--8--

177 24 0
                                    

Selamat membaca!

◝(⑅•ᴗ•⑅)◜..°♡

Kalo bagus klik tanda bintang atau vote, okee?

______________ 8 _______________

Keesokan hari nya...

Ice pergi menuju garasi, ia juga membawa kucing putih nya. Ice mengambil kunci motor di sebuah paku yang di sediakan.

Kurang lebih satu jam, akhirnya sampai di toko kucing.

Ice memili baju baju yang mungil.

'Eumm kucing ini cowok, berarti...'

'Biru aja lah'

Ice memutuskan membeli baju untuk kucing nya yang berwarna biru laut. Ice sedikit tersenyum, karena mengingat diri nya yang asli mager-an ini bisa se evort itu hanya dengan seekor kucing. Sebelum nya ia tidak mempedulikan, yang terpenting kucing itu sudah di beri makan, ya sudah. Ini beda, pake di beliin baju segala. Memang aneh si es batu ini.

Setelah berkeliling satu toko, Ice menyudahi kegiatan nya. Ia merasa lelah, karena kucing putih nya yang mencakari wajah tampan nya.

Ice berjalan menuju sepeda motor nya. Kemudian menancapkan gas.

...

Di rumah Ice langsung memakaikan baju biru itu ke kucing nya. Nampak sangat keren ketika di beri baju.

Ice bersandar di shofa ruang tamu. Memejamkan mata sebentar, sebelum kucing menggigit pipi mungil nya.

Ice meringis kesakitan, sambil memegang pipinya yang agak merah.

"Darimana lo?"

Tiba tiba saja Blaze datang dengan wajah sedikit emosi melihat Ice yang sangat bersantai itu.

"Enak banget ya, mengingat salah satu keluarga hilang, lo dengan enak nya bersantai kek gitu" Kata Blaze dengan melipat tangan nya di dada.

Ice masih menatap keluar pintu utama. Masih diam.

"Apa jangan jangan lo yang ada di sebalik hilang nya kedua saudara kita" Ucap Blaze menuduh.

Ice berdiri melangkah ke arah kamar Halilintar, tidak mempedulikan Blaze yang menatap nya tak suka.

Blaze menghentikan langkah Ice dengan cara memegang lengan tangan Ice. Sangat erat.

"Ergg.. Sakit kak!" Ice mencoba melepaskan cengkraman dari Blaze. Ice seakan akan tidak takut dengan tatapan Blaze, yang begitu tajam.

"Bener kan! Lo adalah dalang di sebalik semua ini kan!!" Ice masih mencoba melepas cengkraman Blaze. Blaze menguatkan cengkraman nya.

"Kak.. Tolong lepas" Ice mengeluarkan nada dingin nya.

Seketika Blaze entah kenapa melepas begitu saja cengkraman kuat nya. Ekspresi nya seperti... Takut?

Kemudian Ice berjalan menuju kamar Halilintar, sambil diikuti kucing putih nya.

"Ice?... Nggak sarapan? Ini lo udah matang" Ucap Gempa sambil melambai ke arah Ice.

Ice tersenyum seraya menggendong kucing nya.

"ICEEE!! APA YANG KAU BAWA ITU!!?"

"Eh maaf kak..a-aku-"

"Lucu bangett!! Siniin pengen ku elus~"

BLUE REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang