______________Sudah memasuki bulan ke 5 kehamilan, Chenle memutuskan untuk berhenti bekerja dan membiarkan sekretarisnya yang banyak membantunya itu. Sedangkan Jisung masih sibuk tentang pekerjaannya menjadi fotografer.
Chenle mendengus tidak puas memandangi dirinya dikaca yang semakin lama semakin membesar, bahkan kakinya sudah mulai membengkak dan susah untuk jalan.
"Selamat pagi, cantik. Aduh pagi-pagi aku sudah terpukau dengan kecantikanmu." Jisung datang untuk mencium pipi Chenle.
"Aku jelek tau."
"Masa sih? Padahal mata ku berfungsi dengan baik tapi ngeliat kamu kaya liat bidadari mulu."
Chenle berdecak, jujur saja ia sedikit iri dengan Jisung yang semakin hari justru semakin tampan dibanding dengannya.
"Udah ah ayo ke rumah mamah." Ucap Chenle.
"Iya, ayo turun dulu. Perlu aku gendong gak turun tangganya?."
"Jangan berlebihan ya Jisung, aku hamil bukan gak punya kaki." Chenle memukul kesal bahu suaminya itu.
"Ya takutnya kaki kamu sakit atau gimana, aku tuh gak tega."
"Halah, ngomongnya gak tega mulu tapi aku hamil juga gara-gara kamu keluar didalem kan."
"Justru itu aku bertanggung jawab dan siap 24 jam kamu repotin sayang."
Chenle tertawa kecil, Jisung itu memiliki 1001 jawaban untuk menanggapi ucapan kejam Chenle padanya.
Akhirnya mereka turun dari lantai dua, Chenle disuruh duduk dulu di sofa karena Jisung ingin memakaikan sepatu padanya. Chenle hanya memandangi Jisung yang mengikat tali sepatunya dengan serius membuat sesekali Chenle tersenyum kecil.
"Yuk, dah beres nih. Mobil udah aku panasin terus kemarin aku udah beli bolu juga buat mereka." Ucap Jisung saat beres memakaikan Chenle sepatu. "Yang belum beres tuh, aku belum dapet ciuman selamat pagi dari si cantik."
"Kebiasaan, giran ciuman inget mulu." Walaupun ucapannya begitu namun Chenle tetap mencium Jisung tepat di bibir pria itu, hanya ciuman singkat namun berhasil membuat Jisung salah tingkah.
"Makasih ya cantik nya Jisung."
Tentu saja lagi dan lagi hal itu sukses membuat Chenle tersenyum, Jisung memang pantas diberi penghargaan sebagai suami paling gentle.
________________
Setelah kembali dari rumah orang tua Jisung. Mereka akhirnya lebih memilih beristirahat dirumah karena besok hari senin alias Jisung akan kembali ke studio photo nya itu.
"Anak ayah cepetan keluar dong biar gak nyusahin papah mulu." Ucap Jisung dengan nada lucu, ia menguap perut Chenle dengan pelan dan lembut.
"Baru 5 bulan Ji, masih ada 4 bulanan lagi sabar dong." Chenle hanya menggeleng pelan melihat kelakuan Jisung.
Jisung menciumi perut itu dengan banyak kecupan, lalu ia kembali menurunkan kaos yang Chenle kenakan itu.
"Kelaminnya suprise aja lah, pas begitu lahir aja baru pada tau kita. Perempuan atau laki-laki tuh gak masalah sih." Tangan Jisung masih setia mengelus perut Chenle, kali ini dibalik kaos yang Chenle kenakan.
"Iya terserah deh, aku mah ngikut."
"Kalo nendang sakit gak sih?."
"Gak terlalu sih, cuma kadang ya kerasa aja gitu dia nendang." Chenle melirik ke arah tangan Jisung yang masih setia mengelus, memang kadang anaknya ini suka menendang kecil.
"Lucu." Jisung memeluk Chenle dari belakang dengan gemas, posisi mereka adalah Chenle yang tidur membelakangi Jisung sedangkan Jisung sendiri menghadap ke arah Chenle. "Kamu malah jadi kaya buntalan gitu."
"TUH KAN, AKU GENDUT DAN JELEK YA?."
"DIH!! KAMU CANTIK! TITIK GAK PAKE KOMA." Sela Jisung cepat.
"Hufft, aku takut jelek terus kamu gak suka soalnya aku gak secakep dulu."
Jisung tersenyum tipis. "Gak sayang, kamu cantik dan akan selalu cantik. Yang bilang kamu jelek suruh menghadap aku."
"Emang mau diapain?."
"Mau aku jorokin ke got depan rumah kita."
Seketika tawa Chenle pecah, ada-ada saja pikirnya.
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE | Jichen
RomanceHubungan pernikahan antara Direktur utama Zhongs Corp dan sekretarisnya. Awalnya Park Jisung adalah orang yang gagal menikah karena kekasih nya berselingkuh, lalu ia dipecat dan setelah mendapat pekerjaan baru menjadi sekretaris siapa sangka bahwa Z...