6. panggil nama

4.2K 324 9
                                    


Mobil Pajero berwarna hitam itu berhenti dirumah yang terlihat sederhana, Jisung menghela nafas lalu menoleh ke arah pria disebelahnya.

"Pak, bapak serius ini? Astaga jantung saya kaya mau copot pak."

"Saya serius, terus stop manggil saya bapak karena bakal aneh kesannya." Chenle memicingkan mata tidak suka dengan panggilan Jisung.

"Ya gimana, gini-gini bapak kan atasan saya."

"Ya anggap saya temen kamu aja, kalo sekali lagi kamu manggil saya bapak didepan orang tua kamu. Habis kamu sama saya." Chenle berdecak dan segera turun dari mobil milik Jisung itu.

"Ampuni dosa-dosaku." Jisung mengacak-acak rambutnya frustasi namun segera ia benarkan lagi dan keluar mobil dengan wajah seperti biasa.

Didepan pintu mamah mawar (nama ibunya) dan ayah Eric (nama ayahnya) memyambut mereka dengan hangat.

"Yaampun, siapa ini." Mawar tersenyum memeluk Chenle.

"Saya Chenle, tante. Pacarnya Jisung." Chenle tersenyum dengan manis membuat Jisung yang disampingnya tidak percaya dengan sikap Chenle yang sekarang ia lihat. Beda sekali dengan dikantor.

"Eh manis banget, owh jadi ini yang bikin Jisung gagal nikah? Tapi gak papa Mamah tuh ya seneng kalo itu cewe di ganti sama yang cakep bening kaya gini, ayo masuk Chenle."

Eric menyenggol Jisung, "Abang, beneran pacaran sama yang itu? Bang!! Itu mah bening banget."

Jisung tertawa saja, aslinya ia shock berat.

"Anjing lu pake pelet apa ih?." Lami menggelengkan kepalanya pelan melihat sang mamah yang bercengkrama dengan Chenle.

"Sumpah gw gak tau juga."

"HEH KALIAN NGAPAIN DIDEPAN PINTU IH SINI!." Mawar berteriak memanggil untuk segera ke meja makan.

Mereka ber enam akhirnya menyantap makanan yang dibuat Mawar.

"Maaf ya nak Chenle kalau makanannya gak sesuai selera kamu, mamah gak tau orang kaya sukanya apa."

"Mah!." Jisung berdecak pelan.

"Iya gak papa tante, saya makan apa aja bisa sih." Chenle menyantap makanannya dengan tenang.

"Buset elegan banget kak." Bisik Sean pada Lami dan dibalas "namanya juga orang kaya."

"Kok bisa, kamu mau sama Jisung? Ketemu dimana?." Tanya sang Ayah.

"Teman sekelas waktu dulu sekolah kebetulan Jisung kerja ditempat yang sama kaya saya, jadi kenal dari situ." Ucap Chenle.

"Jadi kapan mau ada pertemuan keluarga selanjutnya?." Tanya Eric.

"Minggu depan gimana om? Nanti saya bilang dulu ke keluarga saya."

Disetujui oleh keluarga Jisung, sedangkan itu Jisung sendiri hanya terdiam seribu bahasa alias ia tidak percaya bahwa Chenle benar-benar setuju menikah dengannya.

Setelah makan bersama dan berbincang akhirnya waktu pulang pun tiba, Jisung berpamitan untuk mengantar Chenle kembali.

Dan hening dimobil rasanya membuat Jisung canggung.

"Pak, kalo mau dibatalin segera dibatalkan saja takut keburu orang tua saya berharap."

"Saya tidak ada niat membatalkan, tapi kalo kamu tidak suka ya sudah mau bagaimana lagi saya gak bisa maksa."

"Bukan gitu, maksudnya ini nikah pak. Bapak mau nikah sama saya?."

"Chenle."

Ucapan atasannya yang tiba-tiba itu membuat Jisung heran. "Maksudnya pak?."

"Panggil Chenle aja, lama-lama tuh pusing ya denger kamu manggil bapak terus."

"Iya, Chenle. Ah dan juga saya gak masalah."

Lagipula daripada dia pusing ditanya kapan nikah terus ya mending nikah aja sekalian kan karena udah dikasih kesempatan begini?.

_________________

Tok....tok...

Ketukan dua kali dilayangkan pada kamar Jisung, "Jisung, gw masuk ya..." Perempuan berambut panjang itu masuk ke dalam kamar abang nya itu.

"Ngapain?." Jisung mengangkat sebelah alisnya ketika tiba-tiba Lami memeluknya dengan erat.

"Seneng deh abang mau nikah sama orang yang abang suka dari lama."

"Lu tuh ya, ngomong ke Guanlin kan tentang itu? Lagian itu udah lama banget malah diingetin."

"Halah, bilang aja abang juga masih suka sama dia. Gw tauu soalnya abang masih nyimpen dasi sekolah punya abang ipar kan?." Lami melepaskan pelukannya, "Lagian lu tuh pacaran sama si Yura-Yura itu karena emang pengen lupain Chenle doang kan?."

"Sok tau, udah sana."

Lami hanya tertawa saja dan ia berpamitan untuk keluar.

Sedangkan Jisung ia yang sedang membereskan barang-barangnya pun melirik kotak merah itu dan mengambilnya, senyuman itu terpasang dibibirnya ketika melihat benda yang ia pegang.

Dasi sekolah dengan tulisan nama 'Chenle' dibelakangnya.

____________

____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Oke sampe sini dulu, buat chapter selanjutnya ntar lagi deh wkwkek.

MARRIAGE LIFE | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang