Really?

1.1K 114 8
                                    

Happy Reading

°

°

°

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyakit jantung, salah satunya adalah penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung turunan,"

"Apa ada efeknya saat kambuh, dok?"

Dokter mengangguk, "Tentu ada. Efek yang paling umum ketika penyakit jantung kambuh biasanya nyeri pada bagian dada disertai dengan sesak nafas dan berkeringat banyak, terkadang juga bisa sampai dehidrasi,"

Halilintar, pemuda yang tengah berbincang dengan dokter itu terbelak, seolah tidak percaya dengan kalimat yang diucapkan dokter didepannya.

Benar, setelah satu hari satu malam memikirkan tentang message dari Taufan, Halilintar sudah tidak bisa membuang waktu lagi. Hari Senin setelah pulang sekolah tadi Halilintar memutuskan untuk kerumah sakit.

Bicara dengan dokter spesialis organ dalam dan bertanya tentang sesuatu yang menganggu pikirannya.

"Ada lagi yang mau di tanyakan?" Dokter cantik itu tersenyum ramah pada Halilintar.

Halilintar berpikir sejenak, "Apa bisa sembuh, dok?"

Dokter mengangguk pelan, "Jika melakukan operasi ada kemungkinan untuk sembuh, tetapi besar juga resikonya. Bisa juga melakukan cangkok jantung, tetapi itu berkemungkinan kecil karena penerima dan pendonor harus benar-benar cocok,"

Halilintar diam. Ia termangu setelah mendengar ucapan dokter, tiba-tiba dirinya mengingat satu hal,

"Dok, saya mau tanya lagi," Ucapnya.

"Silahkan,"

"Apa mata katarak bisa menerima donor?"

Dokter itu tak langsung menjawab, terlihat seperti sedang berpikir, "Begini, saya kurang tahu menahu tentang mata karena saya bukan ahlinya. Tapi setau saya, katarak hanya bisa disembuhkan dengan operasi," Halilintar kembali dibuat diam dengan jawaban dokter.

'Bodoh!' Dalam batin, Halilintar mengatai dirinya sendiri. Halilintar memikirkan kondisi adik pertama dan adik terakhirnya, tolong katakan padanya jika ini belum terlambat.

Kemarin, Halilintar telah bersumpah kepada dirinya sendiri, mengatakan jika ia akan memperbaiki persaudaraan mereka, memulai lagi semuanya dari awal.

Sementara dokter itu menatap intens wajah Halilintar, ia berpikir seperti pernah melihatnya,

"Hey boy," Halilintar menoleh pada sang dokter.

"Wajah kamu tidak asing, saya merasa pernah melihatnya seperti, seperti.. ah! Seperti pasien saya!" Halilintar sedikit terkejut mendengar dokter itu sedikit berteriak.

"Maaf, maksudnya dokter?"

"Benar. Kamu kayak pasien saya, hanya saja beda ekspresi dan warna mata. Pasien saya ekspresinya cheerful, warna matanya shappire, sangat indah bila terkena cahaya. Dan kamu, dilihat dari ekspresi kamu sepertinya orang yang tak tersentuh, mata tajam dengan manik ruby membuat kesan tegas keluar dari wajah kamu," Dokter Jihan namanya, dokter itu menopang dagu dengan tangan kirinya seraya tersenyum lembut pada pemuda didepannya.

Broken Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang