༻14༺

175 17 0
                                    

Selamat membaca!

° ͜ʖ ͡ – ✧

Kalo bagus klik tanda bintang atau vote, okee?

〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎❃ 14 ❃〰〰︎〰︎〰︎〰︎

"Kak, kaget lohh" Nesya menghela nafas nya panjang.

"Maaf, sana mandi" Ice kini mengelap rambut nya yang basah pakai handuk. Lalu duduk di depan jendela, sambil mengeringkan pake 𝘩𝘢𝘪𝘳𝘥𝘳𝘺𝘦𝘳. Ice juga sudah kenal Nesya sejak lama.

"Oke kak" Ucap Nesya lalu pergi mengambil handuk di kamar nya. Sesaat Nesya berpapasan dengan Solar kakak nya, Solar menatap nya malas.

"Dih, apaan lo kak"

"Lo sama Ice aja nurut, kalo sama gw mah.." Solar tidak meneruskan ucapan nya, ia sengaja seperti itu, karena Nesya pasti bakal tahu kelanjutan nya.

"Babai kak Sinn!!"

"Adek lakn- Astagfirullah..." Nesya tiba tiba melempar Solar dengan handuk nya, setelah mengenai wajah Solar, Nesya mengambil kembali handuk nya, lalu pergi berlari, juga sambil tertawa renyah.

"Wuih, lo bisa ngomong gitu ternyata, wahai bensin" Ice nampak terkejut karena selama ini Solar jarang mengatakan '𝘪𝘴𝘵𝘪𝘨𝘩𝘧𝘢𝘳'

"Bacot lu, es batu" Solar kembali fokus mencampurkan ramuannya.

Ice hanya tersenyum, karena dari tadi Solar terganggu mulu. Kemudian  Ice duduk manis saja, sambil menunggu. Ice tak sengaja teringat akan lonceng yang selama ini menghantui nya.

"Sin..." Panggil Ice. Berusaha tidak tertawa dengan panggilan yang ia tiru dari Nesya.

"Hmmm!!!?"

"Gw nanya baik baik lho"

"Ya elu, dari tadi ngganggu mulu kerjaannya"

Solar melepas sarung tangan putih nya, lalu ia taruh di salah satu lemari.

Kemudian berjalan menuju kran air, yang memang di sedia kan untuk Solar, ukuran nya memang sangat kecil.

"Maaf maaf, kali ini enggak.." Ice memberhentikan ucapannya.

"Mm.., gw di rumah sebenarnya sangat terganggu dengan suara lonceng" Ice mulai bercerita.

"Hah!? Lonceng apaan?"

"Ya lonceng, setiap jam 12 malam, tu lonceng bunyi terus, suatu hari lonceng itu berbunyi sangat keras, dan tidak ada henti hentinya" Ice berhenti sejenak. Melihat tanaman Solar, daun nya bergerak karena tertiup angin. Solar masih setia mendengarkannya.

"Dan gw melihat samar samar, ada Kak Taufan berdiri di dekat lampu, gw penasaran, sehingga berjalan keluar rumah-"

"Lu berani?" Ada nada sedikit mengejek di ucapan Solar.

"Lalu, sesampainya di sana, tidak-"

𝗪𝗮𝗮𝗮!!!

"Nesya!!" Solar terkejut, karena handuk putih Nesya, dilempar ke arah tengah tengah kasur Solar. Lalu Solar membalas dengan melempar bantal nya ke arah Nesya. Tapi nggak sampe.

"Mandi lo cepet banget" Solar mendekat ke arah samping Ice.

"Enggak si, sabun aku ketinggalan" Ucap Nesya sambil membuka pintu kamarnya.

"Lah?? Dari tadi lo ngapain aja" Solar mulai naik ke kasurnya, lalu tiduran disana.

"Main bebek bebek" Jawab Nesya, ia sudah mendapatkan sabun 𝘭𝘦𝘳𝘷𝘪𝘢 nya.

BLUE REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang