--10--

175 21 0
                                    

Selamat membaca!

(∩´∀'∩)💕

Kalo bagus klik tanda bintang atau vote, okee?

______________ 10 _______________

Ice mencoba melihat ke ruang makan, kemudian membuka kulkas. Ia melihat minuman es tadi, warna nya aneh. Ia yakin ini adalah perbuatan Blaze yang sengaja agar Ice bisa menjadi bahan tuduhan.

Ice juga sempat curiga dengan teh buatan Blaze yang diminum oleh Hali. Warna teh nya sangat aneh, nampak lebih keruh. Dan tidak seperti teh pada umum nya.

Sesaat kecurigaan nya itu benar, Ice sangat kecewa dengan dirinya sendiri. Sangat lah bodoh! Tapi itu semua takdir. Tidak ada yang tahu akan itu, hanya _Sang Maha Pencipta_ saja yang mengetahui nya.

Semuanya nampak begitu cepat berlalu, kini tinggal diri nya, Gempa dan juga Blaze.

Kak Gem? Dimana dia!!?

Ice mulai panik, saat ia teringat akan Gempa. Ia mencari di semua sudut rumah nya.

Mulai dari kamar nya Hali, kamar nya juga, kebun belakang rumah, semua sudah.

Tetapi tidak kunjung ketemu. Ice kelelahan.

"Kak Blaze?" Ice mengintip sedikit ke kamar Blaze yang di ketahui kamar nya juga.

"Hmm?" Terlihat Blaze sedang tiduran sambil bermain Handphone nya.

"Kak Gempa nggak ada di rumah"

"Biarin saja dia pergi, kan juga enak kita hidup berdua saja" Ucap Blaze dengan enak nya. Pandangan nya masih menatap handphone.

"Huhh~" Ice menghela nafas nya panjang.

Setelah Ice berpikir panjang, tidak mungkin ia mencari sosok sangat kakak, karena kkondisi cuaca saat ini sangat lah buruk, hujan bercampur dengan angin.

Ia hanya bisa pasrah dengan semua ini, masih ada stok mie instan di dalam kamar nya.

Oke, jadi dia tidak perlu membeli bahan bahan makan yang lainnya, karena bisa bisa dia kehabisan persediaan uang nya.

"Kak, gimana kalo kita kehabisan uang, maupun makanan?" Tanya Ice yang kembali mengintip Blaze.

"Aku masih ada simpanan uang yang lumayan banyak di aplikasi dana"

"Udahlaah! Soal uang biar aku yang ngurus, lo diem aja"

Ice nampak mengedipkan mata nya dengan tempo yang cepat.

"Lo kayak nggak ada merasa bersalah sedikit pun kak" Ucap Ice, lalu ia benar benar pergi meninggalkan Blaze.

Ice berjalan pergi mencari si putih, yang ternyata ada di kamar Hali.

Kucing itu berlari ke arah sana ke arah situ, berlarian tanpa ada henti henti nya. Saat Ice tidak sengaja menginjak ekor si putih, seketika cakaran yang sangat ganas pun mengenai kain celana Ice.

"Dasar kucing nggak bisa diem"

Kemudian Ice mengangkat tubuh kucing nya, namun kucing itu memberontak tidak mau di gendong, alhasil, kucing itu melompat dari ketinggian yang tidak terlalu tinggi. Karena Ice yang tidak terlalu tinggi juga.

"Gesit amat lu cing"

Ice menyerah akhir nya ia pergi merebahkan tubuh nya yang nampak lelah sekali.

Kucing itu tiba tiba melompat kearah dada Ice, membuat Ice terkejut dan reflek menyingkir kan si putih.

"Kayak nya kamu kebelet mau di kasih nama ya" Ucap Ice berbicara kepada si kucing.

BLUE REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang