SELAMAT MEMBACA
💜💜💜
LAVINA CLAIRE.
Hari ini mama pulang telat, aku dan adikku Lintang di ungsikan ke rumah tetangga a.k.a rumahnya Chandra.
Bunda Mira dan ayah Hendra—orang tuanya Chandra dengan senang hati menampung kami. Aku juga senang di rumah mereka, Chandra punya dua kakak perempuan dan mereka adalah partner yang seru kalo udah urusan gosip.
Barusan sebelum makan malam aku dengar dari kak Asmara kalau ternyata Chandra habis ngelakuin hal yg kotor di kamarnya, sebenarnya ini ngak pantas di bahas sih, tapi aku nggak nyangka aja.
Chandra bilang itu bohong but, who knows? Ya kan? Tapi aku nggak berani ngomongin hal ini lagi karena Chandra udah galak banget tadi mukanya, aku takut kalau dia marah beneran.
Kami habis makan malam menunya adalah nasi liwet. Aku suka banget dengan makanan nusantara, menurutku makanan Indonesia itu khas banget bumbu dan rasanya.
Tapi walau habis makan berat aku masih pengen makan yang manis-manis. Jadilah aku ke kamar Chandra buat minta coklat.
Chandra itu banyak banget yang suka sama dia, kalau adik kelas yang deketin, mereka kasih berbagai macam coklat tapi sayangnya Chandra nggak suka itu. Aku deh yang makan semua coklatnya atau aku bagi berdua dengan Lintang, tapi itu diam-diam karena mama bisa marah kalau terlalu banyak.
Aku heran dengan budaya yang seperti itu. Kenapa suka sama orang itu harus kasih coklat? Kalau ternyata orang yang kita kasih itu modelan kayak Chandra yang sama sekali nggak suka makan makanan manis kan mubazir jadinya.
Coba ajak ngedate, sat-set langsung jadian kalau beruntung. Walau aku nggak pantas ngomong ini sebenarnya.
Lily baru aku ceritain soal perasaanku aja langsung heboh suruh confess saat itu juga. Tapi kan itu nggak mudah, bayangin aja temen deket yang udah kita kenal dari ingusan sampai gede kayak gini tiba-tiba nyatain perasaanya. Apakah kita bakal langsung jawab 'yes, ayo pacaran!'
Nggak kan? Mana aku ini dimata Chandra nggak ada bagus-bagusnya lagi. Kalo nggak di katain sinting ya gila sama Chandra.
Tapi ucapan Lily ada benarnya juga, nggak ada salahnya menyatakan perasaan sebelum menyesal karena terlambat.
"Chan-chan, aku mau coklat." Aku langsung saja menerobos masuk kamarnya. Chandra tampak sedang mengganti bajunya dan langsung urung melakukannya karena aku masuk.
"Ketok dulu bisa nggak," sewot Chandra.
Aku langsung duduk di kasurnya, "Mau coklat," tukasku cepat.
"Kan kita habis makan malam, Claire."
"Aku mau cok-lat!" ucapku dengan penekanan. Chandra mendesah nafas pelan, dia kayaknya udah capek kalau harus berdebat denganku.
"Ambil aja sendiri di sana." jari Chandra menunjuk ke arah meja belajarnya. Aku langsung senang hati memilihnya.
Udah seminggu aku nggak mengambil coklat dari Chandra dan stoknya sekarang ada banyak, aku akan ambil semuanya.
Aku memperhatikan meja belajar Chandra yang masih hidup lampunya. Aku penasaran dengan satu hal, "Chan, lu masih pengen masuk kedokteran?" tanyaku.
Chandra itu dulu pernah bilang ingin masuk kedokteran, ayahnya Chandra seorang dokter gigi dan Chandra ingin jadi sepertinya.
"Kalo lu tanya masih pengen apa nggak, ya masih. Tapi bukan dokter gigi," jawab Chandra
![](https://img.wattpad.com/cover/352854708-288-k872153.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RAHASIA RASA
Novela JuvenilCinta, sebuah kata yang menggambarkan berbagai macam perasaan. ....... Claire dan Chandra adalah teman masa kecil, rumah mereka yang bersebelahan membuat Claire dan Chandra berteman dekat hingga mereka beranjak remaja. Namun suatu hari, salah satu...