Reoccur

1.2K 138 18
                                    

Happy Reading

°

°

°

Pukul 15.54

Ice masih berada di sekolahnya, ia beserta teman sekelasnya sedang menulis materi yang ditulis guru matematika di white board.

Dirinya benar-benar mengantuk sekarang. Biasanya sepulang dari sekolah, Ice akan langsung menidurkan dirinya setelah mandi sampai makan malam tiba.

Lain halnya dengan Taufan,

"Better?" Taufan mengangguk setelah meneguk air mineral yang diberikan untuknya.

"Thanks, udah dua kali Lo nolong gue," Ucapnya.

Orang yang duduk disamping Taufan itu mengangguk sebentar, ia kembali melanjutkan aktivitasnya,

Apalagi? Tentu saja memandangi wajah Taufan dari samping.

"Ciptaan Tuhan emang gak pernah gagal, selalu indah," Celetuknya.

"Iya. Tapi sayang, ada aja yang ngerusak ciptaan-Nya,"

"Beda konteks," Taufan menoleh ke samping, ia menyergitkan keningnya bingung.

"Ciptaan Tuhan yang gue maksud itu Lo," Beliung, lelaki itu mengelus surai lembut Taufan.

"Apa gue indah?"

"Tentu. Lo punya keindahan tersendiri," Taufan terkekeh mendengarnya, ada-ada saja pikirnya.

"Btw, kenapa manggil gue Sky tadi?" Benar, orang yang memeluk Taufan di toilet dari adalah Beliung, itulah yang menjadi awal pertanyaan saat ini.

Beliung tak langsung menjawab, dirinya malah sibuk memandangi wajah Taufan yang berhadapan dengannya.

"Mau gue ceritain sesuatu?" Pertanyaan itu mendapat anggukan dari Taufan.

Beliung menghela nafas,

"Gue harap ini gak menyinggung, ini tentang kejadian tujuh tahun lalu. Lo masih inget sama anak kecil yang hampir jadi korban pemerkosaan?" Taufan sempat terkejut, namun ia tetap mengangguk.

"Itu gue. Gue anak kecil yang Lo suruh lari pas mau diperkosa, gue orang yang udah buat Lo ngerasa kotor karena jadi pelampiasan manusia bejat itu," Taufan tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya, ia benar-benar terkejut dengan pernyataan dari Beliung.

"A-Apa..?"

"Maaf!" Beliung menekuk lututnya didepan Taufan yang duduk dikursi, tangannya ia gunakan untuk menggenggam kedua tangan milik Taufan.

Sejenak Taufan merasa mengalami flashback, yang dimana saat Blaze meminta maaf padanya dengan airmata yang sudah keluar.

"Maaf! Tolong maafin gue. Kata maaf gue emang gak bisa bikin Lo suci lagi, tapi gue selalu dibayang-bayangi rasa bersalah karena ninggalin Lo sendiri disana. Waktu itu gue terlalu takut, gue gak bisa mikir apa-apa selain kabur," Setetes air mata sudah turun membasahi tangan Taufan.

Broken Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang