Di pagi yang cerah di Nusantara Permai, tepatnya di Bandar Lampung, kisah dimulai pada jam 8:00 pagi. Sinar matahari yang lembut menyinari sudut-sudut kota, membawa semangat dan aroma harum pagi. Di tengah kehangatan itu, terdengarlah teng-teng-teng khas suara seorang tukang bubur ayam keliling.
Mbak Dila, seorang pekerja kantoran yang sibuk, sedang bersiap-siap untuk memulai hari yang padat. Ketika terdengar suara tukang bubur ayam itu, aroma harum bubur yang sedap langsung menusuk hidungnya. Tanpa ragu, Dila langsung mengambil keputusan untuk sarapan bubur ayam.
Ia melangkah keluar dari rumahnya, sambil menyapu udara pagi yang segar. Di pojokan jalan, Abang tukang bubur ayam sudah siap dengan gerobaknya yang berisi segala kebutuhan untuk membuat bubur ayam lezat. Dila memesan dua mangkok bubur, dan dengan ramah abang tukang bubur menerima pesanannya.
Dila memberikan uang sepuluh ribu rupiah dengan senyum ramah. Dengan cekatan, abang tukang bubur menyiapkan dua mangkok kosong dan mulai menyajikan bubur dengan penuh keahlian. Mulai dari ayam suwir, bawang goreng yang renyah, irisan seledri segar, kedelai goreng, hingga kerupuk yang menggoda selera. Tak lupa, kuah hangat dan kecap khas bubur ayam. Di sampingnya, ada sambel yang memberi sentuhan pedas.
Dila merasa senang melihat sajian yang begitu menggiurkan. Ia membawa dua mangkok bubur ke meja depan rumahnya. Sebelum mulai menyantapnya, Dila menyempatkan diri untuk scroll-scroll layar HP-nya, mengecek berita atau pesan-pesan yang masuk.
Sambil menikmati setiap suapan bubur ayam yang lezat, Dila merasa bahagia. Harum kopi dari warung sebelah turut menambah kehangatan suasana. Pagi yang begitu indah di Bandar Lampung menjadi sempurna dengan sarapan bubur ayam di sisi Mbak Dila.
Dengan perut yang kenyang dan semangat yang terisi, Dila siap menghadapi hari yang penuh aktivitas. Setelah selesai sarapan, ia berpamitan pada abang tukang bubur ayam yang masih ramah tersenyum. Kisah pagi yang sederhana namun penuh kenangan menyenangkan di Nusantara Permai, Bandar Lampung, menjadi bagian dari cerita harian Mbak Dila.