With Hali

1.3K 127 9
                                    

Happy Reading

°

°

°

"Selamat, bayi kalian lahir dengan normal,"

"Terimakasih sudah berjuang, Mara," Amato mencium kening Amara yang terbaring lemah setelah melahirkan.

Amara menggeleng, "Mereka juga anak aku, aku seneng bisa lahirin mereka,"

Beberapa saat kemudian,

"Kenapa sayang?"

Amara memegang tangan kanan Amato, "Bantu aku bangun Mas, aku pengen liat bayi-bayi aku,"

"Kamu masih lemah. Nanti aja, ya?" Jawaban Amato mendapat gelengan dari Amara.

"Mau sekarang. Sebentar aja Mas, boleh ya?"

Amato menghela nafas, kemudian dia mengangguk. Amato membantu Amara bangun, lalu berjalan pelan dengan memegang pinggang Amara menuju inkubator yang berada di ruang rawat istrinya.

Dalam inkubator, terdapat tiga bayi yang terlelap disana.

"Anak-anak mama.." Amara mengelus satu persatu wajah kecil bayinya.

"Mereka ganteng-ganteng ya, Mas?" Dengan tangannya yang masih memegang pinggang Amara, Amato ikut melihat satu persatu wajah anaknya.

"Iya. Mereka ganteng, tapi yang tengah mirip kamu, sayang,"

"Huh? Masa sih?" Alis Amara berkerut, ia melihat kembali wajah anak-anaknya.

"Loh, iya! Akhirnya ada yang mirip sama aku huhuhu," Amara mendramatisir ekspresinya, membuat Amato tersenyum melihat kelakuan sang istri.

"Alisnya, hidungnya, dagunya, semuanya. Dia kayak kamu versi lite, he's your duplicate," Amara mengangguk, menyetujui ucapan Amato.

"Kamu udah ada nama buat mereka, Mas?"

Amato berpikir sejenak, "Hm, sepertinya ada,"

"Apa? Siapa? Cepet bilang, Mas!"

"Sabar sayang, aku baru nemu satu nama buat yang sulung," Amato menatap Amara yang terlihat antusias, seolah berkata 'Gapapa, bilang aja,'

"Halilintar. Halilintar Galaxy Adiwira, nama buat si sulung,"

"Dari nama elemen, ya? Bagus banget namanya!" Amato tersenyum melihat tingkah istrinya.

"Kalo nama buat anak yang kedua-"

"No, no, no. Karena dia mirip aku, jadi aku yang bakal kasih dia nama,"

Amato mengangguk, " Yaudah, silahkan Yang Mulia,"

Amara terkikik geli, ia benar-benar senang sekarang, "Oh- aku juga pengen dia pake marga aku, boleh kan, Mas?"

Broken Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang