CORP NOT CROP, kesel dikit salah mulu ngetiknya gw.
_______________Jisung menghela nafas berat, ia benar-benar gugup sekarang karena sebentar lagi harus naik ke altar.
"Duh, make up nya nanti luntur kalo lu keringetan mulu ih." Lami mengelap pelipis Jisung yang terus menerus mengeluarkan buliran keringat.
"Gw nervous??! Ya gimana ini cara berhentiinnya." Jisung mendecak kesal, adiknya itu ada-ada saja.
"Tenang aja sih, gw yakin lu juga ngucap janji nya bakal lancar. Tapi ya gimana ya gak ada salahnya juga sih lu nervous orang segini banyak yang datang."
"Itu orang kantor semua rata-ratanya."
Dengan begitu akhirnya Jisung naik ke altar dan tidak lama Chenle juga naik ke altar, mereka melakukan semua syarat pernikahan dengan begitu diakhiri sebuah ciuman. Hanya sekedar menempel tidak lebih dan juga tidak lama.
Jisung menghela nafas lega, akhirnya selesai juga tinggal acara resepsi. Ia mengedarkan pandangannya untuk melihat apakah teman yang ia undang datang dan benar saja mereka datang.
Senyuman terukir di wajah Jisung ketika melihat temannya melambaikan tangannya pada Jisung yang berdiri di panggung.
"Temen kamu?." Chenle memiringkan kepalanya menatap 3 orang pria itu.
"Iya itu Jeno sama Jaemin yang kerja juga di studio photo terus ada Haechan yang kerja di toko roti, seharusnya ada Mark tapi katanya ia ada acara di luar negri.", Jisung tersenyum pada Chenle. Ia juga mengatakan kalau ke empat temannya itu adalah sosoknya yang menemaninya semasa kuliah dahulu.
Chenle mengangguk mengerti, "Terus mereka doang yang kamu undang?."
"Aku gak punya temen banyak sih." Ucap Jisung dengan nada canggungnya, dibanding Chenle yang mengundang banyak klien dan teman-temannya. Jisung hanya mengundang 4 orang saja.
"Berarti tandanya mereka beneran temen, kalo aku cuma sebatas formalitas aja ngundang mereka karena selebihnya juga klien ayah."
Raut wajah sendu Chenle tampakkan membuat Jisung sedikit tertegun sejenak lalu ia merengkuh pinggang Chenle semata-mata untuk menghiburnya.
_______________
Akhir acara Chenle bilang ia akan pergi menemui keluarganya diruangan yang berbeda dengan Jisung, sedangkan Jisung juga berkumpul dengan keluarganya.
"Berarti gimana nginep dulu dirumah kita kan?." Tanya Mawar pada sang anak, dan di iyakan oleh Jisung.
"Iya mah, Abang udah ngomong sama Chenle katanya iya nginep dirumah kita dulu."
"Bagus deh."
Saat mereka berbincang-bincang tiba-tiba di ruangan sebelah terdengar suara benda jatuh dan suara teriakan orang membuat Jisung langsung berlari ke arah ruangan Chenle.
Ayah Jisung bahkan juga ikut menyusul dan terkejut melihat Chenle yang terduduk dilantai dengan wajah memerah.
"Chenle?!." Jisung menghampiri Chenle dan memeluknya dengan erat.
"Ini maksudnya apa-apaan?." Eric menatap tidak suka ke arah Charles (Ayah Chenle).
"Anda tidak usah ikut campur ini urusan saya dengan anak saya."
Chenle tertawa pelan, ia melepaskan pelukan Jisung dan berdiri didepan sang ayah.
"Emangnya ini salah saya kalau kerja sama itu tidak terjadi? Anda kan yang setuju saya menikah dengan orang lain!."
"TAPI KARENA KAMU KITA KEHILANGAN INVESTOR PALING MENJANJIKAN! KATANYA KAMU ADA SOLUSI UNTUK MASALAH INI TAPI APA-APAAN TERNYATA BELUM DIBERESKAN JUGA?." Charles yang ingin memukul Chenle sekali lagi justru ditahan oleh Ayah Jisung.
"Tidak baik bertindak seperti ini di hari anak bahagia jika anda tidak mau terkena karma yang parah, sebagai orang tua seharusnya anda mengerti ucapan saya!." Eric menyuruh Jisung untuk membawa Chenle pulang kerumah mereka.
Dengan begitu urusan mereka selesai disitu.
Jisung menyeka air mata yang mengalir di pipi Chenle lalu mengusap punggung Chenle berkali-kali untuk menyalurkan rasa nyaman.
"Maaf ya, bilangin maaf juga ke ayah sama mamah kamu karena orang tua ku kita jadi bertengkar gini."
"Iya gak papa, ayah sama mamah pasti ngertii. Yang ada kamu tenangin diri dulu ini udah sejam kita dirumah dan kamu masih nangis, makan aja belum."
"Gak mau, aku malu ketemu ayah sama mamah kamu."
"Ya udah tidur aja." Jisung lagi-lagi menghela nafas, entah berapa kali ia menghela nafas untuk hari ini karena banyak kejadian yang tidak terduga.
Sekarang mereka sedang di kamar Jisung dengan posisi Chenle yang berbaring di lengan Jisung dan Jisung yang setia mengusap punggung Chenle.
"Maaf juga aku cengeng, aku nyebelin ya?."
Jisung tidak kuasa menahan tawa nya saat melihat wajah Chenle yang memerah karena menangis, nyebelin dia bilang? Entah lah kata nyebelin tidak cocok, justru kata menggemaskan malah sangat cocok untuk Chenle.
"Kenapa nyebelin?."
"Soalnya aku cengeng, terus dulu aku galak sama kamu, terus aku cengeng dan cengeng."
"Gak kok, gak nyebelin." Jisung tersenyum lebar bahkan jika bibirnya bisa sobek karena senyuman mungkin akan sobek.
Apa-apaan ini? Kenapa orang-orang tidak mengatakan padanya jika menikah dengan Chenle begitu menyenangkan bahkan belum ada 24jam mereka mengucap janji suci tapi rasanya menyenangkan.
"Bohong." Chenle mengerucutkan bibirnya.
"Gak, Chenle." Jisung mengusap lembut kepala Chenle dan memeluknya sambil membisikkan kalau mereka harus tidur.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam.
Entah karena lelah atau cape menangis, Chenle justru orang yang pertama tertidur dibanding Jisung yang masih memandang wajah Chenle dengan jejak air mata yang mengalir.
"Kenapa gemesin banget? Jantung gw kek mau lompat dari dalem keluar." Jari-jari Jisung mengusap pelan kening itu yang terhalang oleh rambut dengan begitu wajah putih Chenle terlihat jelas dimatanya. "Cantik, dari dulu emang kamu selalu cantik Chenle."
_______________
Tenang aja ges pasti ini di lanjut, jadi tungguin aja updatenya. Hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE | Jichen
RomanceHubungan pernikahan antara Direktur utama Zhongs Corp dan sekretarisnya. Awalnya Park Jisung adalah orang yang gagal menikah karena kekasih nya berselingkuh, lalu ia dipecat dan setelah mendapat pekerjaan baru menjadi sekretaris siapa sangka bahwa Z...