarinya, mungkin karena terlalu lapar tadi terlewat" kata si manis. Chan pun tanpa ragu mengangguk, Minho kembali memberikan senyuman manisnya dan membawa Chan masuk ke dalam rumah.
*****
"Chan selamat pagi" sapaan itu selalu Chan dapatkan saat bangun tidur. Wajah manis dan cantik itu kini menatapnya dengan lekat. Setelah beberapa hari Chan baru berani membalas senyuman itu.
"Suami ku tampan sekali" kata si manis semakin mendekat dan memeluk Chan dengan erat. Aroma harum dan tubuh hangat itu entah kenapa mulai membuat dirinya nyaman.
Mata besar dan indah itu selalu menatap Chan penuh cinta sampai membuat hatinya tersentuh. Ketika mereka beradu tahap, bibir merah merona itu kini mendekat dan mencium bibir Chan.
Seketika Chan terdiam, dirinya kini syok apa pria itu tadi menciumnya? Tapi ini pertama kali Chan merasakannya.
"Bibir mu tebal dan kenyal" katanya sembari terkekeh. Hal itu membuat Chan merona, padahal hanya pujian receh tapi bisa lolos ke hati.
"Apa yang kau lakukan? Ini masih pagi" kata Chan memberikan jarak di antara mereka. Minho terkekeh dan kini duduk di hadapan Chan.
"Chan kita kan sudah menikah, apa sebaiknya semakin dekat?" Tanyanya mendekat. Pria itu tersenyum sembari mengusap otot perut Chan yang tak sengaja nampak dari luar.
Dirinya kini seperti merayu Chan untuk mendapatkan sesuatu. Memang hal ini lumbrah, tapi Chan masih bingung dan ragu. Saat bersama dengan pria ini dia merasa dirinya begitu polos dan lugu.
"Ayo sentuh aku" katanya. Tiba-tiba Chan mundur dengan wajah ketakutan, sampai dirinya jatuh dari ranjang.
"Minho. Tunggu aku lapar" katanya berlari meninggalkan Minho. Sedangkan Minho hanya bisa menatapnya dengan mata bingung.
"Apa dia sadar?" Gumam Minho sembari mengacak wajah. Sepertinya dirinya terlalu tidak sabar.
"Tapi aku takut, orang lain mulai menyadarinya" kata Minho lalu bangun dari sana. Entah sampai kapan, semasih ada waktu dia harus mendapatkan pria ini. Walaupun dengan cara yang licik, mengelabuhinya dengan menahan semua ingatannya.
"Aku harus atur strategi lain" kata Minho sembari menyusul Chan. Pria itu kini ada di dapur menikmati air putih dan beberapa buah.
"Kau makan apa sayang?" Tanya Minho seperti tak terjadi sesuatu.
****
Entah kenapa malam ini hujan turun dari luar namun Chan merasakan suasana yang panas dan gerah. Di sampingnya tak ada Minho. Jika tidak salah, Chan belum melihat pria itu dari tadi sore.
"Dia ke mana?" Tanya Chan sembari mengusap wajahnya penuh keringat.
Brenggg
Suara sesuatu yang jauh terdengar dari luar sana. Membuat Chan terkejut, samar-samar dia mendengar suara keributan dari luar sana.
"Apa dia di luar? Tapi ini tengah malam" kata Chan. Pria itu pun menyibak selimut lalu pergi keluar dari kamar. Suasana di luar sangat sepi.
"Ampun ahhh lepaskan aku"
Suara terengah-engah terdengar dari arah depan sana. Chan menelan ludah kemudian berjalan perlahan.
"Percuma kau bersama dia, kau hanya milik ku"
Suara pria lain terdengar, membuat Chan menjadi bingung. Apa Minho ada di luar.
"Tidak nghhh tolong nghhh nghhhh"
Mata Chan terbelalak melihat pemandangan aneh di depan sana. Minho kini nampak digauli oleh seseorang dengan paksa di luar sana. Banyak darah di mana-mana.
"Sakit ahh lepaskan nghh" Minho mendesah saat pria itu lagi-lagi menggerakan pinggulnya. Tubuh Minho diposisikan menungging dengan kedua tangan menumpu di lantai.
"Siapa kau! Lepaskan dia" kata Chan tiba-tiba. Pria itu tersenyum. Wajahnya hitam dan matanya merah, pria itu menatap Chan sambil tertawa.
"Kau hanya suami tidak berguna, biarkan saja Minho mati dengan merasakan kenikmatan ini" katanya. Chan mengepalkan tangannya. Sedangkan wajah Minho yang kesakitan itu menatap dirinya memohon pertolongan.
"Chan ahh tolong, ahh aku mencintai mu" kata Minho sambil mendesah. Tapi di saat itu seperti badan Chan kaku, matanya sedih melihat pemandangan itu. Apalagi suara teriakan Minho seperti menggema di telinganya.
"Chan ahh tolong ahh" kata Minho lagi dan lagi.
"Minho tidak, Minho" Teriak Chan. Ketika dia membuka mata, wajah manis itu tiba-tiba di depan wajahnya.
"Chan kau mimpi buruk?" Tanya si manis. Chan meneguk salivanya lalu melihat ke sekeliling. Tanpa basa-basi Chan memegang wajah pria manis itu dan mencium bibirnya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL'S WHISPER [BANGINHO] ✔️
FanficSebelum baca wajib follow akun author !!! Sebuah perbedaan besar antara surga dan neraka. Kedua hal ini disangkutpautkan dengan hal baik dan buruk. Orang mengatakan di dalam neraka hidupkan para iblis lalu sebaliknya di surga merupakan rumah dari se...