Menjadi tunarungu tidak terlalu membuat Zafran sedih. Ada sebab-sebab lain. Baiknya menunggu bumi berbaik hati atau mati saja agar semua orang tak perlu melihatnya yang ternyata tak punya arti? Adakah yang akan menolong Zafran keluar dari keterpuruk...
Bahasa isyarat inilah yang sering ditemukan di kalangan Teman Tuli maupun Teman Inklusi pengguna bahasa isyarat. BISINDO dibentuk oleh kelompok Tuli dan muncul secara alami berdasarkan pengamatan Teman Tuli. Maka dari itu, BISINDO memiliki variasi "dialek" di berbagai daerah. BISINDO disampaikan dengan gerakan dua tangan.
• SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)
Sistem isyarat ini dibentuk oleh mantan kepala SLB yang merupakan orang dengar. SIBI diadopsi dari Bahasa Isyarat Amerika. SIBI telah diresmikan pemerintah, namun lebih sering digunakan pada pembelajaran di SLB. SIBI dianggap lebih sulit karena mengandung kosakata yang baku dan rumit, serta memiliki awalan dan akhiran. Berbeda dengan BISINDO, SIBI disampaikan dengan satu tangan. (RYR/SKS)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Tambahan dari penulis:
Tunarungu sering dikira oleh kita, masyarakat awam sebagai istilah yang lebih sopan untuk menyebut kelompok dengan disabilitas pendengaran. Namun, teman-teman kita justru lebih nyaman menyebut diri mereka atau disebut diri mereka sebagai Tuli. T dengan huruf besar melambangkan identitas. Jadi, Tuli lebih baik mendefinisikan mereka sebagai kelompok masyarakat yang beridentitas, bukan orang yang punya "kekurangan" semata-mata.
Bicara kekurangan, sebenarnya semua orang tanpa terkecuali punya kekurangan masing-masing. Aku, kamu, kita, mereka, semua punya kekurangan. Pasti punya. Namun demikian, aku, kamu, kita, mereka, semua punya kelebihan. Tidak perlu memandang apa yang kurang, tetapi pergunakan kelebihan milik kita ke kebaikan-kebaikan yang dapat berguna bagi diri dan sekitar.
Cerita ini Liya buat untuk semua orang. Teman-teman Tuli yang jadi inspirasi utama. Ditambah sedikit tentang mental issue yang selalu jadi trope kesukaan Liya secara pribadi, baik saat membaca atau menulis. Juga, tema tentang pelecehan seksual yang mungkin kedengaran tabu, tetapi sayangnya banyak sekali terjadi. Semoga ceritanya bisa dinikmati walau banyak kesulitan yang akan hadir. Namun, ingatlah akan pelangi yang selalu mau mendatangi kita setelah tangis-tangis yang sedih.