Devil's Whisper - Episode 8

284 35 2
                                    

Pandangan Chan kini menatap ke arah indahnya pemandangan langit dari atas batu itu. Perlahan dia merasakan seseorang tengah bersandar di bahu lebarnya.

Rambut hitam legam itu kini berembuas angin sore nampak berkilau dan lembut. Chan bingung, tapi siapa pria ini. Perlahan dia berusaha menyentuh rambut pria itu.

"Kau siapa?" Tanya Chan. Pria itu kini menoleh ke arahnya. Pupil mata hitam dan bulu mata lentik itu dapat Chan lihat dari dekat. Bibir merah tipis itu kini kembali tersenyum padanya.

"Minho. Chan lihat aku kini mengandung anak mu" katanya sembari menegang perutnya yang agak buncit. Chan entah kenapa saat itu berbinar dan nampak senang.

"Anak?" Tanya Chan. Pria itu tersenyum dan memegang tangan Chan.

"Anak kita kembar, seperti yang kau inginkan" katanya. Chan tiba-tiba tersenyum saat merasakan gerakan aktif dalam perut Minho.

"Kau sayang mereka kan?" Tanya Minho. Chan menatap wajah pria itu kini mulai sedih. Dia pun menghela napas pelan.

"Iya tentu" katanya. Minho kini mendekatkan wajahnya ke telinga Chan. Lalu membisikan sesuatu di sana.

"Ayo selamatkan mereka" katanya.


Chan langsung terbangun lagi malam itu. Keringat dingin kini membasahi tubuh atletisnya. Padahal permata itu sudah dia kembalikan tapi Minho masih terus ada di dalam mimpinya.

"Sepertinya aku memang akan gila" katanya. Pria itu kini mengusap wajahnya frustasi. Entah apa yang harus dia lakukan, semakin lama mimpi nya juga semakin tidak masuk akal.

"Apa ini karena sihirnya? Tapi jika sudah ada di sana dan dihukum seberat itu sepertinya dia sudah tak bisa melakukan apapun" kata Chan.

"Apa dia memang sedang hamil?" Tanya Chan lagi tiba-tiba. Chan tak bisa mengelak tapi saat bersama pria itu sepertinya hubungan mereka sangat intim. Walaupun Chan tak sepenuhnya ingat tapi dia pasti pernah melakukan itu dengannya.

"Sungguh kenapa semuanya rumit" kata Chan. Karena terus dihujani dengan mimpi -mimpi gila itu membuat pikiran Chan kalut.

Pria itu kini memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Dulu hutan merupakan tempat yang paling dia sukai, karena di sinilah dia sering tinggal.

Tepat saat dia sampai di tengah hutan, suara tangisan dari seseorang terdengar. Tangisan wanita yang begitu sedih. Perlahan Chan berusaha mencari sumber suara. Tepat di balik semak, dia melihat sebuah rumah kecil berdiri di sana.

"Apa anda baik-baik saja?" Tanya Chan memecah keheningan. Melihat Chan, wanita itu terdiam dan menoleh. Wanita itu kini nampak sangat buruk dengan air mata yang terus berlinang dari matanya.

"Bibi kenapa?" Tanya Chan.

"Apa anda Tuan Chan?" Tanyanya. Chan langsung mengangguk. Wanita itu lalu mendekat dan bersujud padanya. Di saat seperti itu Chan bingung.

"Tolong ampuni anak hamba Tuan. Saya tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Saya tahu anda orang yang baik" katanya di kaki Chan.

"Anak? Siapa?" Tanya wanita itu. Saat wajah si wanita itu mendongkak. Chan melihat matanya kini berubah menyala. Dia iblis.

"Lee Minho, Tuan Chan tolong" katanya.

"Besok adalah hari terakhir, jika terlambat dia bisa benar-benar mati" katanya. Mendengar itu membuat dada Chan tiba-tiba sesak.

"Kalian iblis, biarkan saja dia mati" kata Chan langsung menjauh. Pria itu kini mengancungkan sebuah pedang ke leher wanita itu.

"Dia melakukan semuanya untuk anda, sampai memberikan inti permata iblis untuk menyelamatkan anda dulu saat terjatuh ke jurang neraka" katanya. Chan langsung melepaskan pedangnya. Apa ini? Sebenarnya siapa wanita ini.

"Jika anda ingin membunuh saya, bunuh saja. Lagipula saya tidak punya siapapun lagi setelah dia meninggal" katanya. Chan jujur merasa aneh. Kenapa hidupnya begitu random dan aneh setelah bertemu dengan iblis itu.



****



Perlahan tangan Minho berusaha untuk meraih permata itu. Napasnya sudah tersengal-sengal sekarang. Hampir seluruh tubuhnya kini sudah gosong. Hanya satu tangan dan kepala Minho saja yang kasih berfungsi.

"Tapi aku tidak menyesal bertemu dengan mu" katanya sembari meneteskan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi aku tidak menyesal bertemu dengan mu" katanya sembari meneteskan air mata. Pandangan Minho kini sudah mulai kabur, telinganya juga sudah samar-samar tuli. Dirinya kini sudah mendekati kematiannya.

"Minho" Panggilan itu tiba-tiba membuat Minho tersenyum. Matanya kini masih meneteskan air mata.

"Chan aku akan mati" katanya random. Seperti seseorang kini bersimpuh di depannya. Minho sudah tidak tahan lagi, semuanya mungkin akan berakhir sekarang.

"Hai! Bangun ini aku" kata pria itu sembari memegang wajah Minho. Mata merah yang berair itu kini menatapnya tanpa berkedip.

"Aku tidak percaya melakukan ini" kata Chan sambil melepaskan benda yang ada di anal Minho dan juga berusaha melepaskan permata yang membakar tubuh Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak percaya melakukan ini" kata Chan sambil melepaskan benda yang ada di anal Minho dan juga berusaha melepaskan permata yang membakar tubuh Minho.

"Kau masih hidup kan?" Tanya pria itu. Tapi tak ada jawaban dari Minho. Chan mengambil permata yang digenggam Minho dan memasukannya ke dada iblis itu. Di saat itu juga Minho menutup matanya.

"Dia mati?" Gumam pria itu menoleh ke seseorang yang ada di belakangnya.

"Tidak" kata pria itu singkat.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya cerita aneh ini wkwkwk


Maaf ya gais hiks, aku lupa UP tadi. Ini baru pulang kerja 😭😭
Tadi keasikan nulis story baru, jadi lupa padahal tadi gak terlalu sibuk

DEVIL'S WHISPER [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang