09

224 19 5
                                    

Jangan lupa votement ya!♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votement ya!♡

Saat Zea dan Edmund sampai ke balai rapat yang lebih privat dan jauh didalam Aslan hows, disana sudah berdiri Caspian diantara obor yang mengantung di dinding yang penuh dengan lukisan wajah Aslan dan penduduk Narnia yang dikur sedemikian rupa, Zea suka menebak-nebak setidaknya cerita apa yang mereka coba sampaikan di gambar-gambar yang menyelimuti Aslan's hows.

dibagain lain ruang tersebur Peter tengah menyangga badannya diatas meja batu yang diatas meja tersebut penuh dengan pion-pion atau  batu-batu kecil sebagai penanda dimana sebaiknya mereka bersiaga.

"Oh hai Zea." sapa Caspian saat menyadari kehadiaran Zea, "Dan Ed." lanjutnya.

Peter mendongak menatap Zea dengan tatapan lega, "Oh god, akhirnya kau datang juga." Peter berjalan mengelilingi meja untuk menarik Zea mendekat dan menyuruhnya melihat pion-pion yang sudah ia dan Caspian rencanakan, sedangkan Edmund langsung menuju Caspian dan entah apa yang mereka bincangkan.

"Aku dan Caspian sudah menyusun strategi. Caspian dan Edmund akan berada didekat ku, para pasukan Centaurus akan berjaga berberapa meter dari kami, para pasukan pemanah dan burung-burung  akan berada di atas Aslan's how," Peter menatap Zea dengan mata coklat jernihnya "Dan kami belum menemukan tempat yang pas untuk mu." ujarnya panjang lebar tanpa memberi Zea kesempatan untuk bernafas.

"Oh peter kau seharusnya memberikan ku waktu bernafas, bagaimana bisa aku mencerna semua rencana mu." Zea terkekeh begitu juga Peter.

"Maafkan aku, Zea. Kepala ku sudah begitu pusing memyiapkan ini dengan Caspian." ujarnya sambil melirik sedikit kearah caspian yang masih berbicara dengan Edmund.

"Aku hanya bercanda Peter. Mengenai yang kau tanyakan tadi sebenarnya aku sudah memikirkan itu dari kemarin," Zea mengambil batu kecil diujung meja dan meletakkan di sudut kana para pemanah "Aku rasa aku harus disini."

Peter tampak bingung, "Kenapa disitu? Maksud ku bukannya sihir mu lebih mudah dilakukan dari jarak dekat?"

"Kau benar, tapi terlalu banyak pasukan, satu dibanding beribu dan aku pasti kalah telak. selain aku punya ide yang lebih bagus." Balas Zea yang diam diam membayangi sirinya dibantai pasukan Miraz, berdarah tak berdaya selagi yang lainnya terus menyerang satu sama lain.

"Ide?ide apa?" sahut Edmud yang kelihatannya sudah selesai berbincang dengan Caspian.

Zea memandang yang bertanya dari sebrang meja, "Seperti yang aku bilang, aku tidak akan mampu melawan beribu pasukan lawan dengan mantra-mantra biasa ku. Jadi aku memutuskan menggunakan mantra yang keluarga ku ajarkan. Aku ingat sekali salah satu bibi dan paman ku membantu para keponakan muda mereka memahami mantra turunan keluarga yang tidak akan diajarkan sekolah." Zea melihat ketiga dari mereka sama-sama menunjukan wakah kebingungan.

"Apa itu?" Tanya Caspian yang tak bisa membendung rasa penasarannya.

"Mantra perlindungan. Menurutku, dari pada menyerang mereka satu persatu aku lebih baik membantu. narnians dengan mantra pelindung. Bayangkan, pasukan lawan akan habis satu persatu tapi dengan mantra ku rakyat narnia tidak akan ada yang tumbang dan bisa menyerang lebih banyak musuh. Kalian tau maksud ku. Apa lagi kita pasti kalah telak oleh jumlah pasukan mereka itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐖𝐎 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang