28. positif (end).

5.1K 276 5
                                    


Warning typo.
Maafin kalo typo.













//////

Sudah seminggu lebih sejak Chenle kembali menjadi Direktur perusahaan Zhongs Corp ini, tidak ada yang berubah. Ia masih juga sibuk dan rapat sana sini tentu saja dibantu Jisung yang berjanji magang selama 1 bulan sebelum Chenle mendapatkan pengganti baru.

"Nanti saya kirim pak beberapa cv yang terpilih untuk posisi pengganti saya." Ucap Jisung sambil memberikan sebuah tab untuk Chenle lihat, karena mereka sedang berjalan menuju ruangan Chenle jadi bahasa harus tetap formal.

"Saya lebih suka yang perempuan, karena biasanya perempuan lebih cekatan dan asal yang bener aja deh."

"Baik pak."

Akhirnya lift terbuka dan mereka masuk kedalam, ada beberapa orang yang memberi salam pada mereka saat masuk.

Jisung melirik ke arah Chenle yang sepertinya ia berkeringat?. Padahal kan kita jalan juga tidak jauh namun Chenle terlihat pucat serta berkeringat berlebih.

Tangan Jisung sedikit ke belakang tubuh Chenle untuk menahan Chenle, karena masih banyak orang didalam lift jadi Jisung tidak bertanya macam-macam.

Saat pintu lift lantai ruangan Chenle terbuka dengan sedikit tergesa-gesa Chenle masuk ke dalam ruangan untuk pergi ke toilet, hal itu membuat Jisung ikut panik namun langkahnya terhenti didepan pintu toilet karena pintu itu tertutup.

"Cantik, kamu gak papa? Buka dong pintunya." Jisung mengetuk pintu pintu itu cukup gaduh, namun pintu tidak terbuka sama sekali yang ada suara orang muntah terdengar begitu keras.

Tidak lama pintu terbuka memperlihatkan Chenle dengan muka yang lesu serta kemeja nya yang sedikit kusut karena terburu-buru membuka jas, Jisung menatap Chenle dari atas sampai bawah takut-takut ada yang luka atau apa.

"Perut aku gak enak deh, dari pagi kaya mau muntah terus tapi tadi aku paksain sarapan soalnya takut kamu khawatir." Ucap Chenle dengan air mata yang lolos begitu saja dari matanya, suaranya juga terdengar sedikit gemetar membuat Jisung ikut panik.

"Yaudah ayo duduk dulu di sofa, aku ambilin kayu putih ya? Jangan nangis sayang, gak papa udah namanya sakit." Jisung menghapus lelehan air mata di pipi Chenle, ia menggendong Chenle lalu menaruhnya di sofa.

"Aku nyusahin kamu lagi...." Tangisinnya semakin kencang membuat Jisung menghela nafas.

"Gak sayang gak nyusahin, sakit kan wajar. Mungkin masuk angin, udah ya gak papa." Jisung menyeka air mata itu lagi lalu mencium pipi Chenle gemas. "Aku ambil kayu putih dulu ya."

Chenle mengangguk lucu membuat Jisung sedikit tersenyum, akhirnya Jisung keluar untuk mengambil kayu putih dan tidak berselang lama ia kembali membawa kayu putih serta air putih hangat.

"Aku olesin ke perut juga ya, biar anget."

"Tapi nanti aku bau kayu putih." Chenle mengerucutkan bibirnya membuat Jisung terkekeh.

"Ganti kaos dulu nanti abis itu kita pulang ya, kerjaan biar aku yang urus besok." Ucap Jisung, ia membuka kancing kemeja Chenle satu persatu dan mengoleskan minyak itu ke perut Chenle setelahnya kaos putih polos ia pakai kan kepada Chenle.

"Iya, pusing banget kepala aku."

________________

Saat perjalanan pulang ke rumah Chenle menyuruh Jisung berhenti disebuah apotek, saat Jisung menawarkannya untuk dia saja yang turun membeli obat namun Chenle menolak keras.

Karena ada satu hal yang Chenle ingin lakukan.

"Saya minta testpack nya satu ya mba." Ucap Chenle saat di meja kasir, ia melirik ke arah luar melihat Jisung yang berdiri sambil menyender dimobil hitam itu.

MARRIAGE LIFE | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang