--1--

635 36 3
                                    

Selamat membaca!

Semoga suka ^^

Kalo bagus klik tanda bintang atau vote, okee?

______________ 1 _______________

Malam ini sangat dingin ya?... Setelah kematian sang Ayah. Dan sekarang Ibu sedang mengandung anaknya yang ke enam, dan sudah berusia 8 bulan. Bagaimana biaya proses melahirkan nya nanti? Sedangkan Ayah sudah tiada?


Jam menunjukkan pukul 12 malam

Ice dan Halilintar belum juga tidur, Ice sedang mengerjakan tugas Matematika nya untuk di kumpulkan besok, karena Ice tidak mau cari ribut dengan seorang guru itu yang terkenal kegarangan nya, maka Ice mengerjakan nya pada saat malam hari. Ice nampak berpikir keras, hingga menggebrakkan meja belajar nya.

Halilintar yang sedari tadi sibuk mengotak atik Handphone nya pun menghampiri Ice.

"Kenapa Ice?" Tanya Halilintar.

"Nggak bisa nomor 12 kak..." Rengek Ice kepada sang kakak.

Setelah mendapat jawaban nya, Ice bisa tidur dengan nyenyak, dan ia juga tidak lupa untuk berterima kasih kepada Halilintar. Melihat sang adik sudah tertidur dengan pulas, Halilintar berniat untuk menjemput nya. Pergi tidur.

Keesokan hari nya, pukul 06.00

Pagi itu, keluarga besar Amato sedang berkumpul di meja makan. Menunggu sebuah piring yang bersih untuk di hidangkan ke meja tersebut.

Mara (Ibu), Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze, Ice, semua berkumpul di ruang makan yang di hiasi oleh lampu lampu berbentuk bintang. Suara dentingan piring dan sendok menggema di ruangan tersebut.

"Jam berapa kak, sekarang?" Tanya seseorang dengan memegang piring nya yang kotor, niat nya ingin di cuci.

"Jamm.... Jam enam lebih dua puluh lima menit" Ucap kakak nomor dua-Taufan. Disusul anggukan sang penanya.

Setelah berberes, mereka berlima menyalami sang Ibu berniat untuk pamit, hendak berangkat ke sekolah.

SD PULAU RINTIS

Seluruh siswa dan siswi berlomba lomba untuk menempati tempat duduk nya masing masing. Tukang kebun dengan setia membawa sapu lidi, menyapu setiap tempat yang dirasa ada sampah nya. Angin sepoi sepoi menghiasi kawasan sekolah SD Pulau Rintis itu.

Mendengar ada suara bel berbunyi, siswa dan siswi berhamburan pergi ke kelas nya masing masing. Halilintar dan Taufan menghampiri tempat nya, mereka berdua duduk sebangku. Taufan mengeluarkan buku IPA nya, dan Halilintar yang memegang Handphone nya, untuk melihat siapa yang akan mengajar di kelas nya nanti.

Beberapa jam kemudian...

"Kak Li... Ufan capekk" Ucap Taufan dengan tangan yang di selonjorkan ke meja.

"Semua juga capek" Jawab Halilintar.

Taufan mencondongkan sedikit bibir nya, mengekspresikan ngambek. Kemudian Taufan mengambil Handphone di loker meja sekolah.

Zaman sudah berubah, mereka semua memang di perbolehkan membawa Handphone.

--- --- --- --- ---

-Kelas Gempa, Blaze, Ice.

"Selasaiii... Nih kak Gem, aku taruh sini yaa..." Blaze mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bahasa Indonesia nya, dan mengumpulkan tugas tersebut kepada ketua kelas, yakni kakak nya sendiri-Gempa.

BLUE REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang