Pagi hari telah menyapa kota Seoul, Korea Selatan. Pagi ini terlihat sangat cerah, dan orang orang mulai melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Berbeda dengan keluarga mafia di kediaman Carolline ini, empat gadis cantik yang mematikan.
Mereka tengah duduk di ruang rahasia, tempat mereka mendiskusikan misi kejam mereka. Seperti halnya saat ini, keempatnya sarapan ditemani obrolan tentang pembunuhan.
Mereka berniat untuk menghabisi seseorang beserta kawanannya yang telah berani membohongi daddy mereka. Tentu saja mereka dendam.
Keluarga Carolline memang mafia, keempat kakak beradik itu meneruskan bakat daddy nya yang dulu juga seorang mafia terkejam. Mereka tak kenal kasihan, entah sudah berapa nyawa mereka habisi.
"kita akan menghabisi si Ernest tua bangka itu! berani beraninya dia menipu daddy kita!" geram Lalisa.
"iya, aku juga berpikir malam ini kita akan menghabisi Ernest dulu" ujar Jisoo.
"tapi menurut apa yang sudah aku lacak, Ernest menghilangkan jejaknya-" ucapan Rosie menggantung.
"menghilangkan jejak? maksudnya?" tanya Jennie tidak mengerti.
"maksudku, dia memalsukan data dirinya sendiri, dia mengganti nama, bahkan nama perusahaan nya pun dia ganti. Bukan Ernest Company lagi, tetapi Marcel Company" jelas Rosie.
"untuk apa dia melakukan itu?" Jisoo menyerinyit kan dahi nya.
"ya tentu saja untuk melarikan diri dari para musuhnya, termasuk kita." balas Lisa.
"benar kata Lisa. Dia pasti memiliki banyak musuh, sehingga dia rela memalsukan data dirinya" Jennie melipat tangan di depan dada.
"baiklah, jika sudah seperti ini, kita akan menghabisi nya malam ini juga. Tetapi, kau sudah tau data diri Ernest sekarang bukan, Rosie?" tanya Jisoo.
"semua data tentangnya sudah aku dapatkan. Malam ini, kita langsung saja menjalankan misi" ucap Rosie diangguki ketiga nya.
Mereka menyeringai sinis.
••••√√••••
Di kediaman keluarga Kim, terlihat Jimin yang sedang sibuk dengan komputer dan beberapa buku di meja nya. Ia sedang melacak keberadaan target mereka malam ini.
Sudah satu jam lebih dirinya duduk di sini dan tidak ada satupun hyeong atau adiknya yang mau membantu. Mereka sibuk dengan urusan masing masing.
"Jung, kau itu sedang apa sih? sejak tadi aku lihat kau hanya berputar putar. Lebih baik membantuku sini!" tegus Jimin yang jengah melihat adik bungsu nya berkeliling sejak tadi.
"ckk....aku sedang mencari pistol kesayangan ku hyeong, jadi jangan menggangguku" balas Jungkook masih setia mencari pistol nya.
"lagipula dimana kau meletakkannya, sudahlah. Bantu aku sebentar" pinta Jimin.
"tidak hyeong, kalau pistol ku tidak ketemu, aku tidak bisa ikut di misi nanti malam"
"memangnya di rumah ini hanya ada satu pistol, kau bisa mengambil pistol yang mana saja di rumah ini. Semua fungsi nya sama, untuk melubangi kepala seseorang" ucap Jimin santai, jika orang lain yang mendengar pasti sudah meringis ngilu.
"baiklah" Jungkook akhirnya memilih membantu Jimin di depan komputer. Padahal dirinya sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti itu.
Posisi Jungkook bukan sebagai pelacak, tetapi untuk menjebak target mereka. Jadi wajar saja dia tidak mengerti dengan tugas Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAFIA
AcakTentang empat orang gadis mafia, yang haus akan darah musuh, bertemu dengan tujuh orang pria yang juga mafia. Mereka kenap tanpa sengaja, kemudian menjalankan misi kejam mereka bersama. Namun sialnya perasaan mereka terjebak satu sama lain.